Muncul Empat Calon, Munas Golkar Dipastikan Tak Aklamasi
A
A
A
JAKARTA - Koordinator bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Nusron Wahid menyebut Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang digelar 3-6 Desember nanti masih panjang dan dipastikan akan berlangsung secara demokratis.
Menurut Nusron, jika melihat dinamika di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar bisa dipastikan munas tidak akan ada calon tunggal. Setidaknya akan ada empat calon yang muncul, yaitu Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, Ridwan Hisyam dan Bambang Susatyo.
"Saya yakin juga akan muncul calon-calon lain. Dipastikan tidak calon tunggal. Kalau tidak calon tunggal bagaimana akan aklamasi," tutur Nusron kepada wartawan, Jumat (15/11/2019). (Baca Juga: Di Rampimnas Golkar, Airlangga Singgung Kesepakatannya dengan Bamsoet)
Nusron menjelaskan ada empat poin hasil rapim yang dianggap luar biasa. Pertama, memprioritaskan kader partai Golkar untuk dicalonkan dalam pilkada, tanpa mahar dengan pendekatan elektabilitas.
Kedua, lanjut dia, munas dengan mengedepankan musyawarah mufakat berlandaskan Demokrasi. Ketiga, menugaskan Fraksi Partai Golkar berkaitan dengan revisi UU Pemilu. Keempat, DPD Partai Golkar kabupaten/kota yang masa periodenya berakhir ditahun 2019, atas permintaan DPD PD Provinsi, musyawarah daerah dilaksanakan setelah pilkada dan akan dibahas dan diputuskan dalam Munas.
Nusron menegaskan khusus poin dua, musyawarah mufakat sesuatu yang baik selama calonnya hanya satu dan semua sepakat. Namun jika calonnya banyak, sulit untuk mufakat.
"Masak empat-empatnya akan jadi ketum semua. Pasti harus satu dan lewat mekanisme voting, sebagai satu-satunya jalan," papar dia.
Nusron menduga, ada upaya sangat sistematis untuk mengarahkan agar di Munas tidak ada pemilihan. Padahal tata cara pemilihan pimpinan partai sudah diatur dalam anggaran rumah tangga (ART) pada Pasal 50 yang menyatakan pemilihan harus dilaksanakan secara langsung oleh peserta munas, dan melalui 3 tahap; penjaringan, pencalonan dan pemilihan.
"Darimana tahu kalau cuma calon tunggal? Wong tahapannya belum dilalui. Tahap penjaringan saja belum. Kok seakan akan sudah penetapan," ucapnya.
Ditambahkan Nusron, dirinya mengaku optimis DPD II dan silent majority nanti akan menentukan pilihannya sesuai dengan hati nurani dan perubahan kepemimpinan partai yang akan membawa partai lebih baik, dinamis dan progresif. (Rakhmat)
Menurut Nusron, jika melihat dinamika di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar bisa dipastikan munas tidak akan ada calon tunggal. Setidaknya akan ada empat calon yang muncul, yaitu Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, Ridwan Hisyam dan Bambang Susatyo.
"Saya yakin juga akan muncul calon-calon lain. Dipastikan tidak calon tunggal. Kalau tidak calon tunggal bagaimana akan aklamasi," tutur Nusron kepada wartawan, Jumat (15/11/2019). (Baca Juga: Di Rampimnas Golkar, Airlangga Singgung Kesepakatannya dengan Bamsoet)
Nusron menjelaskan ada empat poin hasil rapim yang dianggap luar biasa. Pertama, memprioritaskan kader partai Golkar untuk dicalonkan dalam pilkada, tanpa mahar dengan pendekatan elektabilitas.
Kedua, lanjut dia, munas dengan mengedepankan musyawarah mufakat berlandaskan Demokrasi. Ketiga, menugaskan Fraksi Partai Golkar berkaitan dengan revisi UU Pemilu. Keempat, DPD Partai Golkar kabupaten/kota yang masa periodenya berakhir ditahun 2019, atas permintaan DPD PD Provinsi, musyawarah daerah dilaksanakan setelah pilkada dan akan dibahas dan diputuskan dalam Munas.
Nusron menegaskan khusus poin dua, musyawarah mufakat sesuatu yang baik selama calonnya hanya satu dan semua sepakat. Namun jika calonnya banyak, sulit untuk mufakat.
"Masak empat-empatnya akan jadi ketum semua. Pasti harus satu dan lewat mekanisme voting, sebagai satu-satunya jalan," papar dia.
Nusron menduga, ada upaya sangat sistematis untuk mengarahkan agar di Munas tidak ada pemilihan. Padahal tata cara pemilihan pimpinan partai sudah diatur dalam anggaran rumah tangga (ART) pada Pasal 50 yang menyatakan pemilihan harus dilaksanakan secara langsung oleh peserta munas, dan melalui 3 tahap; penjaringan, pencalonan dan pemilihan.
"Darimana tahu kalau cuma calon tunggal? Wong tahapannya belum dilalui. Tahap penjaringan saja belum. Kok seakan akan sudah penetapan," ucapnya.
Ditambahkan Nusron, dirinya mengaku optimis DPD II dan silent majority nanti akan menentukan pilihannya sesuai dengan hati nurani dan perubahan kepemimpinan partai yang akan membawa partai lebih baik, dinamis dan progresif. (Rakhmat)
(dam)