Pencapresan Ical bisa dievaluasi
A
A
A
Sindonews.com - Tidak ada harga mati di dalam dunia politik. Berbagai keputusan dan kebijakan masih dapat berubah-ubah termasuk keputusan pencapresan Aburizal Bakrie (Ical) oleh Partai Golkar.
"Nama-nama di politik itu dinamis dan kadang-kadang sering kali tidak ada harga mati, selalu penuh dengan kalkulasi dengan pertimbangan itu," jelas pengamat politik, Bahtiar Effendi Bahtiar saat dihubungi Sindonews, Jumat (4/1/2013).
Dia mencontohkan adanya surat Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tandjung yang meminta evaluasi pencapresan Ical di tahun 2013. Hal itu merupakan contoh keputusan politik masih bisa berubah.
"Terlihat apa yang dilakukan Akbar Tandjung, sebagai Dewan Pertimbangan, dan Pak Ical sudah diusulkan Golkar, dengan itu masih akan ada waktu setahun setengah, saya kira nanti akan berdasarkan itung-itungan Golkar sendiri, apakah Pak Ical akan membaik (elektabilitas)," katanya.
Faktor lain yang menurut dia bisa saja menjadi pertimbangan evaluasi Ical ialah jumlah suara Partai Golkar pada pemilihan legislatif (Pileg) 2014.
"Kita belum tahu jumlah suara Golkar di Pemilu legislatif 2014. Apakah di 2013 ini mereka bisa mempertahankan atau naik," terangnya.
Dia pun menyarankan agar Golkar dapat menyelesaikan permasalahan internal secepatnya, termasuk rekomendasi Wantim mengenai evaluasi pencapresan Ical.
"Kalau saya cenderung melihat sebetulnya mengenai perbedaan di tubuh partai, saya harapa ini bisa diredam saja," tukasnya.
Tak hanya itu, agar tidak dimanfaatkan oleh lawan politiknya, partai berlambang pohon beringin ini diharapkan bisa menjaga baik segala permasalahan internal agar tidak menjadi perdebatan publik.
"Cuma disayangkan, pertimbangan Golkar keluar sehingga menjadi perdebatan umum, seharusnya di dalam (selesaikan), sehingga di luar menjadi sesuatu yang solid dan tidak menjadi permasalahan," pungkasnya.
"Nama-nama di politik itu dinamis dan kadang-kadang sering kali tidak ada harga mati, selalu penuh dengan kalkulasi dengan pertimbangan itu," jelas pengamat politik, Bahtiar Effendi Bahtiar saat dihubungi Sindonews, Jumat (4/1/2013).
Dia mencontohkan adanya surat Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tandjung yang meminta evaluasi pencapresan Ical di tahun 2013. Hal itu merupakan contoh keputusan politik masih bisa berubah.
"Terlihat apa yang dilakukan Akbar Tandjung, sebagai Dewan Pertimbangan, dan Pak Ical sudah diusulkan Golkar, dengan itu masih akan ada waktu setahun setengah, saya kira nanti akan berdasarkan itung-itungan Golkar sendiri, apakah Pak Ical akan membaik (elektabilitas)," katanya.
Faktor lain yang menurut dia bisa saja menjadi pertimbangan evaluasi Ical ialah jumlah suara Partai Golkar pada pemilihan legislatif (Pileg) 2014.
"Kita belum tahu jumlah suara Golkar di Pemilu legislatif 2014. Apakah di 2013 ini mereka bisa mempertahankan atau naik," terangnya.
Dia pun menyarankan agar Golkar dapat menyelesaikan permasalahan internal secepatnya, termasuk rekomendasi Wantim mengenai evaluasi pencapresan Ical.
"Kalau saya cenderung melihat sebetulnya mengenai perbedaan di tubuh partai, saya harapa ini bisa diredam saja," tukasnya.
Tak hanya itu, agar tidak dimanfaatkan oleh lawan politiknya, partai berlambang pohon beringin ini diharapkan bisa menjaga baik segala permasalahan internal agar tidak menjadi perdebatan publik.
"Cuma disayangkan, pertimbangan Golkar keluar sehingga menjadi perdebatan umum, seharusnya di dalam (selesaikan), sehingga di luar menjadi sesuatu yang solid dan tidak menjadi permasalahan," pungkasnya.
(lns)