Stafsus Milenial Dinilai Punya Keunggulan Masing-masing
A
A
A
JAKARTA - Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat tujuh anak muda sebagai staf khusus (Stafsus)-nya, dipandang positif. Terlebih, hal tersebut merupakan hak prerogatif presiden.
"Soal Stafsus ini memang posisi yang sepenuhnya menjadi bagian prerogatif presiden, kita saya kira perlu berprasangka baik, kenapa kok presiden memilih anak-anak muda generasi milenial," ujar Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
(Baca juga: Stafsus Milenial, Pengamat: Akomodasi Politik sebagai Bonus Demografi)
Adapun ketujuh Stafsus milenial itu adalah Adamas Belva Syah Devara (Pendiri Ruang Guru), Putri Indahsari Tanjung (CEO dan Founder Creativereuneur), Andi Taufan Garuda Putra (Pendiri Lembaga Peer to Peer Lending bernama Amartha), Ayu Kartika Dewi (Perumus gerakan Sabang Merauke), Gracia Billy Mambrasar (Pendiri Yayasan Kitong Bisa), Angkie Yudistia (Pendiri Thisable Enterprise) serta Aminuddin Ma'ruf (Aktivis kepemudaan mahasiswa).
Arsul Sani memahami bahwa Presiden Jokowi ingin memberikan apresiasi kepada anak-anak muda berprestasi. "Semuanya sudah ada catatan prestasinya masing-masing dalam bidangnya masing-masing, mulai dari sektor bisnis, profesional dan juga sosial," ujar wakil ketua MPR ini.
Di samping itu, dia memahami bahwa Presiden Jokowi ingin mendorong anak-anak muda itu sejak awal mulai ikut mengurusi negara atau pemerintah.
"Kan ada kecenderungan juga di kalangan generasi muda generasi milenial kita yang cuek soal yang berbau kebangsaan yang berbau kenegaraan saya kira ini cara Pak Jokowi antara lain merespons keadaan yang seperti itu," pungkasnya.
"Soal Stafsus ini memang posisi yang sepenuhnya menjadi bagian prerogatif presiden, kita saya kira perlu berprasangka baik, kenapa kok presiden memilih anak-anak muda generasi milenial," ujar Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
(Baca juga: Stafsus Milenial, Pengamat: Akomodasi Politik sebagai Bonus Demografi)
Adapun ketujuh Stafsus milenial itu adalah Adamas Belva Syah Devara (Pendiri Ruang Guru), Putri Indahsari Tanjung (CEO dan Founder Creativereuneur), Andi Taufan Garuda Putra (Pendiri Lembaga Peer to Peer Lending bernama Amartha), Ayu Kartika Dewi (Perumus gerakan Sabang Merauke), Gracia Billy Mambrasar (Pendiri Yayasan Kitong Bisa), Angkie Yudistia (Pendiri Thisable Enterprise) serta Aminuddin Ma'ruf (Aktivis kepemudaan mahasiswa).
Arsul Sani memahami bahwa Presiden Jokowi ingin memberikan apresiasi kepada anak-anak muda berprestasi. "Semuanya sudah ada catatan prestasinya masing-masing dalam bidangnya masing-masing, mulai dari sektor bisnis, profesional dan juga sosial," ujar wakil ketua MPR ini.
Di samping itu, dia memahami bahwa Presiden Jokowi ingin mendorong anak-anak muda itu sejak awal mulai ikut mengurusi negara atau pemerintah.
"Kan ada kecenderungan juga di kalangan generasi muda generasi milenial kita yang cuek soal yang berbau kebangsaan yang berbau kenegaraan saya kira ini cara Pak Jokowi antara lain merespons keadaan yang seperti itu," pungkasnya.
(maf)