Terlalu Banyak Aliran, Wacana Partai Islam Tunggal Hanya Utopis
A
A
A
JAKARTA - Niat mantan politikus PPP, Ahmad Yani yang ingin menghidupkan kembali Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dengan istilah Masyumi Reborn, dinilai sulit terwujud.
Wacana ini sendiri muncul dari ide Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin yang mengusulkan adanya satu wadah Partai Islam tunggal untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam saat Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) di Pangkalpinang beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Wacana Masyumi Reborn Dinilai sebagai Koreksi untuk Partai Islam)
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, wacana Masyumi Reborn merupakan ide bagus dan gampang diucapkan. "Tapi penerapannya kan enggak gampang," kata Pangi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (5/3/2020).
Pangi menyatakan, wacana dan ide tersebut tidak gampang karena, umat Islam itu, dari dahulu sulit bersatu. Menurut dia, merujuk pengalaman Pemilu 1955, Partai Islam pada waktu itu saja sudah pecah, meski Islam di Indonesia mayoritas, namun tidak muncul sebagai kekuatan politik dominan.
"Faktanya partai Islam Masyumi dan NU kalah dari partai PNI. Itulah realitas politik yang gak bisa kita bantah. Mayoritas namun tidak menjadi kekuatan dominan yang menentukan," ungkap dia.
Menurut Pangi, ide dan narasi yang disampaikan Din Syamsuddin kemudian direspons Ahmad Yani dianggap sah-sah saja. Upaya dan usaha ini dianggapnya tak lain untuk mempersatukan partai Islam, sehingga mampu menjadi kekuatan dominan yang mampu mengimbangi kekuatan politik partai nasionalis.
"Namun saya termasuk haqul yakin, ini hanya pikiran utopis yang sulit dipraktikkan, karena banyaknya faksi dan aliran politik Islam di Indonesia," tegas dia.
Wacana ini sendiri muncul dari ide Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin yang mengusulkan adanya satu wadah Partai Islam tunggal untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam saat Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) di Pangkalpinang beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Wacana Masyumi Reborn Dinilai sebagai Koreksi untuk Partai Islam)
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, wacana Masyumi Reborn merupakan ide bagus dan gampang diucapkan. "Tapi penerapannya kan enggak gampang," kata Pangi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (5/3/2020).
Pangi menyatakan, wacana dan ide tersebut tidak gampang karena, umat Islam itu, dari dahulu sulit bersatu. Menurut dia, merujuk pengalaman Pemilu 1955, Partai Islam pada waktu itu saja sudah pecah, meski Islam di Indonesia mayoritas, namun tidak muncul sebagai kekuatan politik dominan.
"Faktanya partai Islam Masyumi dan NU kalah dari partai PNI. Itulah realitas politik yang gak bisa kita bantah. Mayoritas namun tidak menjadi kekuatan dominan yang menentukan," ungkap dia.
Menurut Pangi, ide dan narasi yang disampaikan Din Syamsuddin kemudian direspons Ahmad Yani dianggap sah-sah saja. Upaya dan usaha ini dianggapnya tak lain untuk mempersatukan partai Islam, sehingga mampu menjadi kekuatan dominan yang mampu mengimbangi kekuatan politik partai nasionalis.
"Namun saya termasuk haqul yakin, ini hanya pikiran utopis yang sulit dipraktikkan, karena banyaknya faksi dan aliran politik Islam di Indonesia," tegas dia.
(maf)