BNPB rencanakan sekolah aman bencana
A
A
A
Sindonews.com - Berbagai bencana alam yang terjadi hampir merata di seluruh pelosok negeri ini seringkali disertai kelumpuhan aktivitas warga akibat infrastruktur yang rusak dalam bencana tersebut. Salah satu sarana yang vital adalah sekolah.
Menilik hal tersebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Kementerian Pendikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta beberapa institusi, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, Bank Dunia, UNDP, ITB, Yayasan Kerlip dan lainnya menyusun Pedoman Penerapan Sekolah Aman dari Bencana (PPSADB).
Kepada Sindonews, Minggu (18/3/2012), Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, pedoman ini berisi beberapa langkah praktis dalam pembangunan sekolah aman melalui konstruksi bangunan tahan gempa dan retrofitting.
Sekolah aman, kata Sutopo, adalah sekolah yang menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana. Pedoman sekolah aman diperlukan dalam mendukung Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Sekolah.
Kemdikbud melansir sampai akhir tahun 2011 terdapat 150.317 ruang kelas SD, dan 44.527 ruang kelas SMP yang rusak berat akibat bencana. Kemdikbud telah melakukan rehabilitasi 18.000 ruang kelas SD, dan 3.500 ruang kelas SMP. Sisanya 132.317 ruang kelas SD, dan 41.027 ruang kelas SMP yang rusak berat akan direhabilitasi pada tahun anggaran 2012.
Selain itu, tambah Sutopo, Kementerian Agama telah telah merehabilitasi 425 madrasah pada tahun 2011. Direncanakan 7.081 madrasah akan direhabilitasi pada tahun 2012. Total anggaran yang dikucurkan untuk penuntasan rehabilitasi sekolah dan madrasah adalah Rp 20,2 triliun oleh Kemdikbud dan Kementerian Agama.
Pembangunan sekolah aman sangat penting. Karena sekitar 75 persen sekolah di Indonesia berada di daerah risiko tinggi hingga sedang dari bencana. Untuk itu sekolah aman dari segi fisik maupun non fisik merupakan salah satu upaya pengurangan risiko bencana. Konstruksi dan lingkungan sekolah yang aman sangat penting untuk menyelamatkan jiwa dan mengurangi risiko terhadap bencana.
Menilik hal tersebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Kementerian Pendikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta beberapa institusi, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, Bank Dunia, UNDP, ITB, Yayasan Kerlip dan lainnya menyusun Pedoman Penerapan Sekolah Aman dari Bencana (PPSADB).
Kepada Sindonews, Minggu (18/3/2012), Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, pedoman ini berisi beberapa langkah praktis dalam pembangunan sekolah aman melalui konstruksi bangunan tahan gempa dan retrofitting.
Sekolah aman, kata Sutopo, adalah sekolah yang menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana. Pedoman sekolah aman diperlukan dalam mendukung Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Sekolah.
Kemdikbud melansir sampai akhir tahun 2011 terdapat 150.317 ruang kelas SD, dan 44.527 ruang kelas SMP yang rusak berat akibat bencana. Kemdikbud telah melakukan rehabilitasi 18.000 ruang kelas SD, dan 3.500 ruang kelas SMP. Sisanya 132.317 ruang kelas SD, dan 41.027 ruang kelas SMP yang rusak berat akan direhabilitasi pada tahun anggaran 2012.
Selain itu, tambah Sutopo, Kementerian Agama telah telah merehabilitasi 425 madrasah pada tahun 2011. Direncanakan 7.081 madrasah akan direhabilitasi pada tahun 2012. Total anggaran yang dikucurkan untuk penuntasan rehabilitasi sekolah dan madrasah adalah Rp 20,2 triliun oleh Kemdikbud dan Kementerian Agama.
Pembangunan sekolah aman sangat penting. Karena sekitar 75 persen sekolah di Indonesia berada di daerah risiko tinggi hingga sedang dari bencana. Untuk itu sekolah aman dari segi fisik maupun non fisik merupakan salah satu upaya pengurangan risiko bencana. Konstruksi dan lingkungan sekolah yang aman sangat penting untuk menyelamatkan jiwa dan mengurangi risiko terhadap bencana.
()