Pemerintah imbau warga Papua waspada
A
A
A
Sindonews.com - Situasi kondisi di Papua mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Djoko Suyanto menyatakan pihaknya terus memantau situasi dan kondisi di bumi Cendrawasih itu.
Djoko mengakui, akibat peristiwa penembakan seporadis oleh kelompok bersenjata mengakibatkan kondisi Papua semakin tidak kondusif.
Saat ini, menurutnya, aparat keamanan daerah maupun pusat terus mengkaji dan menelusuri modus serta pelaku dari penembakan itu. Sebab, pihaknya khawatir kekerasan di Papua terus berlanjut.
Maka itu, lanjutnya kemungkinan-kemungkinan terburuk ke depan tetap harus diantisipasi. Masyarakat diimbau tetap waspada dan tenang.
"Aparat keamanan, pemerintah daerah, saat ini masih terus mengelola apa yang terjadi di Papua, jadi sudah tentu kita harus waspada, masyarakat juga diminta untuk tenang, apakah perkiraan nanti ada dampak susulan dari kejadian kemarin atau tidak," ungkap Djoko di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (15/6/2012).
Papua memang belum normal seratus persen karena sebagian masyarakat masih mengalami ketakutan akibat peristiwa penembakan seporadis itu.
"Suasana belum pulih benar tapi bahwa masih ada keengganan masyarakat untuk beraktivitas itu masih ada, tetapi tidak lalu menjadi seolah kota itu kota mati. Aktivitasnya ada, hanya tidak senormal aktivitas biasa. Saya kira dengan kejadian kemarin seperti itu," jelasnya.
Pemerintah serta aparat keamanan akan melakukan sosialisai agar masyarakat tetap tenang.
Dari hasil penyelidikan sementara peristiwa penembakan Mako Tabuni oleh aparat bukanlah peristiwa besar.
"Jangan kaitkan kejadian kemarin seolah-olah menjadi suatu peristiwa yang sangat besar. Karena semata-mata itulah hasil dari proses penyelidikan, penyidikan pada tindak pidana pelaku penembakan yang lalu sehingga dilakukan proses penegakan hukum," jelasnya.
Dia menambahkan, penembakan aparat bukanlah sebuah pelanggaran, namun terpaksa ditembak karena Mako merebut senjata.
"Seandainya, kemarin yang bersangkutan tidak melakukan perlawanan, tidak berupaya merebut senjata, dan beliau juga tidak membawa senjata api berpeluru, kan teman-temannya yang kemarin ditangkap, juga ditangkap baik-baik, hidup-hidup, tidak diapa-apakan," paparnya.
Lebih lanjut dikatakan Djoko, yang terjadi itu adalah dinamika di lapangan yang dihadapi oleh aparat kepolisian. Peristiwa itu juga terjadi di tempat lain, seperti Jakarta, Medan, Surabaya.
"Mengelola pelaku tindak kriminal seperti itu ada protapnya, ada ketentuannya. Yang penting kan presiden menekankan jangan berlebihan, harus sesuai dengan aturan, tidak boleh melanggar, baik itu TNI atau Polri. Itu harus dipatuhi. Itu juga yang sementara kita tekankan pada aparat kita di lapagan," pungkasnya.(lin)
Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Djoko Suyanto menyatakan pihaknya terus memantau situasi dan kondisi di bumi Cendrawasih itu.
Djoko mengakui, akibat peristiwa penembakan seporadis oleh kelompok bersenjata mengakibatkan kondisi Papua semakin tidak kondusif.
Saat ini, menurutnya, aparat keamanan daerah maupun pusat terus mengkaji dan menelusuri modus serta pelaku dari penembakan itu. Sebab, pihaknya khawatir kekerasan di Papua terus berlanjut.
Maka itu, lanjutnya kemungkinan-kemungkinan terburuk ke depan tetap harus diantisipasi. Masyarakat diimbau tetap waspada dan tenang.
"Aparat keamanan, pemerintah daerah, saat ini masih terus mengelola apa yang terjadi di Papua, jadi sudah tentu kita harus waspada, masyarakat juga diminta untuk tenang, apakah perkiraan nanti ada dampak susulan dari kejadian kemarin atau tidak," ungkap Djoko di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (15/6/2012).
Papua memang belum normal seratus persen karena sebagian masyarakat masih mengalami ketakutan akibat peristiwa penembakan seporadis itu.
"Suasana belum pulih benar tapi bahwa masih ada keengganan masyarakat untuk beraktivitas itu masih ada, tetapi tidak lalu menjadi seolah kota itu kota mati. Aktivitasnya ada, hanya tidak senormal aktivitas biasa. Saya kira dengan kejadian kemarin seperti itu," jelasnya.
Pemerintah serta aparat keamanan akan melakukan sosialisai agar masyarakat tetap tenang.
Dari hasil penyelidikan sementara peristiwa penembakan Mako Tabuni oleh aparat bukanlah peristiwa besar.
"Jangan kaitkan kejadian kemarin seolah-olah menjadi suatu peristiwa yang sangat besar. Karena semata-mata itulah hasil dari proses penyelidikan, penyidikan pada tindak pidana pelaku penembakan yang lalu sehingga dilakukan proses penegakan hukum," jelasnya.
Dia menambahkan, penembakan aparat bukanlah sebuah pelanggaran, namun terpaksa ditembak karena Mako merebut senjata.
"Seandainya, kemarin yang bersangkutan tidak melakukan perlawanan, tidak berupaya merebut senjata, dan beliau juga tidak membawa senjata api berpeluru, kan teman-temannya yang kemarin ditangkap, juga ditangkap baik-baik, hidup-hidup, tidak diapa-apakan," paparnya.
Lebih lanjut dikatakan Djoko, yang terjadi itu adalah dinamika di lapangan yang dihadapi oleh aparat kepolisian. Peristiwa itu juga terjadi di tempat lain, seperti Jakarta, Medan, Surabaya.
"Mengelola pelaku tindak kriminal seperti itu ada protapnya, ada ketentuannya. Yang penting kan presiden menekankan jangan berlebihan, harus sesuai dengan aturan, tidak boleh melanggar, baik itu TNI atau Polri. Itu harus dipatuhi. Itu juga yang sementara kita tekankan pada aparat kita di lapagan," pungkasnya.(lin)
()