Tergiur promosi dan kemudahan
A
A
A
Sejumlah upaya dilakukan untuk membujuk masyarakat beralih menggunakan uang elektronik (e-money), seperti memberikan fasilitas khusus hingga promosi diskon. Seperti e-toll, alat bayar berupa kartu plastik yang memberi kemudahan transaksi pengguna tol.
Kartu ini bukan hanya bisa dipergunakan pada transaksi pembayaran tol, penggunanya juga disediakan gerbang khusus yang tidak bisa dilalui pengendara yang melakukan transaksi tunai.
Saat ini e-toll masih dikeluarkan Bank Mandiri yang bekerja sama dengan sejumlah operator jalan tol seperti Jasa Marga, Cipta Marga Nusaphala Persada, Marga Mandala Sakti, dan Jalan tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ). Gerbang khusus diyakini akan membuat pemegang e-toll bisa lebih lancar dibandingkan pengendara lain.
Bukan hanya itu, untuk mempercepat transaksi, pada April lalu Bank Mandiri meluncurkan layanan e-Toll Pass. Dengan layanan tersebut, pengguna jalan tol dapat membayar tol tanpa perlu berhenti dan membuka kaca mobil. Semua kemudahan tersebut diharapkan bisa mengalihkan penggunaan uang tunai saat pembayaran tol.
Sehingga, transaksi bisa semakin cepat dan peredaran uang kertas pun tidak bisa ditekan. ”Kami berharap, langkah ini dapat mendukung kelancaran transaksi pembayaran jalan tol sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi tingkat kemacetan dan potensi kerugian yang terjadi akibat pembayaran tol secara manual,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi dalam keterangan persnya saat peluncuran kartu tersebut 29 April lalu.
Dengan layanan ini, pengguna tol tidak perlu berhenti ketika melintas di gerbang tol bertanda e-Toll Pass. Mereka bisa tetap melaju dengan kecepatan 10 km/jam saat membayar tol. Ada perangkat on board unit (OBU) yang dipasang pada kaca depan secara khusus akan memberikan sinyal yang membuat pintu tol terbuka dan transaksi selesai.
Salah seorang pengguna e-toll, Fairus Ali Rahbini, mengakui bahwa kartu tersebut membantu mengefisiensikan waktu saat melakukan pembayaran tol. Karyawati swasta yang berdomisili di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur, ini mengaku bahwa dalam satu bulan biasanya dia melakukan pengisian kartu e-toll di gerai minimarket yang ada di sekitar rumahnya. Setiap bulan dia menghabiskan sekitar Rp50.000 hingga Rp100.00.
”Karena, selain dilengkapi dengan gerbang khusus,saya tidak perlu susah lagi untuk menyiapkan atau mencari duit receh untuk membayar tol,” jelas wanita yang sudah satu tahun terakhir menggunakan kartu yang dikeluarkan Bank Mandiri ini.
Contoh lain uang plastik yang menawarkan sejumlah kemudahan adalah kartu Flazz yang dikeluarkan BCA. Kartu Flazz dapat digunakan di sejumlah tempat parkir yang menyediakan layanan khusus. Salah satu pengguna kartu Flazz, Hendri Supriadi,menyebutkan bahwa Flazz yang dimilikinya membantu berbagai aktivitas seharihari.
Menurutnya karyawan salah satu BUMN ini, selain lebih fleksibel dan aman,kartu tersebut bisa digunakan di mana saja dan kapan saja. Mulai berbelanja kebutuhan sehari-hari, pakaian, makanan,hingga untuk membayar parkir.
”Sehingga, saya tidak perlu repot untuk membawa uang tunai ke mana-mana.Tidak hanya itu,saya juga tertarik untuk memiliki kartu karena terkadang ada berbagai tawaran diskon menarik yang ditawarkan pada pengguna” ungkap Hendri yang juga memegang kartu e-toll.
Sementara, Solihin Arif, petugas kasir parkir di Senayan City (SenCi) mengatakan, dalam sehari frekuensi pengunjung Mal SenCi yang menggunakan pembayaran parkir dengan kartu Flazz jumlahnya masih lebih sedikit daripada yang melakukan pembayaran dengan uang tunai.
”Dalam sehari persentase pengguna kartu Flazz tidak lebih dari 25%. Lebih dari 75% pengunjung masih memilih membayar dengan menggunakan uang tunai,” paparnya.
Sejumlah promosi yang diberikan oleh kedua produk dari dua bank berbeda tersebut diharapkan bisa membuat masyarakat beralih ke uang plastik. Sementara,pemegang kartu transaksi juga berharap agar layanan bisa diperluas sehingga kartu yang mereka miliki bisa lebih efektif dan dapat digunakan di banyak tempat.
