Menggali potensi seni dan budaya
A
A
A
Terdapat sejumlah daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk dijadikan tujuan wisata budaya. Jika peluang tersebut bisa diangkat, hal itu akan berkontribusi bagi peningkatan ekonomi suatu daerah.
Selama ini, daerah yang dikenal publik karena wisata dan budayanya hanya Yogyakarta dan Bali. Padahal, jika dicermati secara mendalam akan ditemukan puluhan wilayah yang memiliki keunikan budaya masing-masing.
Kemungkinan itu bisa terlihat faktual, karena selama ini kepedulian pemerintah terhadap optimalisasi kawasan wisata budaya masih terbatas di kota-kota tertentu.Papua misalnya, daerah ini berpeluang besar menjadi kawasan budaya yang bernilai ekonomi karena memiliki ragam budaya yang bisa dipromosikan.
Papua memiliki bermacam budaya karena variasi topografinya, sehingga akhirnya melahirkan ratusan etnik dan suku. Masing-masing suku dan etnik ini dinilai memiliki warisan budaya lokal yang menjanjikan, seperti keberadaan para perajin patung, handicraft, gelang, atau topi dengan hiasan bulu-bulu burung cendrawasih.
Budaya ini masih yang berwujud benda belum yang tak berbenda seperti tarian Selamat Datang, Waita, Pesek, Yospan, dan Musyoh. Jika optimalisasi pengembangan budaya diperhatikan secara serius, akomodasi terhadap beragam kebudayaan ini bisa dipromosikan sebagai wisata budaya dan nilai ekonominya bisa berkontribusi bagi pembangunan rakyat Papua.
Tetapi, perhatian serius belum lama ini ditunjukkan Pemerintah Daerah Papua dan Jayapura yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyuarakan keindahan alam dan budaya Papua melalui Festival Danau Sentani (FDS).
“FDS merupakan festival budaya berbasis masyarakat dalam rangka meningkatkan citra daerah tujuan pariwisata Jayapura dan Papua, sehingga turut serta mengembangkan ekonomi kreatif,” ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wardiyatmo pada pembukaan FDS di Papua, 9 Juni 2012 .
Selain itu,kekayaan alam dan budaya Papua ini prospek ke depannya akan menjadi ikon tersendiri bagi daerah ini sebagai kota wisata budaya. Karena itu, promosi budaya dan keindahan alam Papua melalui FDS ini diharapkan akan memberikan dampak positif pada perdagangan, investasi, ekonomi kreatif, dan kesejahteraan masyarakat.
Kepedulian terhadap seni dan budaya Papua juga ditunjukkan Yesaya Mayor, Kepala Adat Desa Sawingrai, Raja Ampat, Papua Barat. Mayor, begitu Yesaya Mayor biasa disapa, merupakan seniman yang senantiasa menggerakkan program kepedulian budaya setempat.
“Saya mempertahankan budaya untuk memperkaya negeri ini. Saya punya cinta pada negeri, makanya saya bisa punya budaya. Kita harus ada keinginan untuk menjaga agar budaya ini tidak punah dan hilang begitu saja. Kalau hilang, apa yang bisa kita ceritakan pada anak-cucu kita?” tuturnya.
Mayor memiliki sanggar kecil untuk mengajak para pemuda Desa Sawingrai dan sekitarnya menjaga budaya lewat kegiatan seni, seperti musik, pahat, kerajinan tangan. Pengamat seni tari nasional Sal Murgiyanto mengatakan, seni dan budaya yang ada di Indonesia sangat bisa diandalkan dalam pengembangan ekonomi. Pasalnya, potensi seni dan budaya di Indonesia sangat besar.
“Apalagi, Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki berbagai macam kesenian,” katanya kepada harian Seputar Indonesia.
Menurut Sal, strategi yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan seni budaya sehingga memiliki andil dalam meningkat perekonomian negara ialah dengan cara gencar mempromosikan beragam jenis kesenian yang dimiliki negara ini. Misalnya saja dengan selalu aktif mengikuti berbagai konferensi kesenian dunia.
“Karena dengan turut aktif dalam berbagai acara seperti ini,secara tidak langsung industri seni dan budaya yang kita miliki bisa dikenal negara lain,” ujarnya.
Dia menambahkan, cara lain yang bisa dilakukan ialah menjalin kerja sama dengan negara lain. “Dalam hal ini, pemerintah Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan pemerintah negara lain untuk bisa menampilkan pagelaran seni Indonesia di negara mereka, contohnya pada setiap festival seni tahunan yang diadakan,” paparnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, langkah yang juga bisa dilakukan untuk menjadikan seni dan budaya sehingga memiliki nilai lebih ialah dengan turut andil dalam melestarikan kesenian tersebut. Salah satunya, rutin mengadakan berbagai acara kesenian daerah yang sudah ada dari dulu.
Menurut Sal, sebenarnya perkembangan seni budaya di Tanah Air mulai dari seni budaya di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini makin berkembang dengan baik. Namun, sangat disayangkan hingga kini belum banyak dukungan yang diberikan dari berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan potensi tersebut.
