Data Kemenkes: 8,6 Juta Rumah Tangga Indonesia Masih BAB Sembarangan

Senin, 03 Februari 2020 - 05:10 WIB
Data Kemenkes: 8,6 Juta...
Data Kemenkes: 8,6 Juta Rumah Tangga Indonesia Masih BAB Sembarangan
A A A
BANDUNG - Data di situs monitor Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dimuat di website Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan bahwa masih ada 8,6 juta rumah tangga yang anggota keluarganya masih mempraktikkan buang air besar (BAB) sembarangan per Januari 2020. Kendati jumlahnya terus berkurang, perlu upaya semua pihak untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.

Dari jumlah itu, 4,5 juta rumah tangga di Pulau Jawa-pun masih mempraktikkan BAB sembarangan. Bahkan, kata 2012 lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia di posisi kedua dengan penduduk BAB sembarangan di dunia. Keadaan ini menyebabkan sekitar 150.000 anak Indonesia meninggal setiap tahunnya karena diare dan penyakit lain yang disebabkan sanitasi yang buruk.

“Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia, di mana hampir 28 juta orang Indonesia kekurangan air bersih. Sementara 71 juta orang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang lebih baik," ujar Operations Director Water.org Indonesia, Don Johnston dalam siaran persnya, Minggu (2/2/2020).

Menurut dia, jutaan keluarga Indonesia berpenghasilan rendah memerlukan sambungan atau sumur air baru dan toilet yang lebih baik dak dapat dijangkau. Namun mereka menjatuhkan bantuan investasi dari berbagai pihak agar akses untuk air bersih dan sanitasi yang baik itu dapat dijangkau lebih banyak masyarakat.

General Manager Recki an Benckiser Hygiene Home Indonesia, Karim Kamel mengatakan masih buruknya sanitasi jutaan warga Indonesia mendorong Harpic, pembersih toilet yang diproduksi dan dipasarkan oleh Recki & Benckiser berkomitmen untuk mengentaskan permasalahan BAB sembarangan di Pulau Jawa hingga tahun 2025.

"Berbekal pengalaman 100 tahun memberikan akses terhadap toilet bersih dan higienis. Harpic berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mengatasi krisis kebersihan dan sanitasi global ini," jelas Karim.

Untuk merealisasikan komitmen tersebut, Harpic menggandeng Water.org, SATO, dan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa (Komida) untuk bekerja sama mengedukasi tentang pentingnya hidup bersih dengan dan memiliki toilet dan sanitasi layak.

Sebagai langkah awal, Harpic telah mengajak masyarakat untuk berkontribusi memberikan akses terhadap toilet yang lebih bersih kepada masyarakat yang membutuhkan melalui kampanye Aksi Toilet Bersih. Kampanye ini dimulai dengan ide yang sederhana, dengan membeli dua produk Harpic untuk membersihkan toilet rumah melalui e-commerce Shopee dan Lazada.

Pembeli berkesempatan untuk menyumbangkan satu produk Harpic bagi mereka yang membutuhkan akses terhadap toilet bersih. Dari kampanye tersebut, Harpic berhasil mengumpulkan 3.545 produk yang setelahnya akan didonasikan kepada Komida.

Berdasarkan data KSP Komida, dari 735.957 anggota yang tersebar di 287 kabupaten dan daerah di Indonesia, hanya 551.435 anggota yang memiliki toilet dan septic tank. Sedangkan ada 105.821 anggota yang memiliki toilet namun tidak tersambung pc tank dan 78.701 anggota yang belum memiliki toilet.

“Jika terus dibiarkan, ini akan berpengaruh terhadap kesehatan keluarga dan anak anggota Komida, karena penyakit diare akibat dari buang air besar sembarangan," imbuh dia. Arif Budianto
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7450 seconds (0.1#10.140)