Musim Liburan, Polri Imbau Masyarakat Utamakan Keselamatan Berlalu Lintas

Rabu, 25 Desember 2019 - 13:06 WIB
Musim Liburan, Polri Imbau Masyarakat Utamakan Keselamatan Berlalu Lintas
Musim Liburan, Polri Imbau Masyarakat Utamakan Keselamatan Berlalu Lintas
A A A
JAKARTA - Memasuki libur panjang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, arus lalu lintas di sejumlah titik terutama di ruas jalan menuju objek wisata mengalami peningkatan cukup signifikan. Guna mencegah terjadinya kecelakaan, Korlantas Polri mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kepedulian keselamatan berlalu lintas.

Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana mengingatkan kepada pengendara untuk tidak mengabaikan keselamatan berlalu lintas, terutama di musim liburan ini. "Perhatikan daerah black spot atau daerah yang rentan terjadi kecelakaan saat menuju ke tempat-tempat wisata dan daerah trouble spot atau daerah yang sering terjadi permasalahan lalu lintas," ucapnya.

Menurut Chryshnanda, kepolisian terus bekerja maksimal untuk mencapai tujuan dari road safety. Sebab road safety merupakan aksi keselamatan yang dicanangkan PBB untuk menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas dan meningkatkan kualitas keselamatan, membangun budaya tertib dan meningkatkan kualitas pelayanan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (LLAJ).

Chryshnanda menjelaskan, program road safety seperti membangun Road Safety Centre merupakan wadah bagi para pemangku kepentingan untuk menggerakkan dan menyinergikan kementerian dan lembaga yang menangani road safety secara managerial maupun operasional.

"Program road safety didukung dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) yang mencakup road safety management (mengelola keselamatan berlalu lintas), saver road (mengelola jalan yang berkeselamatan), saver vehicle (kendaraan yang berkeselamatan), saver people (pengguna jalan yang berkeselamatan) dan Post Crash Care (kepedulian penanganan pascaterjadinya kecelakaan lalu lintas)," kata Chryshnanda, Rabu (25/12/2019).

Menurut Chryshnanda, dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran dalam berlalu lintas, ada beberapa kendala seperti faktor manusia, kendaraan bermotor (KBM), jalan serta faktor alam. Dia mengungkapkan di era teknologi ini akan muncul masalah-masalah baru dan berbagai potensi konflik lainnya. "Seperti pengelolaan angkutan umum secara online, meningkatnya pertumbuhan kendaraan bermotor, perilaku menyimpang para pengguna jalan, masalah kontijensi (karena manusia, alam, dan kerusakan infrastruktur semakin marak)," jelas dia.

Untuk mewujudkan keamanan dan keselamatan berlalu lintas, kata dia, mesti ada political will yang mendukung penanganan keamanan dan keselamatan berlalu lintas secara komprehensif dan sistemik. Chryshnanda menilai, mengelola sistem jalan yang berkeselamatan pada prinsipnya dapat dilakukan dengan pemetaan jalan berdasarkan kelas jalan yakni, membuat ruas-ruas jalan yang teridentifikasi potensi perlambatan maupun kecelakaan.

"Jangan lupa kendaraan yang berkeselamatan ditangani melalui registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor (BPKB, STNK dan TNKB). Sebab masih banyak kendaraan umum yang kurang dan atau tak laik jalan masih beroperasi. Hal itu mampu meningkatkan fatalitas kecelakaan," jelas dia.

Sedangkan, manusia yang berkeselamatan, dimulai dari edukasi mulai anak-anak sampai dengan orang dewasa. Secara formal pada lembaga pendidikan maupun non formal yang dilakukan secara langsung maupun dengan media. Proram edukasi ini sangat penting sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. “Keberhasilan mengimplementasikan program road safety dapat dilihat dan diukur melalui tercapainya kualitas pelayanan publik yang prima secara signifikan dirasakan oleh masyarakat dalam mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas,” katanya.

Kemampuan itu ditunjukan dengan adanya modernisasi yaitu terbangunnya sistem pendataan dengan cara-cara elektronik dan online. "Data regident untuk KBM maupun pengemudi menjadi dasar untuk pengembangan sistem penegakkan hukum baik secara manual maupun dengan elektronik. Sistem pemetaan wilayah, masalah maupun potensi-potensi sebagai sarana monitoring dan quick response time,” kata Chryshnanda.

Termasuk tercapainya indikator peningkatan kualitas keselamatan dan menurunnya tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas serta terwujud budaya tertib berlalu lintas yakni, tingginya tingkat kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap aturan-aturan berlalu lintas.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1561 seconds (0.1#10.140)