Krisis air bersih ancam penduduk dunia

Jum'at, 31 Agustus 2012 - 13:17 WIB
Krisis air bersih ancam penduduk dunia
Krisis air bersih ancam penduduk dunia
A A A
Sindonews.com - Kemarau yang berbuntut pada krisis air terjadi sejumlah wilayah di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, krisis air juga melanda dunia. Abad 21 air akan menjadi masalah besar dunia karena krisis air akan semakin meningkat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Puwo Nugroho mengatakan, secara global satu dari empat orang di dunia kekurangan air minum, dan satu dari tiga orang tidak dapat sanitasi layak. Diperkirakan dua per tiga penduduk dunia akan kekurangan air pada tahun 2050.

"Di Indonesia krisis air mengalami hal yang sama. Saat musim kemarau, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sudah mengalami defisit air sejak 1995," ujar Sutopo menjelaskan dalam siaran persnya, Jumat (31/8/2012).

Defisit air terjadi selama tujuh bulan pada musim kemarau. Surplus air berlangsung lima bulan saat penghujan.

Diproyeksikan 2020 potensi air yang ada hanya 35 persen yang layak dikelola yaitu 400 meter kubik per kapita setiap tahun. Angka ini jauh dari standar minimum dunia 1.100 meter kubik per kapita setiap tahun.

Sejak 2003 terdapat 77 persen kabupaten/kota di Jawa yang memiliki defisit air selama 1-8 bulan dalam setahun. Bahkan sebanyak 36 kabupaten/kota defisit air 5-8 bulan dalam setahun.

"Jadi bukan hal yang aneh jika saat ini terjadi dampak kekeringan, khususnya di Jawa. Distribusi air, hujan buatan, pemboran sumur adalah solusi singkat yang belum mengatasi masalah tuntas," paparnya.

Menurut Sutopo diperlukan upaya penyediaan air secara besar-besaran. Pembangunan waduk, bendung, dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat mengatasi masalah yang ada.

Namun ini perlu dukungan politik, dana dan partisipasi masyarakat yang besar. Pembangunan waduk besar saat ini sulit dilakukan di Jawa.

Terlebih lagi, lanjut Sutopo dengan adanya penurunan hujan di masa mendatang, meningkatnya pencemaran air, kerusakan lingkungan, dan bertambahnya penduduk akan makin berat penyediaan air di Jawa.

Partisipasi masyarakat perlu didorong melalui ekonomi kerakyatan yang langsung memberikan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

"Pembangunan waduk kecil di sungai-sungai perlu dibangun di banyak tempat. Upaya ini bisa mengatasi kekeringan yang rutin tiap tahun. Jika tidak maka kekeringan akan berkelanjutan," ucapnya.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7848 seconds (0.1#10.140)