Ajang IVL Menginspirasi, Kepemimpinan di Daerah Layak Jadi Contoh

Jum'at, 28 Februari 2020 - 07:02 WIB
Ajang IVL Menginspirasi, Kepemimpinan di Daerah Layak Jadi Contoh
Ajang IVL Menginspirasi, Kepemimpinan di Daerah Layak Jadi Contoh
A A A
BOGOR - Ajang IVL menginspirasi Kemendagri untuk mengubah parameter penilaian kinerja penyelenggara pemda. Berdasar pengalaman di ajang IV, Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri Akmal Malik ingin memberikan kesempatan bagi pihak luar untuk ikut menilai kinerja penyelenggara pemerintahan daerah.

Kelebihan IVL ini juga mendorong Kemendagri untuk mengubah parameter penilaian kinerja penyelenggara pemda. Dari pengalaman di ajang IVL, Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri Akmal Malik ingin memberikan kesempatan bagi pihak luar untuk ikut menilai kinerja penyelenggara pemerintahan daerah.

Bahkan Kemendagri kemudian memutuskan menunda pemberian penghargaan terhadap 10 provinsi, kabupaten, dan kota terbaik.

"Sekarang lagi moratorium untuk memberikan penilaian kinerja penyelenggara pimpinan daerah tahun ini. Kenapa? Kita ingin belajar dari teman-teman SINDO bagaimana melakukan evaluasi terhadap kepemimpinan kepemimpinan pemerintahan di daerah," turur Akmal saat acara Malam Inagurasi IVL di Lido Lake Resort tadi malam.

Akmal yang juga dewan juri ajang IVL SINDO MEDIA season 5 dan 6 menilai, penghargaan yang telah diberikan SINDO MEDIA kepada 24 kepala daerah merupakan penghargaan prestisius. Sebab ajang ini sudah melalui survei yang matang. "Penghargaan ini bukan diberikan secara ujug-ujug, ini semua sudah melalui seleksi survei lapangan yang cukup jeli, dan dilakukan oleh tim dari SINDO dengan berbagai parameter yang dikomunikasikan dengan baik dengan tim juri," kata dia.

Malam Inaugurasi IVL memang diwarnai dengan pemberian penghargaan kepada 24 kepala daerah. Selain itu acara juga diisi dengan peluncuran buku Indonesia Visionary Leader.

Pada momen tersebut CEO SINDO Media Sururi Alfaruq mengucapkan rasa terima kasih kepada 24 kepala daerah yang telah memberikan visi misi terbaik untuk kemajuan daerahnya dalam IVL. "Ini sebuah penghargaan yang diberikan SINDO Media di mana Indonesia Visionary Leader ini digagas untuk melahirkan leader-leader dari daerah untuk nasional," ujar Sururi dalam sambutannya.

Melalui IVL, kata Sururi, SINDO Media berharap bobot dari pemimpin daerah semakin kuat dan siap berkompetisi secara nasional. Negara ini membutuhkan banyak orang hebat dari daerah. "Selain untuk kepentingan nasional, IVL juga dengan berkualitasnya para leader di daerah tentu akan membuat daerahnya makin maju makin berkembang pesat sehingga tidak ada lagi disparitas antara Jakarta dan daerah," ungkapnya. (Baca: SINDO Media Beri Penghargaan 24 Kepala Daerah di Indonesia Vision Leader)

Menurut Sururi, rakyat di daerah juga sangat menunggu inovasi-inovasi dari para kepala daerah yang diberi amanah untuk memimpin daerah. Untuk itu, sambung dia, butuh kepala daerah yang melahirkan inovasi untuk kemajuan daerah masing-masing."IVL ini punya harapan besar karena ini adalah tahun yang ketiga dan akan dilakukan terus-menerus dan ini adalah IVL adalah yang kelima dan keenam untuk tahun ketiga," tuturnya.

Dia mengharapkan gagasan-gagasan atau visi dari 24 kepala daerah nanti bisa memberi inspirasi kepada kepala daerah yang belum mengikuti IVL. Begitu juga generasi muda yang akan membaca buku IVL yang diterbitkan SINDO dan Dirjen Otda Kemendagri." Acara ini digelar di Lido agar tidak terlalu formal. Karena itu kita buat kayak semacam outdoor tidak di dalam hotel yang terlalu formal maka seting duduknya kita buat tidak seperti formal. Biar rileks, kita juga pakai bajunya kasual. Mudah-mudahan ini memberikan inspirasi buat kebaikan Indonesia," tuturnya.

