SBY hanya mencemarkan blusukan ala Jokowi
A
A
A
Sindonews.com - Hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan blusukan ke perkampungan, tepatnya di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten.
Pengamat Politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengaku khawatir gaya blusukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bisa tercemar jika SBY melakukan hal serupa dengan intensitas yang cukup sering.
"Saya khawatir, bila pola ini akan berterusan dikerjakan SBY, maka pola-pola blusukan ala Jokowi yang tulus, bisa-bisa akan tercemar. Akan mudah dicurigai sebagai cara untuk menaikan citra. Pola blusukan alami ala Jokowi akan tercemar dengan turba ala SBY," kata Ray melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Jumat (4/1/2013).
Menurut Ray, gaya blusukan atau turba (turun ke bawah) Presiden SBY tidaklah alami dilakukan.
"Presiden kita ini kan mabuk citra. Apapun dilakukannya asal menaikan citranya. Tak penting apakah tindakannya itu pura-pura, manipulatif, ecek-ecek atau seperti sekarang meniru gaya alami pemimpin lain," tuturnya.
Dirinya menambahkan, Presiden SBY akan melakukan gaya blusukan atau turba ini, tentu untuk tujuan yang berbeda dengan gaya dari tokoh yang ditirunya atau Jokowi.
"Bila Jokowi melakukan itu karena gaya kepemimpinan yang alami, bukan pencitraan, dengan sepenuh hati. Maka, SBY melakukannya untuk sekedar menaikan citra, jauh dari kesan alami dan apalagi dilakukan dengan sepenuh hati," imbuhnya.
Seperti diketahui, hari ini Presiden SBY melakukan kunjungan kerja ke perkampungan nelayan Tanjung Pasir, Teluk Naga, Banten.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun dicap meniru gaya blusukan atau inspeksi mendadak Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan turun langsung menemui masyarakat tanpa protokoler resmi. Bahkan disana, SBY memberi bantuan sebesar Rp100 juta untuk para pedagang ikan.
Akan tetapi, pihak Istana Kepresidenan melalui Staf Khusus Presiden Daniel Sparringa menyebut, gaya kunjungan kerja ala SBY adalah turba atau singkatan dari turun ke bawah, melihat dari dekat aktivitas maupun kondisi masyarakat di daerah.
Menurut Daniel Presiden SBY akan memakai waktu terbaiknya dalam dua tahun ke depan untuk turun ke bawah.
Pengamat Politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengaku khawatir gaya blusukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bisa tercemar jika SBY melakukan hal serupa dengan intensitas yang cukup sering.
"Saya khawatir, bila pola ini akan berterusan dikerjakan SBY, maka pola-pola blusukan ala Jokowi yang tulus, bisa-bisa akan tercemar. Akan mudah dicurigai sebagai cara untuk menaikan citra. Pola blusukan alami ala Jokowi akan tercemar dengan turba ala SBY," kata Ray melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Jumat (4/1/2013).
Menurut Ray, gaya blusukan atau turba (turun ke bawah) Presiden SBY tidaklah alami dilakukan.
"Presiden kita ini kan mabuk citra. Apapun dilakukannya asal menaikan citranya. Tak penting apakah tindakannya itu pura-pura, manipulatif, ecek-ecek atau seperti sekarang meniru gaya alami pemimpin lain," tuturnya.
Dirinya menambahkan, Presiden SBY akan melakukan gaya blusukan atau turba ini, tentu untuk tujuan yang berbeda dengan gaya dari tokoh yang ditirunya atau Jokowi.
"Bila Jokowi melakukan itu karena gaya kepemimpinan yang alami, bukan pencitraan, dengan sepenuh hati. Maka, SBY melakukannya untuk sekedar menaikan citra, jauh dari kesan alami dan apalagi dilakukan dengan sepenuh hati," imbuhnya.
Seperti diketahui, hari ini Presiden SBY melakukan kunjungan kerja ke perkampungan nelayan Tanjung Pasir, Teluk Naga, Banten.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun dicap meniru gaya blusukan atau inspeksi mendadak Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan turun langsung menemui masyarakat tanpa protokoler resmi. Bahkan disana, SBY memberi bantuan sebesar Rp100 juta untuk para pedagang ikan.
Akan tetapi, pihak Istana Kepresidenan melalui Staf Khusus Presiden Daniel Sparringa menyebut, gaya kunjungan kerja ala SBY adalah turba atau singkatan dari turun ke bawah, melihat dari dekat aktivitas maupun kondisi masyarakat di daerah.
Menurut Daniel Presiden SBY akan memakai waktu terbaiknya dalam dua tahun ke depan untuk turun ke bawah.
(maf)