Gubernur-Presiden Berselisih, Pimpinan DPR: Banjir Tanggung Jawab Bersama
Jum'at, 03 Januari 2020 - 16:48 WIB

Gubernur-Presiden Berselisih, Pimpinan DPR: Banjir Tanggung Jawab Bersama
A
A
A
JAKARTA - Pimpinan DPR menanggapi tentang silang pendapat antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Koreku) Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa tidak ada pihak yang patut disalahkan atas musibah banjir ini. Karena, banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ini bagian dari siklus yang terjadi di Indonesia.
“Jadi kalau menurut saya, curah hujan sangat tinggi, dalam siklus tertentu di Indonesia ini terjadi berulang-ulang, saya ingat tahun 2000, sepertinya 2007, 2014, lalu sekarang. Pertama karena siklus dan curah hujan terlalu tinggi sehingga kemudian bendungan tidak mampu menampung,” kata Dasco saat ditanya soal silang pendapat Jokowi dan Anies soal bencana banjir di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
“Dan tidak salah, karena sudah lama nggak ada genangan-genangan, lalu musim panas berkepanjangan sebagian kita lalai untuk bersihkan terowongan-terowongan, lalu sampah-sampah di waduk dan sungai sehingga itu yang membuat banjir makin cepat dan tinggi,” tambahnya.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra ini, tingginya curah hujan memang fenomena alam yang tidak nisa dihindari. Dan banjir juga terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan tanggung jawan masyarakat akan sampah di saluran-saluran pembuangan air.
“Pertama, memang tidak bisa dihindari soal curah hujan, kedua kewaspadaan terkait sampah yang jadi tanggung jawab semua warga agar bisa diantisipasi. Ini kan karena kelamaan nggak terjadi hujan sehingga, kita lengah,” ujar Dasco.
Terkait dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang kecewa lantaran normalisasi sungai Ciliwung tak kunjung selesai, dia menjelaskan bahwa normalisasi sungai Ciliwung terkendala teknis. “Kita imbau gubernurya untuk kebut untuk normalisasi,” tandasnya.
Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Koreku) Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa tidak ada pihak yang patut disalahkan atas musibah banjir ini. Karena, banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ini bagian dari siklus yang terjadi di Indonesia.
“Jadi kalau menurut saya, curah hujan sangat tinggi, dalam siklus tertentu di Indonesia ini terjadi berulang-ulang, saya ingat tahun 2000, sepertinya 2007, 2014, lalu sekarang. Pertama karena siklus dan curah hujan terlalu tinggi sehingga kemudian bendungan tidak mampu menampung,” kata Dasco saat ditanya soal silang pendapat Jokowi dan Anies soal bencana banjir di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
“Dan tidak salah, karena sudah lama nggak ada genangan-genangan, lalu musim panas berkepanjangan sebagian kita lalai untuk bersihkan terowongan-terowongan, lalu sampah-sampah di waduk dan sungai sehingga itu yang membuat banjir makin cepat dan tinggi,” tambahnya.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra ini, tingginya curah hujan memang fenomena alam yang tidak nisa dihindari. Dan banjir juga terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan tanggung jawan masyarakat akan sampah di saluran-saluran pembuangan air.
“Pertama, memang tidak bisa dihindari soal curah hujan, kedua kewaspadaan terkait sampah yang jadi tanggung jawab semua warga agar bisa diantisipasi. Ini kan karena kelamaan nggak terjadi hujan sehingga, kita lengah,” ujar Dasco.
Terkait dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang kecewa lantaran normalisasi sungai Ciliwung tak kunjung selesai, dia menjelaskan bahwa normalisasi sungai Ciliwung terkendala teknis. “Kita imbau gubernurya untuk kebut untuk normalisasi,” tandasnya.
(pur)