Mahfud MD: Intoleransi Muncul Karena Kurang Bersatu

Senin, 17 Februari 2020 - 16:45 WIB
Mahfud MD: Intoleransi...
Mahfud MD: Intoleransi Muncul Karena Kurang Bersatu
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan penyebab munculnya aksi intoleransi umat beragama karena bangsa Indonesia kurang bersatu.

“Saat ini intoleransi muncul sebagai gangguan kita adalah karena kekurang bersatuan kita sebagai bangsa,” ungkap Mahfud saat mengisi acara Bincang Seru Bersama Mahfud dengan tema Keadilan Yang Memberdayakan di Balai Purnomo Prawiro Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat (17/2/2020).

Mahfud juga menyebut kasus intoleransi antar umat beragama menjadi salah satu faktor yang dapat disebut sebagai gangguan berbangsa. Gejala intoleransi dinilainya sering muncul karena orang yang berbeda dianggap sebagai musuh. (Baca Juga: 9 Poin Kontroversial Omnibus Law Cipta Kerja Versi KSPI)
Dia mengatakan, sikap intoleransi salah satunya takfiri atau mengkafirkan orang lain. “Misalnya muncul gejala intoleransi, di mana orang yang berbeda dianggap musuh. Kalau di dalam bahasa agama itu, menganggap orang yang berbeda adalah musuh adalah sikap takfiri,” kata Mahfud.
Mahfud mengatakan, tindakan intoleransi seperti yang terjadi di beberapa wilayah seperti penolakan pembangunan Gereja Katolik Paroki Santo Joseph, kota Tanjungbalai, Karimun, Kepulauan Riau dan perusakan musala di Perumahan Agape, Tumaluntung, Minahasa Utara, Sulawesi Utara merupakan intolernasi dan bukanlah gejala umum. Tindakan tersebut termasuk tindakan intoleransi langsung di tengah-tengah masyarakat.

“Ini sudah mulai muncul di dalam narasi-narasi pembicaraan tentang keyakinan, pembinaan rumah ibadah dan sebagainya. Itu bukan gejala umum, tapi gangguan-gangguan yang ada di tengah-tengah kita. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi,” tutur Mahfud.

Mahfud mengatakan jika tidak ada toleransi dan bersatu dalam perbedaan maka Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud. Jika masyarakat bersatu, kata mahfud keadilan sosial di masyarakat akan tercapai.

“Kita hanya bisa maju karena perbedaan dan bersatu dalam perbedaan. Keadilan yang memberdayakan akan menjadi bukti kekuatan dan kesiapan bangsa Indonesia untuk siap memasuki Indonesia Emas 2045. Bersatu tidak, adil juga tidak maka akan sulit tercapai,” tegasnya.

Apalagi, kata Mahfud, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 minimal ada empat kata adil dan keadilan yang seharusnya menjadi pedoman bangsa. “Di dalam pembukaan UUD 1945 ada minimal empat kali kata adil dan keadilan. Karena, integrasi bangsa yang menopang kemerdekaan akan bisa terwujud bilamana negara dikelola secara adil dan berkeadilan.”
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4843 seconds (0.1#10.140)