Ngobrol di Warung Kopi, Fadel Muhammad Sebut Ekonomi Negara Sedang Turun

Sabtu, 29 Februari 2020 - 12:23 WIB
Ngobrol di Warung Kopi, Fadel Muhammad Sebut Ekonomi Negara Sedang Turun
Ngobrol di Warung Kopi, Fadel Muhammad Sebut Ekonomi Negara Sedang Turun
A A A
GORONTALO - Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad menyatakan, pendapatan negara sedang mengalami penurunan, sehingga mengakibatkan pengurangan belanja besar. Hal ini disampaikan Fadel, saat menyapa warga di kedai kopi Biawao, Gorontalo.

Dalam kesempatan itu, Fadel mengajak warga berdiskusi dan menyampaikan bahwa saat ini ekonomi Indonesia sedang dalam masalah. "Saya sudah sampaikan ke Presiden Jokowi, bahwa infrastruktur itu perlu. Tetapi ekonomi lebih penting lagi. Pendapatan negara sedang turun, akibatnya belanja negara terbatas," kata Fadel, di kedai kopi Biawao, Sabtu (29/2/2020) pagi.

Menurutnya, kunci dari persoalan itu adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat. Namun, ide pembeedayaan ini mendapat penolakan dari pendukung neoliberalisme di Indonesia.

"Kalau dulu waktu saya Gubernur Gorontalo, saya berikan benih-benih jagung, lahan kosong saya berikan kepada rakyat, tanam jagung, semua orang berpendapatan. Berdayakan masyarakat," sambung Fadel.

Ekonomi masyarakat Indonesia, kata dia, seperti piramida. Besar di bawah, dan butuh pemberdayaan. Namun, tidak semuanya setuju dengan pemberdayaan ekonomi ini.

"Seorang pejabat itu disebut berhasil kalau rakyat punya pendapatan naik. Itu yang paling utama. Cuma ada beberapa aliran yang berbeda, aliran-aliran neoliberalisme itu yang enggak mau," ungkapnya.

Para pendukung neoliberalisme ini, tambah Fadel, ingin masyarakat berdiri sendiri. Sebaliknya, menurutnya dia pemerintah harus berperan aktif, hadir dalam pemberdayaan.

"Masalah ekonomi ini sangat penting, saya sudah sampaikan ke Presiden, bahwa infrastuktur penting, tapi yang lebih penting, bagaimana rakyat berpendapatan. Maka, berdayakan ekonomi mereka," sambungnya.

Fadel mengaku, dirinya pengikut aliran limited state interversi yang artinya interverasi terbatas dari negara. Bukan kanan neoliberal maupun kiri sosialis. Tetapi berada di tengah.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4576 seconds (0.1#10.140)