SBY sibuk urus partai, lupa urus rakyat
A
A
A
Sindonews.com - Badai yang menghantam Partai Demokrat, dirasa sangat menganggu konsentrasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam mengurus rakyat. Kendati begitu, rakyat bisa mengurus dirinya sendiri.
"Saya pribadi sih sudah jengah, enggak ada presiden juga kita bisa hidup kok. Buktinya sekarang presiden lagi sibuk sama partainya saja, kita masih bisa kan?" kata Muhammad B, kepada Sindonews, di Sudirman, Jakarta (5/2/2012).
Lebih jauh, Muhammad mengatakan pada 2014 yang akan datang, Indonesia masih belum memiliki pemimpin yang sanggup mengurus rakyat. Kendati begitu, dia mengaku akan tetap memberikan hak politiknya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan datang. Saat ditanya siapa Presiden pilihannya, dia mengaku masih belum ada.
"Itu tanggung jawab kita sebagai warga negara. Tapi kalo siapanya belum tau, kayanya belum ada yang sanggup mimpin Indonesia lagi ya," tambahnya bertanya.
Hal senada diungkapkan Helda Febrinia (23) mahasiswi Uhamka Jakarta. Menurutnya, kader partai penguasa itu banyak yang terjerat kasus korupsi. Mulai dari Mohammad Nazaruddin hingga Angelina Sondakh. Bahkan, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga disebut-sebut terlibat.
"Peduli enggak peduli sih, yang penting sekarang kita mah kuliah yang bener aja, jangan sampai kaya mereka," ujar Helda mengingatkan.
Seperti diketahui, dalam kasus suap Wisma Atlet SEA Games, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan satu orang tersangka baru yang juga kader Partai Demokrat, yakni anggota Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Angelina Sondakh.
Angie ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat pekan lalu. Dia dijerat Pasal 5 Ayat 2 tentang Larangan Menerima Janji dan Hadiah, serta Pasal 11 dan 12A Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Larangan Menerima Suap. (san)
"Saya pribadi sih sudah jengah, enggak ada presiden juga kita bisa hidup kok. Buktinya sekarang presiden lagi sibuk sama partainya saja, kita masih bisa kan?" kata Muhammad B, kepada Sindonews, di Sudirman, Jakarta (5/2/2012).
Lebih jauh, Muhammad mengatakan pada 2014 yang akan datang, Indonesia masih belum memiliki pemimpin yang sanggup mengurus rakyat. Kendati begitu, dia mengaku akan tetap memberikan hak politiknya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan datang. Saat ditanya siapa Presiden pilihannya, dia mengaku masih belum ada.
"Itu tanggung jawab kita sebagai warga negara. Tapi kalo siapanya belum tau, kayanya belum ada yang sanggup mimpin Indonesia lagi ya," tambahnya bertanya.
Hal senada diungkapkan Helda Febrinia (23) mahasiswi Uhamka Jakarta. Menurutnya, kader partai penguasa itu banyak yang terjerat kasus korupsi. Mulai dari Mohammad Nazaruddin hingga Angelina Sondakh. Bahkan, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga disebut-sebut terlibat.
"Peduli enggak peduli sih, yang penting sekarang kita mah kuliah yang bener aja, jangan sampai kaya mereka," ujar Helda mengingatkan.
Seperti diketahui, dalam kasus suap Wisma Atlet SEA Games, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan satu orang tersangka baru yang juga kader Partai Demokrat, yakni anggota Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Angelina Sondakh.
Angie ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat pekan lalu. Dia dijerat Pasal 5 Ayat 2 tentang Larangan Menerima Janji dan Hadiah, serta Pasal 11 dan 12A Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Larangan Menerima Suap. (san)
()