Tekankan Iptek, PDIP Sebut 30 Ribu Kekayaan Hayati Belum Tergarap

Senin, 27 Januari 2020 - 11:07 WIB
Tekankan Iptek, PDIP Sebut 30 Ribu Kekayaan Hayati Belum Tergarap
Tekankan Iptek, PDIP Sebut 30 Ribu Kekayaan Hayati Belum Tergarap
A A A
JAKARTA - Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menyatakan pentingnya negara dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) untuk mengelola kekayaan alam Indonesia, terutama menyangkut pengembangan obat-obatan yang menghasilkan nilai tambah.

Hal tersebut dikatakan Hasto dalam kegiatan HUT ke-47 PDIP yang diselenggarakan DPC PDIP Kota Tangerang Selatan, Minggu 26 Januari 2020. Menurut Hasto, setidaknya ada puluhan ribu kekayaan hayati yang belum tergarap.

"Terkait dengan obat-obatan, ada 30 ribu kekayaan hayati terkait yang belum disentuh teknologi dan pengetahuan," jelas Hasto dalam sambutannya.

Hasto mengatakan, PDIP melalui Rakernas I beberapa waktu sudah mengamanahkan kepada seluruh kader untuk aktif memajukan Iptek. Di mana, amanah ini sebenarnya sudah dicetuskan oleh Bung Karno melalui buku Mustika Rasa yang ditulisnya berbagai munu kuliner dan rempah-rempah khas nusantara.

"Tidak ada negara yang sekaya Indonesia dalam hal kuliner dan bumbu-bumbuan. Kita seharusnya tidak boleh ada kekurangan gizi. Kita negara penghasil sarang burung walet. Itu sumber protein. Kekayaan laut sungguh melimpah," tutur dia.

Dalam hal ini, Hasto mengingatkan pesan Megawati Soekarnoputri yang menginginkan anak-anak Indonesia mampu menjadi ahli di bidang disiplin keilmuan. Seperti matematika, fisika, kimia dan biologi.

"Jadi enggak boleh semua masuk politik. Anak-anak kita harus paham ilmu-ilmu dasar. Itu keinginan Ibu Mega untuk menguasai jalan kemakmuran, kuasai iptek," ujarnya.

Politikus asal Yogyakarta ini menilai PDIP sebagai partai lama dan ditempa kerasnya zaman, optimistis bisa menjalani itu. Hasto mengingatkan PDIP sudah kenyang asam garam dunia politik. Bahkan, PDIP satu-satunya partai politik yang memiliki tiga presiden sekaligus, yaitu Bung Karno, Megawati dan Joko Widodo.

"Maka sejarah pun mencatat Bung Karno mendirikan PNI. Membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu. Bagaimana partai mengorganisasi rakyat. Bung Karno merumuskan sebuah tujuan yang namanya Pancasila, digali dari bumi Indonesia. Maknanya kita kupas tuntas dari seluruh rekam jejak perjuangan bangsa," jelas Hasto.

Lebih lanjut kata Hasto, kejayaan Indonesia bukan isapan jempol belaka. Presedennya pernah terjadi pada masa lampau. Saat itu, Indonesia tercatat dalam sejarah memiliki jalur rempah nusantara.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5335 seconds (0.1#10.140)