Kartu ini bukan hanya bisa dipergunakan pada transaksi pembayaran tol, penggunanya juga disediakan gerbang khusus yang tidak bisa dilalui pengendara yang melakukan transaksi tunai.
Saat ini e-toll masih dikeluarkan Bank Mandiri yang bekerja sama dengan sejumlah operator jalan tol seperti Jasa Marga, Cipta Marga Nusaphala Persada, Marga Mandala Sakti, dan Jalan tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ). Gerbang khusus diyakini akan membuat pemegang e-toll bisa lebih lancar dibandingkan pengendara lain.
Bukan hanya itu, untuk mempercepat transaksi, pada April lalu Bank Mandiri meluncurkan layanan e-Toll Pass. Dengan layanan tersebut, pengguna jalan tol dapat membayar tol tanpa perlu berhenti dan membuka kaca mobil. Semua kemudahan tersebut diharapkan bisa mengalihkan penggunaan uang tunai saat pembayaran tol.
Sehingga, transaksi bisa semakin cepat dan peredaran uang kertas pun tidak bisa ditekan. ”Kami berharap, langkah ini dapat mendukung kelancaran transaksi pembayaran jalan tol sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi tingkat kemacetan dan potensi kerugian yang terjadi akibat pembayaran tol secara manual,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi dalam keterangan persnya saat peluncuran kartu tersebut 29 April lalu.
Dengan layanan ini, pengguna tol tidak perlu berhenti ketika melintas di gerbang tol bertanda e-Toll Pass. Mereka bisa tetap melaju dengan kecepatan 10 km/jam saat membayar tol. Ada perangkat on board unit (OBU) yang dipasang pada kaca depan secara khusus akan memberikan sinyal yang membuat pintu tol terbuka dan transaksi selesai.
Salah seorang pengguna e-toll, Fairus Ali Rahbini, mengakui bahwa kartu tersebut membantu mengefisiensikan waktu saat melakukan pembayaran tol. Karyawati swasta yang berdomisili di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur, ini mengaku bahwa dalam satu bulan biasanya dia melakukan pengisian kartu e-toll di gerai minimarket yang ada di sekitar rumahnya. Setiap bulan dia menghabiskan sekitar Rp50.000 hingga Rp100.00.
”Karena, selain dilengkapi dengan gerbang khusus,saya tidak perlu susah lagi untuk menyiapkan atau mencari duit receh untuk membayar tol,” jelas wanita yang sudah satu tahun terakhir menggunakan kartu yang dikeluarkan Bank Mandiri ini.
Contoh lain uang plastik yang menawarkan sejumlah kemudahan adalah kartu Flazz yang dikeluarkan BCA. Kartu Flazz dapat digunakan di sejumlah tempat parkir yang menyediakan layanan khusus. Salah satu pengguna kartu Flazz, Hendri Supriadi,menyebutkan bahwa Flazz yang dimilikinya membantu berbagai aktivitas seharihari.
Menurutnya karyawan salah satu BUMN ini, selain lebih fleksibel dan aman,kartu tersebut bisa digunakan di mana saja dan kapan saja. Mulai berbelanja kebutuhan sehari-hari, pakaian, makanan,hingga untuk membayar parkir.
”Sehingga, saya tidak perlu repot untuk membawa uang tunai ke mana-mana.Tidak hanya itu,saya juga tertarik untuk memiliki kartu karena terkadang ada berbagai tawaran diskon menarik yang ditawarkan pada pengguna” ungkap Hendri yang juga memegang kartu e-toll.
Sementara, Solihin Arif, petugas kasir parkir di Senayan City (SenCi) mengatakan, dalam sehari frekuensi pengunjung Mal SenCi yang menggunakan pembayaran parkir dengan kartu Flazz jumlahnya masih lebih sedikit daripada yang melakukan pembayaran dengan uang tunai.
”Dalam sehari persentase pengguna kartu Flazz tidak lebih dari 25%. Lebih dari 75% pengunjung masih memilih membayar dengan menggunakan uang tunai,” paparnya.
Sejumlah promosi yang diberikan oleh kedua produk dari dua bank berbeda tersebut diharapkan bisa membuat masyarakat beralih ke uang plastik. Sementara,pemegang kartu transaksi juga berharap agar layanan bisa diperluas sehingga kartu yang mereka miliki bisa lebih efektif dan dapat digunakan di banyak tempat.
(kur)