Dekatkan Milenial dengan Pancasila untuk Jaga Dasar Negara

Senin, 09 Desember 2019 - 16:16 WIB
Dekatkan Milenial dengan Pancasila untuk Jaga Dasar Negara
Dekatkan Milenial dengan Pancasila untuk Jaga Dasar Negara
A A A
JAKARTA - Semangat 75 mahasiswa dari berbagai kampus se-Indonesia, mewakili berbagai macam suku bangsa menyatu dalam acara Sekolah Pancasila Muda di Wisma Makara, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/12/2019).

Ini acara keempat yang diadakan Komunitas Pancasila Muda dengan menggandeng MMD Initiative, Kegiatan ini menjadi agenda rutinan sebagai wujud penguatan ideologi Pancasila di Indonesia, apalagi di era serba digital ini. Sebelum di Depok ini, Sekolah Pancasila Muda sebelumnya di Jakarta, Bogor, dan Bandung.

Kepala Sekolah Pancasila Muda Dedi Triadi mengatakan, Sekolah Pancasila Muda ini diharapkan mampu membawa Indonesia menuju kemajuan di saat Indonesia menghadapi bonus demografi di tahun 2045.

"Kita di tahun 2045 nanti akan menghadapi ledakan pemuda, yang mana anak-anak Sekolah Pancasila Muda ini harus menjadi agen di masa itu," kata dia dalam sambutannya.

Menurut dia Indonesia begitu beruntung karena memiliki generasi muda yang melimpah. Harapannya Sekolah Pancasila ini dapat menyebarkan nilai nilai Pancasila secara gamblang namun sederhana oleh generasi milenial sebagai pemegang tongkat estafet kebangsaan. "Semoga inisiatif kecil ini bisa meluas," ujarnya.

Dedi menambahkan sekolah ini untuk memancing kepedulian generasi milenial agar menjaga Pancasila sebagai dasar negara dan bermedia sosial secara bijak.

Tak hanya itu, para peserta juga diharapkan dapat menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila melalui media sosial. Misalnya, membuat konten-konten positif yang mencerahkan.

"Kita hanya memacu anak muda untuk menerapkan nilai Pancasila secara sederhana," katanya.

Menurutnya, para peserta nantinya hanya cukup membiasakan diri menjalankan pikiran dan memainkan jemarinya dengan membuat konten-konten menarik namun positif, dan di dalamnya tertuang nilai-nilai Pancasila.

"Setelah ikut kegiatan ini peserta harus update status, nge-vlog tentang nilai Pancasila dan membuat konten tentang Pancasila. Nanti kita pantau sejauh mana konten itu menjadi perhatian publik," katanya.

Menurut Dedi, cara tersebut dinilai efektif dalam menanamkan nilai Pancasila di era milenial seperti saat ini. Contohnya, para peserta angkatan pertama sudah mengaplikasikan nilai Pancasila melalui berbagai gerakan kemanusiaan, seperti penggalangan dana untuk membantu meringankan korban bencana di Tanah Air.

"Kita memang pacu di situ membuat aksi baik secara online maupun offline. Angkatan pertama sudah ada koordinatornya, mereka rutin melakukan kopi darat atau pertemuan membahas perkembangan konten-konten yang berkaitan dengan Pancasila," ucapnya.

Pada Sekolah Pancasila Muda keempat ini, jurnalis Harun Mahbub Billah (HMB) memandu pelatihan jurnalistik praktis. Dia berbagi tips bagaimana menulis dengan mudah, dari hasil pengalamannya menjadi wartawan. Peserta juga diminta langsung praktik menulis.

"Anak muda harus menulis, tak hanya untuk portofolio dan mengasah pikiran, tapi juga untuk menambah konten-konten positif di era banjir informasi dewasa ini," jelasnya.

Selanjutnya pemaparan dari Muslim AR selaku digital strategist yang membawakan materi digital media sosial. "Interaksi manusia di luar media sosial semestinya yang menentukan ke dalam relasi manusia, bukan sebaliknya," ujarnya.

Generasi muda Pancasila, kata Muslim, harus berada di garda terdepan untuk membentengi ruang publik Indonesia dari konten-konten di media sosial yang berpotensi merusak persatuan anak bangsa. Cara membentengi itu terutama dengan membanjiri media sosial dengan ujaran-ujaran postif yang menumbuhkan semangat kebangsaan.

Pada sesi terakhir Sekolah Pancasila Muda ini ditutup dengan mendengarkan pesan dari Menko Polhukam Mahfud MD, mengenai refleksi dan tantangan anak muda di era 4.0. Ahmad Muhajir, selaku ketua kelas Sekolah Pancasila Muda angkatan 4, berharap, para peserta dapat memberikan dampak positif, baik online maupun offline.

"Selain kita harus memberikan pengabdian secara offline, kita mestilah memberikan dampak online, apalagi kita hidup di era digital," tambahnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6926 seconds (0.1#10.140)