Demi para penderita AIDS
A
A
A
TIDAK selamanya dunia selebritas identik dengan kehidupan gemerlap dan foya-foya semata. Banyak selebritas dunia yang justru memiliki kepedulian terhadap sesama. Malah, mereka rela menyisihkan waktu dan uang untuk kegiatan sosial. Tidak jarang mereka terjun langsung pada setiap kegiatan kemanusiaan yang dilakukan.
Kepedulian semacam itulah yang ditunjukkan Alicia Keys, penyanyi beraliran Rhytm & Blues (R&B). Perempuan kelahiran 25 Januari 1981 bernama lengkap Alicia Augello Cook ini dengan kepeduliannya mendirikan sebuah yayasan sosial untuk membantu orang dengan HIV/AIDS di sejumlah negara berkembang. Dalam dunia hiburan, khususnya di bidang tarik suara, nama Alicia Keys sangat dikenal para pencinta musik seantero jagat.
Betapa tidak, selain mempunyai paras cantik, wanita berkebangsaan Amerika Serikat (AS) ini juga memiliki suara merdu nan memukau. Bahkan, karena kekhasan suaranya, penyanyi R&B papan atas ini berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan dari berbagai ajang kompetisi bergengsi dunia. Di antaranya, sembilan trofi pada ajang Grammy Award, 11 piala pada Billboard Music Award, dan tiga penghargaan pada American Music Awards.
Seperti dilansir majalah Fast Company, yayasan filantropi besutan Keys yang dikenal dengan nama Keep A Child Alive (KCA) yang didirikan pada 2002 bertujuan untuk memberi dukungan penuh kepada keluarga penderita HIV/AIDS, terutama bagi kaum ibu dan anak yang ada di lima lokasi utama yaitu India, Afrika, Uganda, Rwanda, dan Kenya. Menurut Keys, seperti dilansir Huffington Post, awal ketertarikannya pada dunia sosial, khususnya dalam membantu para penderita HIV/AIDS, muncul ketika dirinya mengunjungi langsung para penderita penyakit mematikan itu di Afrika.
Saat itu Keys menyaksikan sendiri banyak penderita yang berasal dari kaum ibu dan anak. Mereka mengeluh pada Keys tentang penderitaan yang mereka alami karena penyakit tersebut. Para penderita menceritakan semua kesusahan yang telah mereka rasakan sejak positif mengidap HIV/ AIDS. "Wajah sedih mereka karena penyakit berbahaya itu membuat saya sadar bahwa saya harus membantu perjuangan mereka. Ditambah, sampai saat ini masih minim perhatian dari berbagai pihak kepada para pengidap HIV/AIDS,” ungkap Keys.
Seperti dikutip dari Examiner, selain mengadakan pemeriksaan rutin secara cumacuma kepada para penderita HIV/AIDS yang ada di berbagai negara, lembaga yang didirikan Keys juga memberikan obat-obatan gratis bagi para penderita. Selain itu, yayasan ini juga kerap memberikan edukasi tambahan mengenai HIV/AIDS kepada para pengidapnya. "Hal ini bertujuan agar mereka dapat mengetahui secara jelas dan benar tentang penyakit yang mereka derita. Sehingga, tidak ada lagi kesalahan dan kekeliruan yang mereka lakukan,” ungkap penyanyi berkulit hitam ini.
Keys menambahkan, salah satu bentuk kekeliruan yang kerap dilakukan para wanita penderita HIV/AIDS yang sedang hamil kerap menggugurkan kandungannya. Padahal, sebenarnya seorang wanita hamil yang positif mengidap penyakit tersebut bisa memiliki bayi bebas HIV/AIDS jika diberikan obat secara teratur selama masa kehamilan. “Dengan adanya pemberian edukasi ini, saya harapkan hal serupa tidak akan terjadi lagi,” kata Keys.
Keys mengungkapkan, lembaga yang didirikannya juga membantu para penderita untuk mendapatkan gizi yang seimbang dan kehidupan yang layak. "Salah satu bukti konkret, kami menyiapkan tempat tinggal yang layak huni dan memberikan makanan bergizi secara gratis,” ujar Keys seperti yang dikutip Philanthropy.com. Sampai saat ini lembaga Keys berhasil membantu ribuan penderita yang ada di berbagai negara dunia.
