Tokoh lintas agama berkumpul di PP Muhammadiyah
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah tokoh lintas agama dan bangsa berkumpul di PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta. Mereka membahas permasalahan bangsa yang sudah menumpuk serta bagaimana cara mengatasinya.
Dalam pertemuan itu, turut hadir Din Syamsudin, Hari Tanoesudibjo, Jusuf Kalla, Wiranto, Akbar Tandjung, Jimly Asshidiqie, Irman Gusman, Martinus Situmorang, Frans Magnis Suseno, Adhie Massardi, Fahmi Idris, Fuad Bawazier, dan Bambang Eka Wijaya.
"Forum ini dilanjutkan karena bangsa ini semakin terjerumus dalam apa yang disebut 'circle of stupidity' atau lingkaran kebodohan dan adanya the crisis of national management atau krisis manajemen nasional," ujar Din, kepada wartawan, Kamis (19/1/2012).
Ditambahkan dia, problematika yang dihadapi bangsa ini sangat parah. Untuk itu, dibutuhkan satu formula untuk mengatasinya. Sebelumnya, sejumlah tokoh agama mengungkap kebohongan publik yang dilakukan pemimpin negeri ini. Tidak adanya langkah konkret membuat tokoh lintas agama dan bangsa kembali bertemu.
"Tidak satunya kata dan perbuatan dari pemangku amanat, ada juga istilah yang muncul adanya moral illiteracy, atau tuna aksara moral yang melanda bangsa ini, termasuk di kalangan elit dan kaum terdidik, yang tidak bisa membaca huruf-huruf moral," tambah Din.
Yang populer tentang gagalnya pengelolaan negara ini adalah adanya istilah negara autopilot. "Itulah kesimpulan-kesimpulan persoalan bangsa yang menumpuk. Tidak ada pemecahan masalah dan ada kecenderungan untuk lari dari masalah, escape from the problem," tambah Din lagi.
Menurut Din, pertemuan ini untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan yang melanda bangsa ini. "Kita sarankan kepada banyak pihak, stakeholder dari bangsa dan negara ini mana solusi terbaik bagi bangsa ini," tutup Din. (san)
Dalam pertemuan itu, turut hadir Din Syamsudin, Hari Tanoesudibjo, Jusuf Kalla, Wiranto, Akbar Tandjung, Jimly Asshidiqie, Irman Gusman, Martinus Situmorang, Frans Magnis Suseno, Adhie Massardi, Fahmi Idris, Fuad Bawazier, dan Bambang Eka Wijaya.
"Forum ini dilanjutkan karena bangsa ini semakin terjerumus dalam apa yang disebut 'circle of stupidity' atau lingkaran kebodohan dan adanya the crisis of national management atau krisis manajemen nasional," ujar Din, kepada wartawan, Kamis (19/1/2012).
Ditambahkan dia, problematika yang dihadapi bangsa ini sangat parah. Untuk itu, dibutuhkan satu formula untuk mengatasinya. Sebelumnya, sejumlah tokoh agama mengungkap kebohongan publik yang dilakukan pemimpin negeri ini. Tidak adanya langkah konkret membuat tokoh lintas agama dan bangsa kembali bertemu.
"Tidak satunya kata dan perbuatan dari pemangku amanat, ada juga istilah yang muncul adanya moral illiteracy, atau tuna aksara moral yang melanda bangsa ini, termasuk di kalangan elit dan kaum terdidik, yang tidak bisa membaca huruf-huruf moral," tambah Din.
Yang populer tentang gagalnya pengelolaan negara ini adalah adanya istilah negara autopilot. "Itulah kesimpulan-kesimpulan persoalan bangsa yang menumpuk. Tidak ada pemecahan masalah dan ada kecenderungan untuk lari dari masalah, escape from the problem," tambah Din lagi.
Menurut Din, pertemuan ini untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan yang melanda bangsa ini. "Kita sarankan kepada banyak pihak, stakeholder dari bangsa dan negara ini mana solusi terbaik bagi bangsa ini," tutup Din. (san)
()