Pantau RS Pulau Galang, Jokowi Kembali Ingatkan Daerah untuk Satu Visi

Kamis, 02 April 2020 - 06:25 WIB
Pantau RS Pulau Galang,...
Pantau RS Pulau Galang, Jokowi Kembali Ingatkan Daerah untuk Satu Visi
A A A
JAKARTA - Rumah sakit (RS) darurat corona (Covid-19) yang dibangun pemerintah di Pulau Galang, Kepulauan Riau, siap dimanfaatkan pekan depan. Kesiapan ini dipastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau langsung fasilitas tersebut.

Namun Jokowi berharap rumah sakit tersebut tidak digunakan atau hanya untuk antisipasi saja. Dia menunjuk RS darurat di Wisma Atlet yang telah disiapkan 2.400 tempat tidur, tetapi baru terpakai sekitar 400.

“Di sini juga sama 360 bed dan untuk isolasi 20 ICU, 30 non-ICU. Kita harapkan ini tidak dipakai. Tapi kita siapkan. Kita siap. Sejak awal saya sampaikan ini dibangun untuk menyiapkan itu. Kita harapkan nggak dipakai,” ujar Jokowi.

Kehadiran mantan Wali Kota Solo tersebut ke Pulau Galang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Suharyanto, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.

Pembangunan RS di pulau yang pernah ditempati pengungsi Vietnam tersebut memang diarahkan untuk mengantisipasi situasi terburuk wabah corona. Rencana awal fasilitas tersebut sudah kelar 28 Maret, tetapi tertunda karena transportasi bahan material terkendala cuaca.

Seperti disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya, untuk mengejar target rampung pada 28 Maret 2020, dikerahkan sebanyak 1.600 pekerja. Adapun konstruksinya dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, sedangkan konsultan manajemen konstruksi adalah PT Virama Karya.

Fasilitas RS darurat corona itu meliputi mes perawat, mes petugas, dan mes dokter. Ada juga gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung laundry, gedung gizi, gudang, dan power house. Seluruh bangunan tersebut berada di Zona A (renovasi eks Sinam). (Baca: Jokowi Tinjau RS Darurat Corona di Pulau Panggang)

Selanjutnya gedung di Zona B meliputi gedung isolasi ICU dengan 20 tempat tidur, gedung observasi 1 dengan 50 tempat tidur, gedung observasi 2 dengan 50 tempat tidur, dan gedung observasi 3 dengan 240 tempat tidur. Rumah sakit juga dilengkapi landasan helipad.

Selain itu ada fasilitas lain seperti ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan eksisting untuk bangunan penunjang. Fasilitas lain yang berada di Zona B adalah laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, central gas medis, instalasi jenazah, landasan helikopter (helipad), dan zona utilitas.

Lalu fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lainnya serta ruang alat kesehatan ruang isolasi dan observasi. Kemudian terdapat Zona C yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Jokowi menuturkan, kehadiran RS darurat corona di Pulau Galang diarahkan untuk mengantisipasi warga negara Indonesia (WNI) yang pulang dari Malaysia. “Kita juga harus tahu bahwa sekarang ini setiap hari ada mobilitas tenaga kerja Indonesia yang dari Malaysia pulang mudik. Ini harus dikontrol, harus diawasi, harus dicek sehingga betul2 semuanya pada keadaan bersih dan tidak membawa corona masuk ke desa,” paparnya.

Jika penanganan corona telah tuntas, RS di Pulau Galang tersebut akan dialihkan penggunaannya. Dia berencana menjadikannya sebagai RS penyakit menular dan riset.

“Nah nanti kalau semua sudah selesai baru kita alihkan penggunaannya untuk yang lain. Rencananya RS penyakit-penyakit menular dan riset. Riset penyakit dan RS penyakit menular. Kita harapkan ini tidak dipakai,” katanya.

