Tak Bisa Kena Cahaya, Jadi Alasan Novel Tak Ikut Rekonstruksi
A
A
A
JAKARTA - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengaku kalau mata kirinya kini permanen tidak bisa melihat lagi. Mata kirinya diketahui yang terdampak akibat penyiraman air keras yang menimpanya.
"Saya tidak boleh banyak aktivitas di mata kiri dan akhirnya di proses-proses pemeriksaan sebelumnya oleh penyidik yang sampai malam waktu itu, akibatnya mata kiri saya sekarang permanen tidak bisa lihat lagi," ujarnya di kawasan kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/2/2020). (Baca juga: Dilakukan Sebelum Subuh, Novel Sebut Rekontruksinya Janggal )
Rekonstruksi penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan dilakukan secara tertutup. Polisi beralasan kasus Novel berbeda dengan kasus kriminal lainnya. Karenanya Novel sendiri tak ikut dalam rekonstruksi itu.
Novel menjelaskan kini mata kanannya sensitif sekali dengan cahaya diduga efek dari mata kirinya yang terdampak ini. Untuk itu, dia berupaya menjaga matanya dari iritasi cahaya.
"Ketika mata kiri saya sudah permanen tidak bisa lihat lagi, tentu saya harus hati-hati sekali dengan mata kanan saya," kata dia.
Hal ini yang membuat dirinya tidak bisa mengikuti rekonstruksi yang digelar penyidik Polda Metro Jaya di sekitar kediamannya tersebut karena mata sebelah kanannya sangat sensitif saat melihat cahaya dari lampu.
"Tentunya itu ketika rekonstruksi mau dilakukan saya melihat tadi malam lokasi jalan dimatikan lampu jalan sehingga saya meyakini bahwa akan menggunakan lampu penerangan portable, padahal mata kanan saya sensitif sekali dengan cahaya," jelasnya. (Baca juga: Digelar Dini Hari, Rekonstruksi Kasus Novel Berlangsung Tertutup )
Terhadap itu, Novel sendiri telah menyampaikan kepada penyidik dirinya tidak bisa mengikuti. “Saya kira hanya alasan kesehatan saja," ucapnya.
"Saya tidak boleh banyak aktivitas di mata kiri dan akhirnya di proses-proses pemeriksaan sebelumnya oleh penyidik yang sampai malam waktu itu, akibatnya mata kiri saya sekarang permanen tidak bisa lihat lagi," ujarnya di kawasan kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/2/2020). (Baca juga: Dilakukan Sebelum Subuh, Novel Sebut Rekontruksinya Janggal )
Rekonstruksi penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan dilakukan secara tertutup. Polisi beralasan kasus Novel berbeda dengan kasus kriminal lainnya. Karenanya Novel sendiri tak ikut dalam rekonstruksi itu.
Novel menjelaskan kini mata kanannya sensitif sekali dengan cahaya diduga efek dari mata kirinya yang terdampak ini. Untuk itu, dia berupaya menjaga matanya dari iritasi cahaya.
"Ketika mata kiri saya sudah permanen tidak bisa lihat lagi, tentu saya harus hati-hati sekali dengan mata kanan saya," kata dia.
Hal ini yang membuat dirinya tidak bisa mengikuti rekonstruksi yang digelar penyidik Polda Metro Jaya di sekitar kediamannya tersebut karena mata sebelah kanannya sangat sensitif saat melihat cahaya dari lampu.
"Tentunya itu ketika rekonstruksi mau dilakukan saya melihat tadi malam lokasi jalan dimatikan lampu jalan sehingga saya meyakini bahwa akan menggunakan lampu penerangan portable, padahal mata kanan saya sensitif sekali dengan cahaya," jelasnya. (Baca juga: Digelar Dini Hari, Rekonstruksi Kasus Novel Berlangsung Tertutup )
Terhadap itu, Novel sendiri telah menyampaikan kepada penyidik dirinya tidak bisa mengikuti. “Saya kira hanya alasan kesehatan saja," ucapnya.
(kri)