Parpol masih berorientasi pada uang
A
A
A
Sindonews.com - Undang-undang mengenai Pemilihan Umum (Pemilu) dinilai masih lemah, karena hingga saat ini dianggap belum menyentuh aspek-aspek penting mengenai aturan partai politik (Parpol) dalam mengikuti pesta demokrasi tersebut.
Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran, Yudi Latief mengemukakan, hingga saat ini uang menjadi salah satu alat pemenangan utama parpol, dan mengenai hal itu belum ada pembatasan dalam UU Pemilu.
"Sejauh ini undang-undang Pemilu kita belum menyentuh aspek-aspek penting. Karena selama ini sumbernya parpol untuk menang masih pada uang," jelas Yudi dalam diskusi Yellow Forum for Young Leader dengan tema Urgensi penguatan demokrasi Indonesia di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (27/1/2013).
Sementara, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Profesor Iberamsjah memprediksi, sepuluh partai politik (Parpol) yang lolos akan sepi peminat pada Pemilu 2014 mendatang. Hal itu disebabkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol yang ada di Senayan sudah terbangun lima tahun terakhir.
"Parpol yang lolos kan itu-itu lagi. Perilakuanya sudah ketahuan selama ini seperti apa. Peluang 10 parpol ini mendulang suara tipis," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Minggu (27/1/2013).
Menurutnya, skeptisme masyarakat itu muncul berkaca pada perilaku anggota DPR yang berada di Senayan. Wakil rakyat yang diharapkan berjuang untuk kepentingan masyarakat banyak terlihat lebih banyak bekerja untuk kepentingan pribadi atau parpol semata.
"Kerjaannya wakil rakyat banyak yang jadi makelar proyek, buang-buang uang rakyat dengan plesiran ke luar negeri, belum lagi yang kena kasus korupsi. Apa yang dipertontokan anggota DPR lewat media semakin mempertebal skeptisme masyarakat terhadap parpol," ujarnya.
Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran, Yudi Latief mengemukakan, hingga saat ini uang menjadi salah satu alat pemenangan utama parpol, dan mengenai hal itu belum ada pembatasan dalam UU Pemilu.
"Sejauh ini undang-undang Pemilu kita belum menyentuh aspek-aspek penting. Karena selama ini sumbernya parpol untuk menang masih pada uang," jelas Yudi dalam diskusi Yellow Forum for Young Leader dengan tema Urgensi penguatan demokrasi Indonesia di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (27/1/2013).
Sementara, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Profesor Iberamsjah memprediksi, sepuluh partai politik (Parpol) yang lolos akan sepi peminat pada Pemilu 2014 mendatang. Hal itu disebabkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol yang ada di Senayan sudah terbangun lima tahun terakhir.
"Parpol yang lolos kan itu-itu lagi. Perilakuanya sudah ketahuan selama ini seperti apa. Peluang 10 parpol ini mendulang suara tipis," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Minggu (27/1/2013).
Menurutnya, skeptisme masyarakat itu muncul berkaca pada perilaku anggota DPR yang berada di Senayan. Wakil rakyat yang diharapkan berjuang untuk kepentingan masyarakat banyak terlihat lebih banyak bekerja untuk kepentingan pribadi atau parpol semata.
"Kerjaannya wakil rakyat banyak yang jadi makelar proyek, buang-buang uang rakyat dengan plesiran ke luar negeri, belum lagi yang kena kasus korupsi. Apa yang dipertontokan anggota DPR lewat media semakin mempertebal skeptisme masyarakat terhadap parpol," ujarnya.
(maf)