Sebagai informasi, program IVL merupakan ajang bagi para pemimpin daerah untuk membuktikan kekuatan visi kepemimpinannya. Penghargaan yang diberikan kepada 24 kepala daerah itu telah menjalani proses penilaian dari para panelis yang sangat kompeten di bidangnya.

Para panelis dimaksud adalah Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Akmal Malik, Rektor Universitas Paramadina Firmanzah, Ketua Pembina Indonesia Institute For Corporate Directorship, serta Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute dan pakar komunikasi politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto.

Adapun penerima penghargaan IVL season 5 adalah Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (Best Overall), Bupati Agam Indra Catri (The Best in Civic Engangement), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (The Best in Political Communication), Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman (The Best in Supporting Local Entrepreneurship).

Kemudian Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (The Best in Future Leader Concept), Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (The Best in City Transformation), Bupati Bone Bolango Hamim Pou (The Best In Enviroment Conservation), Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (The Best in Culture Empowernent).

Selanjutnya Bupati Tulang Bawang Winarti (The Best in Program Implementation), Bupati Sampang Slamet Junaidi (Certificate of Visionary Leader Presentation), Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan (Certificate of Visionary Leader Presentation), Bupati Banjar Khalilurrahman (Certificate of Visionary Leader Presentation) dan Wali Kota Tanjungpinang Syahrul (Certificate of Visionary Leader Presentation).

Adapun yang mendapatkan penghargaan pada IVL season 6, yakni Bupati Tabalong Anang Syakhfiani (Best Overall), Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar (The Best Innovation On Disaster Rehabilitation), Bupati Gorontalo Nelson Pomallingo (The Best Innovation On Evidence-Based Performance Measurement).

Bupati Pamekasan Badrut Tamam (The Best on Communication), Bupati Merangin Al Haris (The Best Innovation on Indigenous), Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (The Best on Tranformative Government), Bupati Jayapura Mathius Awoitauw (The Best on Empowering).

Kemudian ada Wali Kota Solok Zul Elfian (The Best Innovation in Local Wisdom), Bupati Sumbawa Barat W Musyafirin (The Best Innovation of Gotong Royong Approach Policy), Bupati Pelalawan Muhammad Harris (The Best Innovation on Technopolitan Policy), Bupati Maluku Barat Daya (The Best on People Empowernent).

Saatnya Buktikan Kinerja

Kepala daerah saatnya membuktikan kinerja kepada masyarakat untuk menjamin kesejahteraan mereka, bukan malah mempersulitnya. Dengan adanya desentralisasi, mereka harus benar-benar berusaha mencari potensi daerah yang dipimpinnya.

Sekretaris Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Didi Sudiana mengungkapkan hal itu saat acara Local Leader Forum yang digelar SINDO Media. Selain dari Kemendagri, acara bertajuk “Hambatan dan Tantangan Reformasi Birokrasi dalam Mendorong Investasi 2020” itu juga dihadiri Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron.

Adapun peserta Local Leader Forum ini terdiri atas 34 peserta Indonesia Visionary Leader dan tamu undangan SINDO Media. Kemudian malam harinya digelar malam penghargaan bagi para pemimpin daerah yang telah memaparkan visi-misinya pada Indonesia Visionary Leader.

"Kepala daerah harus berusaha menggali potensi yang ada di daerahnya. Itu diharapkan pemimpin daerah harus lebih inovatif, ada perubahan mindset," ujar Didi.

Menurut dia, jika telah menemukan potensi daerah yang dipimpin, kepala daerah juga harus setia melayani masyarakat, terlebih saat mereka membutuhkan. Didi menegaskan, birokrasi Indonesia adalah birokrasi yang harus menjadi pelayan, bukan malah terbalik menjadi yang dilayani.

“Tapi kita berusaha bagaimana melayani. Dari segi pelayanan publik harus diutamakan, lebih lancar. Intinya begitu, kemudian dari struktur tulang bagan dia bagian dari organisasi untuk mencapai visi misi suatu organisasi mendukung visi misi yang lebih besar," tuturnya.

Senada, Nurul Ghufron juga mengingatkan pentingnya reformasi birokrasi, khususnya untuk pemimpin daerah. Dalam pandangannya, sejauh ini reformasi tidak berjalan baik karena tidak memberikan layanan sepenuhnya kepada masyarakat.