Bahkan, di Rwanda yang 170.000 rakyatnya positif mengidap HIV/ AIDS, klinik Keep A Child Alive berhasil merawat lebih dari 2.300 pasien. Kepedulian Keys, seperti ditulis Dailymail, dalam memerangi HIV/AIDS pantas diacungkan jempol. Sebab, telah banyak bentuk bantuan yang dia berikan pada para penderita. Mulai dari perhatian, waktu, hingga materi. Bahkan, pada saat-saat tertentu Keys sering melakukan acara penggalangan dana bagi para pengidap penyakit mematikan itu.
Tahun lalu, misalnya, ketika peringatan delapan tahun berdirinya Keep A Child Alive, Keys berhasil mengumpulkan dana sebesar USD401.500 melalui acara amal Black Ball. Lewat acara itu, Keys sukses menjual makan malam bersama Edward Norton dan Naomi Watts seharga USD25.000, dan keanggotaan seumur hidup di seluruh lapangan golf milik Donald Trump seharga USD180.000. Dengan semua dedikasinya tersebut, rasanya wajar bila pada akhirnya Keys kerap mendapatkan berbagai penghargaan di bidang sosial.
Misalnya, pada 2009 Keys berhasil meraih penghargaan kemanusiaan dari BET (Black Entertainment Television). Lalu, pada 2010 Keys mendapatkan penghargaan dari Do Something.com sebagai selebriti paling aktif dalam kegiatan sosial. Kemudian, pada 2012 Keys berhasil masuk dalam daftar wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah bisnis terkemuka, Fast Company.
Dalam artikel bertajuk “The League Of Extraordinary Women: 60 Influencers Who Are Changing The World, Fast Company menuliskan bahwa hanya para wanita yang memiliki dedikasi tinggi terhadap nasib orang lain yang berhasil masuk dalam daftar tersebut. Selain Keys, wanita lain yang juga memiliki kepedulian terhadap HIV/AIDS ialah Maria Eithel, CEO Yayasan Nike.
Seperti dilansir situs Yayasan Nike, dalam membantu mengurangi penderita HIV/ AIDS terutama yang dari berasal dari kalangan remaja putri, Eithel menciptakan suatu gerakan kepedulian bernama Girleffect. Eithel mengatakan, keberadaan gerakan ini muncul karena dia sangat prihatin dengan kondisi para wanita muda yang ada di negara miskin yang rentan terkena pergaulan bebas.
Hal tersebut menjadi salah satu penyebab kematian di usia muda. Seperti dilansir Huffington Post, Eithel menuturkan, untuk mencegah makin banyaknya korban, Girleffect berkomitmen berusaha membawa 50 juta remaja putri di dunia untuk tetap sehat dan berpendidikan.
Kepedulian semacam itulah yang ditunjukkan Alicia Keys, penyanyi beraliran Rhytm & Blues (R&B). Perempuan kelahiran 25 Januari 1981 bernama lengkap Alicia Augello Cook ini dengan kepeduliannya mendirikan sebuah yayasan sosial untuk membantu orang dengan HIV/AIDS di sejumlah negara berkembang. Dalam dunia hiburan, khususnya di bidang tarik suara, nama Alicia Keys sangat dikenal para pencinta musik seantero jagat.
Betapa tidak, selain mempunyai paras cantik, wanita berkebangsaan Amerika Serikat (AS) ini juga memiliki suara merdu nan memukau. Bahkan, karena kekhasan suaranya, penyanyi R&B papan atas ini berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan dari berbagai ajang kompetisi bergengsi dunia. Di antaranya, sembilan trofi pada ajang Grammy Award, 11 piala pada Billboard Music Award, dan tiga penghargaan pada American Music Awards.
Seperti dilansir majalah Fast Company, yayasan filantropi besutan Keys yang dikenal dengan nama Keep A Child Alive (KCA) yang didirikan pada 2002 bertujuan untuk memberi dukungan penuh kepada keluarga penderita HIV/AIDS, terutama bagi kaum ibu dan anak yang ada di lima lokasi utama yaitu India, Afrika, Uganda, Rwanda, dan Kenya. Menurut Keys, seperti dilansir Huffington Post, awal ketertarikannya pada dunia sosial, khususnya dalam membantu para penderita HIV/AIDS, muncul ketika dirinya mengunjungi langsung para penderita penyakit mematikan itu di Afrika.
Saat itu Keys menyaksikan sendiri banyak penderita yang berasal dari kaum ibu dan anak. Mereka mengeluh pada Keys tentang penderitaan yang mereka alami karena penyakit tersebut. Para penderita menceritakan semua kesusahan yang telah mereka rasakan sejak positif mengidap HIV/ AIDS. "Wajah sedih mereka karena penyakit berbahaya itu membuat saya sadar bahwa saya harus membantu perjuangan mereka. Ditambah, sampai saat ini masih minim perhatian dari berbagai pihak kepada para pengidap HIV/AIDS,” ungkap Keys.
