Pernyataan Rocky Gerung Dinilai Mencirikan Tingkah Laku Orang Sofis Kuno
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Pengamat Politik, Rocky Gerung yang menyebut Pancasila bisa diubah membuat banyak kalangan merasa geram. Bahkan, untuk memperkuat pernyataannya, Rocky menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) representasi 'koalisi Pancasila' tidak paham tentang Pancasila.
Direktur Eksekutif Lingkar Kajian Agama dan Kebudayaan Nusantara (LKAB-Nusantara), Fadhli Harahap menyebut pernyataan Rocky menunjukkan bahwa orang ini labil. (Baca juga: PBB: Kebencian Rocky Gerung kepada Jokowi Melewati Kecerdasan Intelektual )
"Tidak punya pegangan karena tidak ada yang harus diyakininya. Bahkan pikirannya sendiri pun barang kali masih diragukan oleh dirinya sendiri," tutur Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Kamis (5/12/2019).
Di sisi lain, kata Fadhli, pernyataan Rocky Gerung mencirikan tingkah laku orang Sofis yakni cendekiawan Yunani kuno yang doyan berdebat kusir. "Yang ujung-ujungnya memperlemah sendi-sendi kehidupan bernegara," kata Pegiat Ilmu Filsafat UIN Jakarta ini.
Adapun terkait ucapan Rocky Gerung yang menyebut konstitusi bisa diubah, semua hal juga bisa berubah. Namun perlu digarisbawahi oleh Rocky Gerung bahwa dalam konstitusi ada hal yang harus diyakini dan perlu dikokohkan, baik dalam konteks penafsirannya maupun praktiknya.
Menurutnya, soal konstitusi bisa saja berubah sesuai dengan kesepakatan bersama. Nah, Pancasila merupakan konsensus yang sudah final dan tidak perlu lagi diutak-atik. (Baca juga: Rocky Gerung Mau Dilaporkan, Pengamat: Mengkritik Presiden Hal Biasa )
"Bahwa ada kelemahan di sana, penafsirannya lah perlu dikuatkan, bukan mengubah bentuknya. Apalagi menggantinya," tandas Fadhli.
Direktur Eksekutif Lingkar Kajian Agama dan Kebudayaan Nusantara (LKAB-Nusantara), Fadhli Harahap menyebut pernyataan Rocky menunjukkan bahwa orang ini labil. (Baca juga: PBB: Kebencian Rocky Gerung kepada Jokowi Melewati Kecerdasan Intelektual )
"Tidak punya pegangan karena tidak ada yang harus diyakininya. Bahkan pikirannya sendiri pun barang kali masih diragukan oleh dirinya sendiri," tutur Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Kamis (5/12/2019).
Di sisi lain, kata Fadhli, pernyataan Rocky Gerung mencirikan tingkah laku orang Sofis yakni cendekiawan Yunani kuno yang doyan berdebat kusir. "Yang ujung-ujungnya memperlemah sendi-sendi kehidupan bernegara," kata Pegiat Ilmu Filsafat UIN Jakarta ini.
Adapun terkait ucapan Rocky Gerung yang menyebut konstitusi bisa diubah, semua hal juga bisa berubah. Namun perlu digarisbawahi oleh Rocky Gerung bahwa dalam konstitusi ada hal yang harus diyakini dan perlu dikokohkan, baik dalam konteks penafsirannya maupun praktiknya.
Menurutnya, soal konstitusi bisa saja berubah sesuai dengan kesepakatan bersama. Nah, Pancasila merupakan konsensus yang sudah final dan tidak perlu lagi diutak-atik. (Baca juga: Rocky Gerung Mau Dilaporkan, Pengamat: Mengkritik Presiden Hal Biasa )
"Bahwa ada kelemahan di sana, penafsirannya lah perlu dikuatkan, bukan mengubah bentuknya. Apalagi menggantinya," tandas Fadhli.
(kri)