Miliki kesamaan, Nasrep ogah gabung Golkar
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 24 partai politik dinyatakan tidak lolos verifikasi faktual yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal itu berdasarkan hasil keputusan dalam rapat pleno rekapitulasi verifikasi dan penetapan partai politik peserta Pemilu 2014 di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (8/1/2013) dini hari.
Dari 24 parpol yang tak lolos, Partai Nasional Republik (Nasrep), partai keluarga Cendana besutan Tommy Suharto merupakan salah satu diantaranya. Diantara 10 partai yang lolos, Nasrep ternyata merasa memiliki kesamaan visi-misi dengan Partai Golkar.
“Yang jelas ya Golkar paling sesuai dengan visi-misinya Pak Harto. Karena Golkar dibangun pada jaman Pak Harto. Visi-misinya punya Pak Harto,” ujar Sekretaris Dewan Pembina DPP Partai Nasrep Buddy Hartono kepada Sindonews, Rabu (9/1/2013).
Ketika disinggung, apakah pihaknya bersedia jika diajak oleh Partai Golkar bergabung? Meski memiliki kesamaan latar belakang, Buddy mengaku, pihaknya enggan bergabung dengan partai beringin.
“Sebab, sekarang Golkar arahnya bukan lagi menuju pada pembangun bangsa dan Negara. Tapi dijadikan sebagai alat untuk kepentingan elit partainya saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, sentuhan Presiden Suharto, pendiri pertama Golkar kini tak lagi terasa dalam perjuangan partai ini. Apa yang sudah ditanamkan Suharto sejak awal ketika membesarkan Golkar, menguap begitu saja tanpa bekas.
“Sifat kekaryaan Golkar kini tak lagi terasa. Para elit di dalamnya terlalu sibuk mengutamakan kepentingan pribadinya masing-masing,” ujarnya.
Dari 24 parpol yang tak lolos, Partai Nasional Republik (Nasrep), partai keluarga Cendana besutan Tommy Suharto merupakan salah satu diantaranya. Diantara 10 partai yang lolos, Nasrep ternyata merasa memiliki kesamaan visi-misi dengan Partai Golkar.
“Yang jelas ya Golkar paling sesuai dengan visi-misinya Pak Harto. Karena Golkar dibangun pada jaman Pak Harto. Visi-misinya punya Pak Harto,” ujar Sekretaris Dewan Pembina DPP Partai Nasrep Buddy Hartono kepada Sindonews, Rabu (9/1/2013).
Ketika disinggung, apakah pihaknya bersedia jika diajak oleh Partai Golkar bergabung? Meski memiliki kesamaan latar belakang, Buddy mengaku, pihaknya enggan bergabung dengan partai beringin.
“Sebab, sekarang Golkar arahnya bukan lagi menuju pada pembangun bangsa dan Negara. Tapi dijadikan sebagai alat untuk kepentingan elit partainya saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, sentuhan Presiden Suharto, pendiri pertama Golkar kini tak lagi terasa dalam perjuangan partai ini. Apa yang sudah ditanamkan Suharto sejak awal ketika membesarkan Golkar, menguap begitu saja tanpa bekas.
“Sifat kekaryaan Golkar kini tak lagi terasa. Para elit di dalamnya terlalu sibuk mengutamakan kepentingan pribadinya masing-masing,” ujarnya.
(kri)