Seperti dikutip dari Examiner, selain mengadakan pemeriksaan rutin secara cumacuma kepada para penderita HIV/AIDS yang ada di berbagai negara, lembaga yang didirikan Keys juga memberikan obat-obatan gratis bagi para penderita. Selain itu, yayasan ini juga kerap memberikan edukasi tambahan mengenai HIV/AIDS kepada para pengidapnya. "Hal ini bertujuan agar mereka dapat mengetahui secara jelas dan benar tentang penyakit yang mereka derita. Sehingga, tidak ada lagi kesalahan dan kekeliruan yang mereka lakukan,” ungkap penyanyi berkulit hitam ini.
Keys menambahkan, salah satu bentuk kekeliruan yang kerap dilakukan para wanita penderita HIV/AIDS yang sedang hamil kerap menggugurkan kandungannya. Padahal, sebenarnya seorang wanita hamil yang positif mengidap penyakit tersebut bisa memiliki bayi bebas HIV/AIDS jika diberikan obat secara teratur selama masa kehamilan. “Dengan adanya pemberian edukasi ini, saya harapkan hal serupa tidak akan terjadi lagi,” kata Keys.
Keys mengungkapkan, lembaga yang didirikannya juga membantu para penderita untuk mendapatkan gizi yang seimbang dan kehidupan yang layak. "Salah satu bukti konkret, kami menyiapkan tempat tinggal yang layak huni dan memberikan makanan bergizi secara gratis,” ujar Keys seperti yang dikutip Philanthropy.com. Sampai saat ini lembaga Keys berhasil membantu ribuan penderita yang ada di berbagai negara dunia.
Bahkan, di Rwanda yang 170.000 rakyatnya positif mengidap HIV/ AIDS, klinik Keep A Child Alive berhasil merawat lebih dari 2.300 pasien. Kepedulian Keys, seperti ditulis Dailymail, dalam memerangi HIV/AIDS pantas diacungkan jempol. Sebab, telah banyak bentuk bantuan yang dia berikan pada para penderita. Mulai dari perhatian, waktu, hingga materi. Bahkan, pada saat-saat tertentu Keys sering melakukan acara penggalangan dana bagi para pengidap penyakit mematikan itu.
Tahun lalu, misalnya, ketika peringatan delapan tahun berdirinya Keep A Child Alive, Keys berhasil mengumpulkan dana sebesar USD401.500 melalui acara amal Black Ball. Lewat acara itu, Keys sukses menjual makan malam bersama Edward Norton dan Naomi Watts seharga USD25.000, dan keanggotaan seumur hidup di seluruh lapangan golf milik Donald Trump seharga USD180.000. Dengan semua dedikasinya tersebut, rasanya wajar bila pada akhirnya Keys kerap mendapatkan berbagai penghargaan di bidang sosial.
Misalnya, pada 2009 Keys berhasil meraih penghargaan kemanusiaan dari BET (Black Entertainment Television). Lalu, pada 2010 Keys mendapatkan penghargaan dari Do Something.com sebagai selebriti paling aktif dalam kegiatan sosial. Kemudian, pada 2012 Keys berhasil masuk dalam daftar wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah bisnis terkemuka, Fast Company.
Dalam artikel bertajuk “The League Of Extraordinary Women: 60 Influencers Who Are Changing The World, Fast Company menuliskan bahwa hanya para wanita yang memiliki dedikasi tinggi terhadap nasib orang lain yang berhasil masuk dalam daftar tersebut. Selain Keys, wanita lain yang juga memiliki kepedulian terhadap HIV/AIDS ialah Maria Eithel, CEO Yayasan Nike.
Seperti dilansir situs Yayasan Nike, dalam membantu mengurangi penderita HIV/ AIDS terutama yang dari berasal dari kalangan remaja putri, Eithel menciptakan suatu gerakan kepedulian bernama Girleffect. Eithel mengatakan, keberadaan gerakan ini muncul karena dia sangat prihatin dengan kondisi para wanita muda yang ada di negara miskin yang rentan terkena pergaulan bebas.
Hal tersebut menjadi salah satu penyebab kematian di usia muda. Seperti dilansir Huffington Post, Eithel menuturkan, untuk mencegah makin banyaknya korban, Girleffect berkomitmen berusaha membawa 50 juta remaja putri di dunia untuk tetap sehat dan berpendidikan.
(hyk)