Komunitas Pendukung RI-1 Bersama AKAR Sampaikan 5 Program Kerja ke KSP
A
A
A
JAKARTA - Relawan Presiden Joko Widodo yang tergabung dalam Aliansi Kerja Aspirasi Rakyat (AKAR) dan Komunitas Pendukung RI-1 (KPRI-1) bertemu Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Yohanes Joko.
Dalam pertemuannya, para relawan menyosialisasikan sejumlah program kerja yang dapat memberikan solusi terhadap masalah masalah yang kini sedang dihadapi Indonesia.
“Tujuan kami ke KSP adalah sosialisai program dari KPRI-1. Kita sinergikan dengan KSP sehingga memberikan solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh negara kita,” kata Sekjen Komunitas Pendukung RI-1 (KPRI-1), Kemal Pasya, di Kantor KSP, Rabu (11/3/2018).
Sebagai organisasi yang tergabung di bawah AKAR, KPRI-1 menyampaikan lima program andalan kepada KSP. Pertama, revolusi kota bersih. Kedua, penanganan sampah laut. Ketiga penanganan sampah limbah B3 rumah sakit. Keempat penanganan limbah batubara atau fly ash bottom ash (faba). Kelima, penanganan banjir.
“Limbah batubara sampai saat ini mencapai 20 juta ton per tahun. Di Indonesia kita cuma punya empat perusahaan yang menangani limbah rumah sakit, ini jelas berbahaya. Banjir juga sebuah kondisi yang sudah sangat memperihatinkan dan penyebabnya semakin banyak, bisa jadi karena penggundulan hutan, bisa karena jumlah penduduknya semakin padat , daerah terbukanya semakin tertutup, sampah yang memenuhi selokan dan sebagainya. Ini memerlukan satu kondisi yang secara teknis harus cepat diatasi,” ucapnya.
Untuk mengatasi banjir, kata dia, KPRI-1 sudah memiliki teknologi sumur suntik atau injeksi yang mampu memasukan air ke dalam perut bumi sebanyak 2.500 liter per menit. Teknologi anak bangsa ini tidak hanya dapat mengatasi banjir, tetapi juga bisa menyimpan ketersediaan air saat musim kemarau tiba.
“Teknologi ini cocok untuk di Jakarta, kita bisa letakan sumur suntik di daerah-daerah cekungan. Bisa juga dibuat di daerah Bogor dekat bendungan Katulampa, sehingga air yang datang ke Jakarta secukupnya, tidak menyebabkan banjir,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum KPRI-1 Vetty Pratiwi, menjelaskan, program ini bisa dijalankan secara sisetematis melalui program di 11 kementerian. Menurutnya, para relawan nanti bisa membentuk badan usaha atau unit kerja untuk menangani masalah-masalah tersebut.
“Unit usaha sebutlah seperti koperasi dalam menangani sampah, sehingga relawan bisa tumbuh dimana-mana, semua punya pekerjaan. Tapi ini perlu dukungan yang kuat dari pemerintah pusat maupun bapak Presiden. Sehingga kehadiran mereka bukan sekadar nama saja, ada perusahaannya, ada koperasinya. Sehingga relawan bisa eksistensinya ada juga mendapatkan manfaatnya,” tuturnya.
Dia menambahkan, saat ini banyak relawan-relawan yang memiliki program-program yang bagus. Hanya saja mereka belum ekspose dengan baik, sehingga kreativitasnya masih belum dapat dirasakan oleh bangsa dan negara.
“Relawan yang sudah bekerja secara ikhlas membantu bapak presiden dalam pemenangan kemarin perlu mendapat apresiasi yang kongkirt. Sehingga mereka dapat penghargaan setidaknya secara ekonomi dan keberadaannya eksitensinya diakui,” tukasnya.
Dalam pertemuannya, para relawan menyosialisasikan sejumlah program kerja yang dapat memberikan solusi terhadap masalah masalah yang kini sedang dihadapi Indonesia.
“Tujuan kami ke KSP adalah sosialisai program dari KPRI-1. Kita sinergikan dengan KSP sehingga memberikan solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh negara kita,” kata Sekjen Komunitas Pendukung RI-1 (KPRI-1), Kemal Pasya, di Kantor KSP, Rabu (11/3/2018).
Sebagai organisasi yang tergabung di bawah AKAR, KPRI-1 menyampaikan lima program andalan kepada KSP. Pertama, revolusi kota bersih. Kedua, penanganan sampah laut. Ketiga penanganan sampah limbah B3 rumah sakit. Keempat penanganan limbah batubara atau fly ash bottom ash (faba). Kelima, penanganan banjir.
“Limbah batubara sampai saat ini mencapai 20 juta ton per tahun. Di Indonesia kita cuma punya empat perusahaan yang menangani limbah rumah sakit, ini jelas berbahaya. Banjir juga sebuah kondisi yang sudah sangat memperihatinkan dan penyebabnya semakin banyak, bisa jadi karena penggundulan hutan, bisa karena jumlah penduduknya semakin padat , daerah terbukanya semakin tertutup, sampah yang memenuhi selokan dan sebagainya. Ini memerlukan satu kondisi yang secara teknis harus cepat diatasi,” ucapnya.
Untuk mengatasi banjir, kata dia, KPRI-1 sudah memiliki teknologi sumur suntik atau injeksi yang mampu memasukan air ke dalam perut bumi sebanyak 2.500 liter per menit. Teknologi anak bangsa ini tidak hanya dapat mengatasi banjir, tetapi juga bisa menyimpan ketersediaan air saat musim kemarau tiba.
“Teknologi ini cocok untuk di Jakarta, kita bisa letakan sumur suntik di daerah-daerah cekungan. Bisa juga dibuat di daerah Bogor dekat bendungan Katulampa, sehingga air yang datang ke Jakarta secukupnya, tidak menyebabkan banjir,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum KPRI-1 Vetty Pratiwi, menjelaskan, program ini bisa dijalankan secara sisetematis melalui program di 11 kementerian. Menurutnya, para relawan nanti bisa membentuk badan usaha atau unit kerja untuk menangani masalah-masalah tersebut.
“Unit usaha sebutlah seperti koperasi dalam menangani sampah, sehingga relawan bisa tumbuh dimana-mana, semua punya pekerjaan. Tapi ini perlu dukungan yang kuat dari pemerintah pusat maupun bapak Presiden. Sehingga kehadiran mereka bukan sekadar nama saja, ada perusahaannya, ada koperasinya. Sehingga relawan bisa eksistensinya ada juga mendapatkan manfaatnya,” tuturnya.
Dia menambahkan, saat ini banyak relawan-relawan yang memiliki program-program yang bagus. Hanya saja mereka belum ekspose dengan baik, sehingga kreativitasnya masih belum dapat dirasakan oleh bangsa dan negara.
“Relawan yang sudah bekerja secara ikhlas membantu bapak presiden dalam pemenangan kemarin perlu mendapat apresiasi yang kongkirt. Sehingga mereka dapat penghargaan setidaknya secara ekonomi dan keberadaannya eksitensinya diakui,” tukasnya.
(thm)