Akibat kondisi tersebut, pelayanan kepada masyarakat semakin lambat yang ujungnya berdampak terhadap investasi di daerah tersebut. "Mestinya aparatur negara melayani, aparatur yang memudahkan, memfasilitasi. Itu mengakibatkan bangsa kita tidak begitu aparaturnya karena memang di sebagian alam sadarnya bukan untuk melayani, tapi kemudian untuk memperdagangkan layanannya," tuturnya.

Reformasi birokrasi, lanjutnya, juga penting untuk mendukung investasi. Melalui reformasi birokrasi, pelayanan administrasi sebisa mungkin diringkas, tidak berbelit-belit menyusahkan para investor. "Agar investasi atau pergerakan ekonomi uang di daerahnya semakin banyak. Karena semakin banyak, maka artinya semakin tumbuh ekonomi," ujar dia.

Mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember itu melihat banyak kepala daerah yang tidak memahami sesungguhnya pergerakan uang di daerahnya. Padahal kehadiran investasi akan menggerakkan sektor lain. "Ketika investasi datang, pabrik datang, maka (pekerja-red) butuh tempat tinggal, butuh warung makan, butuh transportasi, butuh hiburan sehingga bergerak ekonomi itu," ungkapnya.

Namun, di sisi lain, dia mengingatkan pemerintah daerah untuk berhati-hati dalam memberikan izin kepada pengusaha yang ingin berinvestasi. "Karena asumsi sebagian penyelenggara negara, izin adalah kesempatan pengusaha akan dapat keuntungan di tempat untuk buat usaha. Maka bagi dulu (keuntungan) di depan, asumsinya begitu," tandasnya.

Dia pun mengingatkan, dalam perspektif hukum, perizinan adalah instrumen pengendalian dari pemerintah daerah yang sangat penting. Pasalnya izin yang ingin diberikan selalu terkait dengan lingkungan dan masyarakat sekitar sehingga perlu diatur. "Supaya tidak menimbulkan masalah. Dengan izin itu harapannya bisa mengawasi, kemudian menegur, bahkan bisa mencabut. Harapannya seperti itu," tuturnya.

Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan, Anang Syakhfiani pada forum yang sama memaparkan upayanya untuk membangun Kabupaten Tabalong menjadi lebih baik. Dituturkannya, awal mula saat dirinya belum menjabat sebagai bupati sempat bertanya-tanya sumber daya alam Kabupaten Tabalong begitu melimpah, tetapi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya terus menurun.

"Tabalong itu kabupaten yang sangat kaya dengan sumber daya alam. Tidak hanya sekarang, sejak zaman Belanda sudah ada pertambangan minyak sampai sekarang batu bara," ujar dia. (Baca juga: Raih Penghargaan IVL, Bupati Bone Bolango Semakin Semangat Berinovasi)

Merespons kondisi tersebut, dia mulai mencari tahu apa yang dibutuhkan di Kabupaten Tabalong. Perlahan dirinya bisa menaikkan IPM. Menurut dia, IPM juga menjadi tolok ukur pemerintah saat ini. Tidak hanya itu, Anang juga perlahan-lahan berupaya menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Tabalong.

"Alhamdulillah enam tahun terakhir ini untuk penanaman modal asing (PMA) kita tertinggi di Kalsel. Untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) kalau tidak peringkat kedua, ya peringkat ketiga. Padahal posisi Tabalong ini di ujung Kalimantan Selatan, tetapi sekarang terbalik karena kami yang berbatasan dengan ibu kota negara," tuturnya

Sementara itu Pemimpin Redaksi KORAN SINDO dan SINDOnews Djaka Susila mengungkapkan SINDO Media mempunyai peran penting dan tanggung jawab untuk melaksanakan ini. Sebagai media nasional, SINDOnews, KORAN SINDO maupun SINDO Weekly memiliki program dari daerah untuk Indonesia, lalu mengomunikasikannya kepada masyarakat luas.

"Kami meyakini banyak visi kepala daerah di seluruh Indonesia memiliki visi yang luar biasa, hanya saja mungkin tidak dapat kesempatan untuk memberikan ataupun mengomunikasikan kepada masyarakat dan SINDO Media menyediakan ini," kata Djaka.

Dia berharap acara Local Leader Forum yang menjadi bagian dari Indonesia Visionary Leader (IVL) dapat memberikan sumbangsih kepada bangsa Indonesia. "Acara hari ini tidak sekadar memberikan penghargaan, tidak sekadar memberikan ucapan selamat, tetapi juga bisa memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara ini," tuturnya. (Raka Dwi Novianto/Okto Rizki Alpino/Oktiyani Edarwati)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5309 seconds (0.1#10.140)