Pemutakhiran data pemilih, KPU siapkan anggaran Rp2,5 T
A
A
A
Sindonew.com - Keakuratan data pemilih merupakan persoalan penting yang selalu menghantui setiap pelaksanaan pemilu. Persoalan ini pun akan menjadi fokus penyelesaian oleh komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) terpilih ke depan.
Bahkan, untuk bisa mendapatkan data pemilih yang akurat dan inklusif,KPU telah menyiapkan Rp2,5 triliun. Dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun dan mengembangkan sistem teknologi informasi (IT) yang mendukung proses pendataan pemilih.
Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary mengatakan, anggaran pemutakhiran data pemilih tersebut meliputi anggaran yang dialokasikan untuk rangkaian kegiatan persiapan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penyelenggara pemilu pada semua tingkatan.
Selain itu, dana sebesar itu juga digunakan untuk penyediaan peralatan dan perlengkapan pemutakhiran data pemilih serta sosialisasi pendaftaran pemilih. “Sistem pendaftaran pemilih baru yang akan dikembangkan KPU dipastikan berkualitas tinggi. Bahkan, semua pemilih dapat memberikan suara mereka di lokasi yang tepat,” ungkap Hafiz di Jakarta kemarin.
Menurut data hasil perincian dari Komite Pengarah Prakarsa Pendaftaran Pemilih KPU, alokasi anggaran pemutakhiran data pemilih dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Di mana rinciannya adalah, untuk sumber daya manusia (SDM) Rp755.086.600.000, pelatihan petugas Rp889.370.380.000, peralatan dan perlengkapan Rp34.950.342.500, dan biaya lainnya termasuk jasa (kampanye publik,sewa kantor untuk PPK, studi, penelitian, konferensi/seminar) Rp778.046.000.000. Total keseluruhan anggaran tersebut adalah Rp2.457.453.322.500 atau USD273.050.369.
Jumlah itu belum termasuk honor untuk PPK dan PPS dengan masa tugas 16 bulan dan honor PPDP dengan masa tugas dua bulan.
Anggota KPU terpilih Hadar Navis Gumay mengatakan, data pemilih merupakan data yang sangat penting dan harus menjadi satu database. Karena itu, ujarnya, fasilitas IT yang mendukung sangat dibutuhkan, meskipun tidak bisa merata ke seluruh daerah.
Menurut Hadar, pemutakhiran data pemilih merupakan pekerjaan yang sangat rumit. Dibutuhkan keahlian dan pengetahuan penyusunan database untuk bisa menyusun data pemilih yang berkualitas dan baik.(lin)
Bahkan, untuk bisa mendapatkan data pemilih yang akurat dan inklusif,KPU telah menyiapkan Rp2,5 triliun. Dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun dan mengembangkan sistem teknologi informasi (IT) yang mendukung proses pendataan pemilih.
Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary mengatakan, anggaran pemutakhiran data pemilih tersebut meliputi anggaran yang dialokasikan untuk rangkaian kegiatan persiapan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penyelenggara pemilu pada semua tingkatan.
Selain itu, dana sebesar itu juga digunakan untuk penyediaan peralatan dan perlengkapan pemutakhiran data pemilih serta sosialisasi pendaftaran pemilih. “Sistem pendaftaran pemilih baru yang akan dikembangkan KPU dipastikan berkualitas tinggi. Bahkan, semua pemilih dapat memberikan suara mereka di lokasi yang tepat,” ungkap Hafiz di Jakarta kemarin.
Menurut data hasil perincian dari Komite Pengarah Prakarsa Pendaftaran Pemilih KPU, alokasi anggaran pemutakhiran data pemilih dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Di mana rinciannya adalah, untuk sumber daya manusia (SDM) Rp755.086.600.000, pelatihan petugas Rp889.370.380.000, peralatan dan perlengkapan Rp34.950.342.500, dan biaya lainnya termasuk jasa (kampanye publik,sewa kantor untuk PPK, studi, penelitian, konferensi/seminar) Rp778.046.000.000. Total keseluruhan anggaran tersebut adalah Rp2.457.453.322.500 atau USD273.050.369.
Jumlah itu belum termasuk honor untuk PPK dan PPS dengan masa tugas 16 bulan dan honor PPDP dengan masa tugas dua bulan.
Anggota KPU terpilih Hadar Navis Gumay mengatakan, data pemilih merupakan data yang sangat penting dan harus menjadi satu database. Karena itu, ujarnya, fasilitas IT yang mendukung sangat dibutuhkan, meskipun tidak bisa merata ke seluruh daerah.
Menurut Hadar, pemutakhiran data pemilih merupakan pekerjaan yang sangat rumit. Dibutuhkan keahlian dan pengetahuan penyusunan database untuk bisa menyusun data pemilih yang berkualitas dan baik.(lin)
()