Agar jadi gerbang ekonomi

Rabu, 04 Juli 2012 - 08:51 WIB
Agar jadi gerbang ekonomi
Agar jadi gerbang ekonomi
A A A
Bandar udara (bandara) saat ini memiliki peran yang jauh lebih penting dari sekadar tempat beroperasinya maskapai penerbangan. Peran bandara telah bergeser menjadi pintu gerbang perekonomian, penunjang kegiatan pariwisata, perdagangan, serta simpul dalam jaringan transportasi.

Sejumlah bandara kelas dunia berhasil menjalankan peran sebagai gerbang perekonomian dengan menerapkan konsep Airport City, di mana bandara menjadi pusat kegiatan ekonomi terpadu dengan kawasan pendukung di sekitarnya.

Hal itu terungkap dalamseminarbertajuk Global Airports Indonesia 2012 yang digagas PT Angkasa Pura I dan II (Persero),bekerja sama dengan US Commercial Service yang digelar di Hotel Ritz Charlton, SCBD, Jakarta (26-27 Juni 2012).

Dalam seminar tersebut dibahas tentang pengembangan industri kebandaraudaraan di pasar global termasuk implementasi Airport City. Menurut Ketua Forum Transportasi Udara, Masyarakat Transportasi Indonesia, Suharto Abdul Majid, beralihnya fungsi bandara yang terjadi seperti saat ini sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar. Apalagi, sekarang mobilitas masyarakat dunia semakin tinggi dan dinamis.

Di mana, ada sebagian orang yang dituntut dapat menyelesaikan pekerjaan pada beberapa lokasi berbeda dalam waktu yang berdekatan. Kendati demikian, sangat disayangkan hingga saat ini kondisi bandara yang ada di Indonesia masih kurang mumpuni untuk dapat menjalankan fungsi sebagai pintu gerbang perekonomian negara. Secara umum kondisi bandara yang ada saat ini kurang layak untuk menjadi salah satu gerbang perekonomian.

“Sepertinya bukan rahasia lagi bahwa keadaan bandara di Indonesia masih belum begitu bagus sebab masih banyak kekurangan di sana-sini yang perlu dibenahi,” ungkapnya kepada harian SINDO.

Kemudian, dia menyampaikan, perkembangan bandara seharusnya berbanding lurus dengan perkembangan industri penerbangan maupun perekonomian. Sebagai infrastruktur penting, bandara dituntut selalu merespons pertumbuhan yang terjadi.

Apalagi, semakin hari jumlah penumpang, kargo, dan lalu lintas makin berkembang pesat. Untuk dapat menjadikan bandara sebagai salah satu pintu gerbang ekonomi, sebaiknya saat ini berbagai pihak terkait, terutama pemerintah dapat segera melakukan modernisasi mutu dan kualitas bandara.

Selain itu, akses menuju bandara juga harus dibuat lebih baik misalnya jalan tol menuju bandara harus terpisah dengan jalan tol menuju lokasi lain. Akses ke bandara bisa mudah dicapai dan tidak terjebak macet seperti yang terjadi selama ini.

Bukan hanya fasilitas dan infrastruktur yang harus diperbaiki, tetapi juga kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di bandara. Kendati belum bisa dikatakan baik, Suharto mengungkapkan, kondisi bandara yang ada sekarang sudah lebih baik daripada 10 tahun lalu. Semua keadaan masih sangat berantakan.

“Saya rasa saat ini pemerintah sudah ada dalam koridor yang benar. Buktinya,ada beberapa bandara yang sudah mulai dibenahi.Walaupun begitu, perbaikan harus terus dilakukan guna mencapai keadaan yang lebih baik lagi,“ paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Indonesian National Air Carriers Association (INACA) Tengku Burhanuddin mengatakan,saat ini perkembangan bandara sangat dibutuhkan. Perkembangan transportasi udara serta industri penerbangan bisa menjadi stimulasi bagi pertumbuhan perekonomian secara umum.

”Pertumbuhan angkutan udara akan mempunyai dampak beberapa kali lipat guna mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkas Tengku kepada SINDO.

Lebih lanjut Tengku mengungkapkan, dalam beberapa waktu lalu INACA secara resmi mengajukan sejumlah usulan kepada pemerintah. Salah satunya untuk memperbaiki kondisi sejumlah bandara di wilayah timur Indonesia.

Saat ini banyak kondisi bandara yang kurang memuaskan baik dari segi fasilitas atau pelayanan. Sejumlah infrastruktur yang sering dikeluhkan ialah landasan pacu, kapasitas, dan fasilitas seperti kondisi terminal yang kurang baik.

Padahal semua fasilitas tersebut dituntut untuk terus diperbarui guna menunjang jumlah penumpang dan pesawat yang terus bertambah. Selain itu, sejumlah bandara khususnya yang berada di wilayah timur Indonesia juga perlu menambah jam operasional.

Dengan hanya 12 jam operasional dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore akan menambah utilisasi pesawat rata-rata meningkat. Kondisi bandara yang kurang memuaskan tersebut tentu menjadi kendala tersendiri bagi terealisasinya fungsi baru bandara sebagai gerbang perekonomian negara.

Karena itu,agar semua dapat berjalan dengan baik, sebaiknya perhatian kepada bandara saat ini bisa lebih ditingkatkan lagi. “Sebab tanpa dukungan kondisi bandara yang sesuai standar internasional, tujuan menjadi gerbang perekonomian akan sulit untuk tercapai,” pungkasnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5860 seconds (0.1#10.140)