Sebelumnya pemerintah mengantispasi tiga kelompok WNI yang akan pulang ke Indonesia. Tiga kelompok tersebut adalah WNI yang berasal dari negara Malaysia, anak buah kapal (ABK), dan Jamaah Tablig Indonesia yang ada di India.

Para WNI dari tiga kelompok tersebut akan diperiksa identitasnya. Termasuk tujuan akhir setelah sampai ke Indonesia. Di sisi lain juga WNI tersebut harus mendapatkan healt sertificate dari negara asal. Jika ada yang bergejala corona, WNI bersangkutan akan dipisahkan dan kemudian diisolasi. Selain di Pulau Galang, tempat isolasi lainnya ada di Pulau Natuna dan Pulau Sebaru.

Berapa jumlah WNI dalam kategori dimaksud? Menurut laporan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, jumlah WNI dari Malaysia diperkirakan sekitar 1 juta orang dan ABK kapal pesiar mencapai 11.838 di 80 kapal. Adapun jumlah Jamaah Tablig tidak diketahui pasti.

“Tapi dari data yang kita peroleh sampai saat ini jumlah Jamaah Tablig yang ada di data kita 1.456 dan 731 di antaranya berada di India,” paparnya beberapa waktu lalu.

Satukan Visi

Pada kesempatan di Pulau Galang, Jokowi sempat mengingatkan kepala daerah agar tidak membuat acara sendiri dalam menangani corona. Dia ingin pemerintah pusat dan pemerintah daerah satu visi berdasarkan aturan undang-undang (UU) yang ada.

“Kita bekerja juga karena amanat konstitusi jadi pegangannya itu aja. Kalau ada UU mengenai kekarantinaan kesehatan, ya itu yang dipakai. Jangan membuat acara sendiri-sendiri sehingga pemerintahan tidak berada dalam satu garis visi yang sama," ujar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas menekankan pentingnya kerja sama di setiap jenjang pemerintahan. Bahkan kerja sama itu harus dilakukan sampai tingkat desa. "Ini penting sekali karena ini menyangkut orang yang mudik, yang di desanya mestinya ada isolasi mandiri. Kepala desa bisa menyelenggarakan itu meskipun hanya satu orang dan dua orang," ujar dia. (Baca juga: Beri Alat Kesehatan, MNC Group Bantu Gugus Tugas Tangani Virus Corona)

Jokowi memastikan sampai saat ini belum ada pemerintah daerah yang berbeda dengan kebijakan pusat. Dia pun berharap tak ada perbedaan kebijakan ke depannya. "Saya kira sampai saat ini belum ada yang berbeda dan kita harap tidak ada yang beda," tandasnya.

Hingga kemarin jumlah pasien positif corona terus bertambah. Teranyar adanya penambahan 149 pasien positif. Dengan demikian jumlah positif corona sebanyak 1.677 orang dan 157 di antaranya meninggal dunia.

“Perkembangan dari pencatatan kami pada kasus-kasus yang kita rawat di seluruh Tanah Air untuk kasus konfirmasi positif ada penambahan 149 orang sehingga sekarang menjadi 1.677 kasus,” ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona (Covid-19), Achmad Yurianto, di Graha BNPB Jakarta kemarin.

Menurut Yuri, adanya penambahan kasus positif ini memberikan gambaran bahwa penularan virus ini masih terjadi di masyarakat. “Oleh karena itu saudara sekalian, gambaran ini masih memberikan bukti kepada kita bahwa penularan di luar masih terjadi. Kontak dekat masih diabaikan dan kemudian cuci tangan belum dijalankan dengan baik,” tandasnya.

Di balik terus bertambahnya kasus corona, muncul juga kabar baik mengenai penambahan jumlah pasien sembuh. Kemarin kasus sembuh juga mengalami penambahan, yakni sebanyak 22 orang. “Sembuh bertambah 22 orang sehingga total menjadi 103 orang,” ujarnya. (Dita Angga/Binti Mufarida)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1238 seconds (0.1#10.140)