80% kekerasan terjadi di daerah konflik
A
A
A
Sindonews.com - Aceh Institute dan Forum LSM menemukan 40 kasus kekerasan dalam dua pekan terakhir terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh. Sebesar 80 persen kekerasan terjadi di pesisir timur Aceh.
Daerah yang seringkali terdapat kekerasan, di antaranya Pidie, Lhokseumawe, Aceh Utara dan Aceh Timur. Selain itu, di pesisir barat, kekerasan banyak terjadi di Aceh Jaya.
Muhammad Suib, staf Aceh Institute, menyatakan 9 kasus kekerasan terjadi di Lhokseumawe, sedangkan di Pidie ditemukan 7 kasus. Di Aceh Timur dan Aceh Jaya ada enam kasus kekerasan.
"Kawasan Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, merupakan daerah yang sangat rawan saat konflik," kata Irfandi, manajer program Election Violence Education and Resolution (EVER), Selasa (3/4/2012).
Dari 40 kasus kekerasan yang ditemukan para pemantau, 27 kasus terjadi di masa kampanye. Parahnya, kekerasan terjadi di tempat umum mencapai 22 persen.
Para pemantau menyatakan kesulitan membongkar kasus kekerasan disebabkan 19 kasus terjadi dini hari. Kekerasan yang teridentifikasi pelakunya, jika dilakukan 2 sampai 5 orang."Kami meminta Panwas untuk melengkapi berkas pendukung kasus-kasus pidana, selama ini terkesan tidak proaktif mendalami temuan-temuan," kata Muhammad.
Terkait maraknya kekerasan selama ini, Aceh Institute dan Forum LSM Aceh menuntut para pihak berwenang segera mengusut dan memberikan tindakan tegas pada pelaku. Bagi kedua lembaga ini, menyatakan kekerasan ini sangat mengkhawatirkan dan mencederai asas-asas Pemilukada.
"Aparat keamanan juga perlu disertakan dalam setiap rombongan kampanye demi mencegah dan mengantisipasi terjadi bentrokan di jalan," kata Muhammad.
Daerah yang seringkali terdapat kekerasan, di antaranya Pidie, Lhokseumawe, Aceh Utara dan Aceh Timur. Selain itu, di pesisir barat, kekerasan banyak terjadi di Aceh Jaya.
Muhammad Suib, staf Aceh Institute, menyatakan 9 kasus kekerasan terjadi di Lhokseumawe, sedangkan di Pidie ditemukan 7 kasus. Di Aceh Timur dan Aceh Jaya ada enam kasus kekerasan.
"Kawasan Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, merupakan daerah yang sangat rawan saat konflik," kata Irfandi, manajer program Election Violence Education and Resolution (EVER), Selasa (3/4/2012).
Dari 40 kasus kekerasan yang ditemukan para pemantau, 27 kasus terjadi di masa kampanye. Parahnya, kekerasan terjadi di tempat umum mencapai 22 persen.
Para pemantau menyatakan kesulitan membongkar kasus kekerasan disebabkan 19 kasus terjadi dini hari. Kekerasan yang teridentifikasi pelakunya, jika dilakukan 2 sampai 5 orang."Kami meminta Panwas untuk melengkapi berkas pendukung kasus-kasus pidana, selama ini terkesan tidak proaktif mendalami temuan-temuan," kata Muhammad.
Terkait maraknya kekerasan selama ini, Aceh Institute dan Forum LSM Aceh menuntut para pihak berwenang segera mengusut dan memberikan tindakan tegas pada pelaku. Bagi kedua lembaga ini, menyatakan kekerasan ini sangat mengkhawatirkan dan mencederai asas-asas Pemilukada.
"Aparat keamanan juga perlu disertakan dalam setiap rombongan kampanye demi mencegah dan mengantisipasi terjadi bentrokan di jalan," kata Muhammad.
()