Cak Ali: KH Ahmad Bagdja Pengkader Aktivis yang Telaten
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa berduka atas wafatnya salah seorang tokoh NU, KH Ahmad Bagdja.
Ahmad Bagdja meninggal di Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC), Kamis (6/2/2020) pukul 01.09 WIB.
"Kak Ahmad Bagdja, begitu biasa saya memanggil lahir di Kuningan, Jawa Barat 1945, adalah tokoh NKK/BKK dari IKIP Jakarta sebagai penggerak dan organisatoris ulung," kata Ali Masykur Musa atau biasa disapa Cak Ali, Kamis (6/2/2020). (Baca Juga: Tokoh NU, Kiai Ahmad Bagdja Wafat)
Menurut Cak Ali, di dunia pergerakan kemahasiswaan, Ahmad Bagdja adalah mentor dan penggerak aktivis mahasiswa yang sabar dan telaten.
"Beberapa kenangan penting dari saya pribadi tentang sosok Kak Ahmad Bagdja adalah konsistensi dalam pengabdian di NU, karena itu Kak Bagdja pernah menjadi Sekjen PB NU saat Ketua Umum Gus Dur, hampir seluruh hidupnya didedikasikan untuk perjuangan NU demi negara dan bangsa Indonesia, keislaman dan kebangsaan," tuturnya. (Baca Juga: KH Ahmad Bagdja, Sosok Setia Dampingi Gus Dur Hadapi Rezim Orde Baru)
Cak Ali yang pernah menjadi Ketua Umum PB PMII 1991-1994 mengaku pernah dan merasa dikader oleh Ahmad Bagdja ketika menjabat Ketua Umum PB PMII 1982-1985.
"Kak Bagdja adalah sosok pengkader atau mentor ulung, sabar dan telaten," ujar mantan anggota Badan Pemeriksa Keuangan ini.
Cak Ali mengenal Bagdja sebagai sosok berjiwa besar yang memiliki keinginan agar kader bangsa memiliki jiwa juang yang ideal. "Kak Bagdja sangat anti terhadap kader yang pragmatis," tandasnya.
Sejak berdirinya ISNU melalui Kongres I, kata dia, Bagdja menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina. Karena itu Cak Ali merasa kehilangan tokoh pembina yang santun, sabar dan ideal.
"ISNU meminta seluruh kader ISNU di seluruh Indonesia untuk salat ghaib mendoakan agara amal kebajikannya dan dosanya diampuni Allah SWT. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kesabaran dan ketabahan," tutur Cak Ali.
Ahmad Bagdja meninggal di Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC), Kamis (6/2/2020) pukul 01.09 WIB.
"Kak Ahmad Bagdja, begitu biasa saya memanggil lahir di Kuningan, Jawa Barat 1945, adalah tokoh NKK/BKK dari IKIP Jakarta sebagai penggerak dan organisatoris ulung," kata Ali Masykur Musa atau biasa disapa Cak Ali, Kamis (6/2/2020). (Baca Juga: Tokoh NU, Kiai Ahmad Bagdja Wafat)
Menurut Cak Ali, di dunia pergerakan kemahasiswaan, Ahmad Bagdja adalah mentor dan penggerak aktivis mahasiswa yang sabar dan telaten.
"Beberapa kenangan penting dari saya pribadi tentang sosok Kak Ahmad Bagdja adalah konsistensi dalam pengabdian di NU, karena itu Kak Bagdja pernah menjadi Sekjen PB NU saat Ketua Umum Gus Dur, hampir seluruh hidupnya didedikasikan untuk perjuangan NU demi negara dan bangsa Indonesia, keislaman dan kebangsaan," tuturnya. (Baca Juga: KH Ahmad Bagdja, Sosok Setia Dampingi Gus Dur Hadapi Rezim Orde Baru)
Cak Ali yang pernah menjadi Ketua Umum PB PMII 1991-1994 mengaku pernah dan merasa dikader oleh Ahmad Bagdja ketika menjabat Ketua Umum PB PMII 1982-1985.
"Kak Bagdja adalah sosok pengkader atau mentor ulung, sabar dan telaten," ujar mantan anggota Badan Pemeriksa Keuangan ini.
Cak Ali mengenal Bagdja sebagai sosok berjiwa besar yang memiliki keinginan agar kader bangsa memiliki jiwa juang yang ideal. "Kak Bagdja sangat anti terhadap kader yang pragmatis," tandasnya.
Sejak berdirinya ISNU melalui Kongres I, kata dia, Bagdja menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina. Karena itu Cak Ali merasa kehilangan tokoh pembina yang santun, sabar dan ideal.
"ISNU meminta seluruh kader ISNU di seluruh Indonesia untuk salat ghaib mendoakan agara amal kebajikannya dan dosanya diampuni Allah SWT. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kesabaran dan ketabahan," tutur Cak Ali.
(dam)