Megawati: Pemerintah gagal berantas korupsi
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah dinilai gagal memberantas korupsi. Buktinya, praktik korupsi masih marak.
Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, korupsi merupakan agenda reformasi, tapi mengapa korupsi tetap marak bahkan berada di pusat kekuasaan.
"Agenda reformasi berupa pemberantasan korupsi kini menunjukan kegagalan di tengah maraknya praktik korupsi," tandas mantan Presiden RI ini saat menjadi keynote speakers dalam seminar nasional bertajuk "Merindukan Negarawan" di Hotel Grand Melia, Jakarta, Kamis (24/5/2012).
Selain itu, Megawati juga melihat adanya kegelisahan bangsa yang berjalan tanpa arah dan kurang efektif. "Kepemimpinan Indonesia seharusnya visioner dan inspiratif, tapi ini sudah tak terlihat lagi," ujarnya.
Kata Mega, dibutuhkan sosok pemimpin negarawan yang berani mengambil resiko dan berani memikul tanggungjawab. "Dia harus sekokoh batu karang dan berani mengatakan 'tidak' pada kekuatan maupun yang menggerogoti kepentingan nasional dan kepentingan kemanusiaan pada umumnya," tambahnya.
Sikap demikian, diakui Mega memang tidak mudah di tengah pragmatisme kekuasaan yang begitu kuat, dan di tengah godaan pencitraan serta keinginan mempertahankan kekuasaan melalui politik menghalalkan segala cara sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini.(lin)
Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, korupsi merupakan agenda reformasi, tapi mengapa korupsi tetap marak bahkan berada di pusat kekuasaan.
"Agenda reformasi berupa pemberantasan korupsi kini menunjukan kegagalan di tengah maraknya praktik korupsi," tandas mantan Presiden RI ini saat menjadi keynote speakers dalam seminar nasional bertajuk "Merindukan Negarawan" di Hotel Grand Melia, Jakarta, Kamis (24/5/2012).
Selain itu, Megawati juga melihat adanya kegelisahan bangsa yang berjalan tanpa arah dan kurang efektif. "Kepemimpinan Indonesia seharusnya visioner dan inspiratif, tapi ini sudah tak terlihat lagi," ujarnya.
Kata Mega, dibutuhkan sosok pemimpin negarawan yang berani mengambil resiko dan berani memikul tanggungjawab. "Dia harus sekokoh batu karang dan berani mengatakan 'tidak' pada kekuatan maupun yang menggerogoti kepentingan nasional dan kepentingan kemanusiaan pada umumnya," tambahnya.
Sikap demikian, diakui Mega memang tidak mudah di tengah pragmatisme kekuasaan yang begitu kuat, dan di tengah godaan pencitraan serta keinginan mempertahankan kekuasaan melalui politik menghalalkan segala cara sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini.(lin)
()