Alasan Megawati Minta Indonesia Belajar dari Jepang Hadapi Bencana
A
A
A
JAKARTA - Musibah banjir yang melanda wilayah Jabodetabek dan Banten beberapa waktu lalu mengundang perhatian Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri. Megawati meminta Indonesia mau belajar dari Jepang dalam menghadapi bencana.
Megawati menilai, Indonesia memiliki kemiripan dengan Jepang sebagai negara yang berpotensi mengalami bencana alam seperti gempa dan tsunami. Hanya saja, Jepang dianggap memiliki tingkat kewaspadaan lebih kuat.
"Itu yang seharusnya perlu dicontoh ya," kata Megawati saat berbincang dengan wartawan di sela rangkaian aktivitasnya jelang acara penganugerahan gelar doktor kehormatan dari Soka Unversity di Tokyo, Selasa (7/1/2020).
Megawati menjelaskan tentu saja cara untuk meningkatkan kewaspadaan itu harus dipikirkan. Dirinya sendiri sudah memulai itu lewat pembentukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat menjadi wakil presiden dan lalu presiden RI kelima.
"Sekarang sudah ada, kenapa rakyat tidak diedukasi, disosialisasi?" katanya.
Diapun berjanji, sebagai ketua dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), akan lebih masif lagi mendorong agar pendidikan sadar bencana digalakkan seperti di Jepang. Di negeri dengan ikon Gunung Fuji itu, bahkan anak-anak dari umur TK saja sudah diajari menghadapi bahaya bila gempa terjadi.
Menurut Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu, menyelamatkan diri dan sesama dari bencana alam adalah salah satu perwujudan nilai kemanusiaan. Maka upaya untuk mengedukasi agar bisa menolong diri sendiri maupun orang lain adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan.
Diapun bercerita tentang salah satu pengalamannya mengalami guncangan gempa di Jepang. Saat itu, dirinya dan keluarga yang mendampingi sudah hendak lari keluar dari sebuah restoran tempat mereka makan. Namun hal itu justru dilarang oleh warga Jepang yang menemani mereka makan.
"Teman saya yang orang Jepang bilang tidak usah lari. Nanti diberitahu kapan kita mesti lari. Jadi ada alarm. Kalau alarm bunyi artinya mesti waspada. Alarm kedua kita harus keluar. Jadi begitu. Itu masih berjalan terus cara memberikan warning. Jadi early warning sistemnya bagus. Dibandingkan kita, aduh.. bukan lemah, tapi tidak ada," ungkap Megawati.
Megawati menilai, Indonesia memiliki kemiripan dengan Jepang sebagai negara yang berpotensi mengalami bencana alam seperti gempa dan tsunami. Hanya saja, Jepang dianggap memiliki tingkat kewaspadaan lebih kuat.
"Itu yang seharusnya perlu dicontoh ya," kata Megawati saat berbincang dengan wartawan di sela rangkaian aktivitasnya jelang acara penganugerahan gelar doktor kehormatan dari Soka Unversity di Tokyo, Selasa (7/1/2020).
Megawati menjelaskan tentu saja cara untuk meningkatkan kewaspadaan itu harus dipikirkan. Dirinya sendiri sudah memulai itu lewat pembentukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat menjadi wakil presiden dan lalu presiden RI kelima.
"Sekarang sudah ada, kenapa rakyat tidak diedukasi, disosialisasi?" katanya.
Diapun berjanji, sebagai ketua dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), akan lebih masif lagi mendorong agar pendidikan sadar bencana digalakkan seperti di Jepang. Di negeri dengan ikon Gunung Fuji itu, bahkan anak-anak dari umur TK saja sudah diajari menghadapi bahaya bila gempa terjadi.
Menurut Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu, menyelamatkan diri dan sesama dari bencana alam adalah salah satu perwujudan nilai kemanusiaan. Maka upaya untuk mengedukasi agar bisa menolong diri sendiri maupun orang lain adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan.
Diapun bercerita tentang salah satu pengalamannya mengalami guncangan gempa di Jepang. Saat itu, dirinya dan keluarga yang mendampingi sudah hendak lari keluar dari sebuah restoran tempat mereka makan. Namun hal itu justru dilarang oleh warga Jepang yang menemani mereka makan.
"Teman saya yang orang Jepang bilang tidak usah lari. Nanti diberitahu kapan kita mesti lari. Jadi ada alarm. Kalau alarm bunyi artinya mesti waspada. Alarm kedua kita harus keluar. Jadi begitu. Itu masih berjalan terus cara memberikan warning. Jadi early warning sistemnya bagus. Dibandingkan kita, aduh.. bukan lemah, tapi tidak ada," ungkap Megawati.
(pur)