Dihajar Densus, mertua Bayu trauma

Sabtu, 01 September 2012 - 22:24 WIB
Dihajar Densus, mertua Bayu trauma
Dihajar Densus, mertua Bayu trauma
A A A
Sindonews.com - Penyergapan Densus 88 Antiteror terhadap terduga teroris Bayu Setiono (22) di RT 4 RW IV Dusun Tempel Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah menyisakan trauma bagi Wiji mertua Bayu.

Mengira kedatangan Densus itu rampok, Wiji menepis todongan senjata petugas. Namun aksi Wiji dianggap sebuah perlawanan membuatnya langsung 'dilumpuhkan' dengan hajaran oleh salah seorang petugas Densus.

Paman mertua Bayu, yakni Subagyo (48), menceritakan kala itu anggota keluarga yang tinggal di rumah sederhananya tengah terlelap. Bayu dan istrinya, Retno Setiorini (29) berada di kamar depan. Sedangkan Wiji Siswo Suwito, ayah mertua Bayu tidur bersama cucunya di kamar belakang.

Tiba-tiba, gerombolan pria berpenutup muka dan berpakaian serba gelap memaksa masuk dari pintu belakang. Mereka langsung beraksi saat mendapati Wiji di depan mata. Pasukan itu menodongkan senjata api ke tubuh mertua Bayu.

“Karena terkejut dan mengira kawanan perampok, kakak saya (Wiji) yang tengah ngeloni cucunya langsung menepis senapan yang ditodongkan. Mungkin karena dikira melawan, kakak saya dihajar,” kata Subagiyo, Sabtu (1/9/2012).

Seakan tak puas menghajarnya di bagian wajah, pasukan itu mengikat kedua tangan Wiji dengan lilitan lakban. Namun entah mengapa mereka menghentikan perbuatannya terhadap Wiji, serta beralih ke kamar depan, tempat Bayu dan istrinya berada. Di kamar itu, Densus membuka paksa dengan memukulkan palu besar hingga rusak.

“Saya tidak berani keluar karena takut. Banyak sekali orangnya dan kasar. Hanya mengintip di balik jendela kamar,” kata Subagiyo yang saat kejadian berada di kamar sebelah Bayu.

Pasukan berjumlah puluhan orang itu selain mengobok-obok seisi rumah juga berjaga di luar. Ia memperkirakan penggerebekan tersebut berlangsung 10 menit.

Sementara, Wiji Sabtu (1/9/2012) sore terbaring lemas di tempat tidur. Sebagian wajah pria korban penganiayaan itu tertutup perban. Ia mendapatkan jahitan di sekitar wajah.

Menurut keterangan keluarga, Bayu sehari-hari menjual produk minuman tradisional ke warung angkringan. Kegiatan itu dilakukannya setelah ia berhenti bekerja di sebuah perusahaan minuman belum lama ini.

Polisi menyatakan Bayu sebagai tersangka pelaku teror pospam di Solo, dan merupakan satu-satunya tersangka yang diringkus hidup-hidup pada penyergapan Jumat 31 Agustus 2012.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5682 seconds (0.1#10.140)