Smart Farming 4.0, Salah Satu Program Utama Daerah Tertinggal

Senin, 18 November 2019 - 17:50 WIB
Smart Farming 4.0, Salah...
Smart Farming 4.0, Salah Satu Program Utama Daerah Tertinggal
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi bersama dengan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) merintis pengembangan Smart Farming 4.0 di Kabupaten Situbondo yang merupakan salah satu Daerah Tertinggal.

Smart Farming 4.0 merupakan metode pertanian cerdas berbasis teknologi, dimana terdapat beberapa teknologi yang digunakan diantaranya agri drone sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan) serta soil and weather sensor (sensor tanah dan cuaca).

Kunci utama dalam penerapan metode Smart Farming 4.0 adalah pada data yang terukur. Oleh karena itu, seluruh kegiatan tersebut terintegrasi dengan aplikasi berbasis android RiTx.

Kabupaten Situbondo dipilih menjadi salah satu pilot project karena memiliki potensi pertanian yang besar dengan lahan yang luas. Pilot project dilaksanakan di 250 hektar lahan dengan dukungan 1 unit soil and weather sensor.

Sebagai bentuk tindaklanjut keberhasilan pada pilot project tersebut, PT MSMB bersama dengan BNI melanjutkan model pengembangan pertanian presisi ini di Situbondo melalui kegiatan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0.

"Kabupaten Situbondo sudah seharusnya berkembang melalui potensi besar yang mereka miliki, baik itu pada sektor pertanian dan perkebunan. Teknologi Smartfarming 4.0 membantu mengoptimalkan hasil pertanian dan perkebunan yang ada," jelas Samsul Widodo saat memberikan sambutan, Senin (18/11/2019).

"Contohnya terkait komoditas mangga yang banyak di Situbondo, dengan teknologi ini kita bisa mengetahui berapa ribu pohon mangga yang ada di Situbondo, kondisinya seperti apa, kapan berbunga, kapan panen dan sebagainya, sehingga kita bisa prediksi dan itu akan memudahkan Dinas Pertanian untuk mengatur logistiknya dan dijual kemana," sambungnya.

Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 di Kabupaten Situbondo merupakan kegiatan ke-4 yang dilaksanakan, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kabupaten Garut, Pasaman Barat, dan Sukabumi.

Kegiatan ini dihadiri oleh 250 orang petani penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BNI serta perwakilan dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang turut mendukung kegiatan ini.

Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 dilaksanakan untuk menyambut musim tanam Oktober 2019-Maret 2020 dan rencananya akan dilaksanakan di 12 lokasi unggulan pangan di Indonesia.

Dalam kegiatan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 ini BNI berperan untuk memberikan pembiayaan akses permodalan yang mudah dan murah di sektor pertanian dan perkebunan serta kemudahan budidaya dan peningkatan hasil produksi melalui CSR.

Sedangkan PT MSMB sendiri bertugas untuk melaksanakan pendampingan petani terkait penerapan teknologi pertanian presisi berupa Teknologi Smartfarming 4.0 berbasis Internet of Things (IOT), serta menyediakan peralatan dan memfasilitasi untuk akses kepada off-taker.

Melalui teknologi ini para petani mendapatkan lebih banyak kemudahan, diantaranya adalah terkait pengelolaan lahan pertanian dan penjualan hasil produksi dengan harga lebih baik.

Sedangkan, seluruh petani penerima program akan mendapatkan fasilitas KUR dari BNI dan Kartu Tani yang berfungsi untuk mendapatkan pupuk bersubsidi oleh petani dan menjadi kartu debit petani yang berfungsi untuk mengakses rekening tabungan, kartu identitas petani, data dan sumber informasi produktifitas pertanian, serta akses data untuk distribusi bantuan pertanian lainnya.

12 Lokasi Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 yakni Garut, Jawa Barat. Pasaman Barat, Sumatera Barat. Sukabumi, Jawa Barat. Situbondo, Jawa Timur. Dairi, Sumatera Barat. Brebes, Jawa Tengah. Banyuwangi, Jawa Timur. Badung, Bali. Ponorogo, Jawa Timur. Lombok Timur, NTB. Cianjur, Jawa Barat. Malang, Jawa Timur.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1405 seconds (0.1#10.140)