“Sehingga dengan adanya hal ini rasanya wajar bila besarnya manfaat dari seni budaya yang kita miliki belum dapat dirasakan secara nyata oleh bangsa ini,” ungkapnya
Selama ini, daerah yang dikenal publik karena wisata dan budayanya hanya Yogyakarta dan Bali. Padahal, jika dicermati secara mendalam akan ditemukan puluhan wilayah yang memiliki keunikan budaya masing-masing.
Kemungkinan itu bisa terlihat faktual, karena selama ini kepedulian pemerintah terhadap optimalisasi kawasan wisata budaya masih terbatas di kota-kota tertentu.Papua misalnya, daerah ini berpeluang besar menjadi kawasan budaya yang bernilai ekonomi karena memiliki ragam budaya yang bisa dipromosikan.
Papua memiliki bermacam budaya karena variasi topografinya, sehingga akhirnya melahirkan ratusan etnik dan suku. Masing-masing suku dan etnik ini dinilai memiliki warisan budaya lokal yang menjanjikan, seperti keberadaan para perajin patung, handicraft, gelang, atau topi dengan hiasan bulu-bulu burung cendrawasih.
Budaya ini masih yang berwujud benda belum yang tak berbenda seperti tarian Selamat Datang, Waita, Pesek, Yospan, dan Musyoh. Jika optimalisasi pengembangan budaya diperhatikan secara serius, akomodasi terhadap beragam kebudayaan ini bisa dipromosikan sebagai wisata budaya dan nilai ekonominya bisa berkontribusi bagi pembangunan rakyat Papua.
Tetapi, perhatian serius belum lama ini ditunjukkan Pemerintah Daerah Papua dan Jayapura yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyuarakan keindahan alam dan budaya Papua melalui Festival Danau Sentani (FDS).
“FDS merupakan festival budaya berbasis masyarakat dalam rangka meningkatkan citra daerah tujuan pariwisata Jayapura dan Papua, sehingga turut serta mengembangkan ekonomi kreatif,” ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wardiyatmo pada pembukaan FDS di Papua, 9 Juni 2012 .
Selain itu,kekayaan alam dan budaya Papua ini prospek ke depannya akan menjadi ikon tersendiri bagi daerah ini sebagai kota wisata budaya. Karena itu, promosi budaya dan keindahan alam Papua melalui FDS ini diharapkan akan memberikan dampak positif pada perdagangan, investasi, ekonomi kreatif, dan kesejahteraan masyarakat.
Kepedulian terhadap seni dan budaya Papua juga ditunjukkan Yesaya Mayor, Kepala Adat Desa Sawingrai, Raja Ampat, Papua Barat. Mayor, begitu Yesaya Mayor biasa disapa, merupakan seniman yang senantiasa menggerakkan program kepedulian budaya setempat.
“Saya mempertahankan budaya untuk memperkaya negeri ini. Saya punya cinta pada negeri, makanya saya bisa punya budaya. Kita harus ada keinginan untuk menjaga agar budaya ini tidak punah dan hilang begitu saja. Kalau hilang, apa yang bisa kita ceritakan pada anak-cucu kita?” tuturnya.
Mayor memiliki sanggar kecil untuk mengajak para pemuda Desa Sawingrai dan sekitarnya menjaga budaya lewat kegiatan seni, seperti musik, pahat, kerajinan tangan. Pengamat seni tari nasional Sal Murgiyanto mengatakan, seni dan budaya yang ada di Indonesia sangat bisa diandalkan dalam pengembangan ekonomi. Pasalnya, potensi seni dan budaya di Indonesia sangat besar.
“Apalagi, Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki berbagai macam kesenian,” katanya kepada harian Seputar Indonesia.
Menurut Sal, strategi yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan seni budaya sehingga memiliki andil dalam meningkat perekonomian negara ialah dengan cara gencar mempromosikan beragam jenis kesenian yang dimiliki negara ini. Misalnya saja dengan selalu aktif mengikuti berbagai konferensi kesenian dunia.
“Karena dengan turut aktif dalam berbagai acara seperti ini,secara tidak langsung industri seni dan budaya yang kita miliki bisa dikenal negara lain,” ujarnya.
Dia menambahkan, cara lain yang bisa dilakukan ialah menjalin kerja sama dengan negara lain. “Dalam hal ini, pemerintah Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan pemerintah negara lain untuk bisa menampilkan pagelaran seni Indonesia di negara mereka, contohnya pada setiap festival seni tahunan yang diadakan,” paparnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, langkah yang juga bisa dilakukan untuk menjadikan seni dan budaya sehingga memiliki nilai lebih ialah dengan turut andil dalam melestarikan kesenian tersebut. Salah satunya, rutin mengadakan berbagai acara kesenian daerah yang sudah ada dari dulu.
Menurut Sal, sebenarnya perkembangan seni budaya di Tanah Air mulai dari seni budaya di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini makin berkembang dengan baik. Namun, sangat disayangkan hingga kini belum banyak dukungan yang diberikan dari berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan potensi tersebut.
“Sehingga dengan adanya hal ini rasanya wajar bila besarnya manfaat dari seni budaya yang kita miliki belum dapat dirasakan secara nyata oleh bangsa ini,” ungkapnya
(kur)