Afghanistan Belajar Pemberdayaan Perempuan dari Indonesia

Senin, 11 November 2019 - 05:38 WIB
Afghanistan Belajar Pemberdayaan Perempuan dari Indonesia
Afghanistan Belajar Pemberdayaan Perempuan dari Indonesia
A A A
JAKARTA - Pemerintah Republik Islam Afghanistan terus berupaya memajukan negara dan peran perempuannya meski negaranya masih dilanda perang. Salah satunya dengan belajar tentang pemberdayaan perempuan melalui industri rumahan dari Indonesia.

Deputi bidang Teknis dan Kebijakan Kementerian Urusan Perempuan Republik Islam Afghanistan, Spozhmai Wardak mengatakan negaranya mengambil pelajaran dari keberhasilan Indonesia dalam memberdayakan perempuan. Hal ini diungkapkannya dalam Second Workshop on Women Economic Empowerment for Afghanistan di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

“Kami bersama Indonesia sepakat akan mengambil langkah konkrit untuk pemberdayaan ekonomi perempuan di Afghanistan ke depan. Keberhasilan workshop ini sangat penting bagi negara dan perempuan Afghanistan,” ujar Spozhmai dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Minggu (10/11/2019).

Asisten Deputi Kesetaraan Gender Bidang Kementerian PPPA, Muhammad Ihsan menjelaskan kedua negara mempelajari laporan kondisi ekonomi perempuan di Samangan, Afghanistan sebagai daerah percontohan untuk tindak lanjut workshop sebelumnya, yakni Workshop Development Women Empowerment Through Home Industry in Indonesia yang digelar di Yogyakarta beberapa bulan lalu.

“Kami mendiskusikan empat isu terkait pemberdayaan ekonomi perempuan yang ingin dipelajari oleh Afghanistan yaitu produksi dan pengemasan, pemasaran atau marketing, akses dan keuangan, serta aspek sosial budaya dalam sistem patriarki,” jelas Ihsan.

Sementara peserta workshop terdiri dari perwakilan Kementerian Urusan Perempuan Republik Islam Afghanistan yaitu Deputi bidang Teknis dan Kebijakan sebagai ketua delegasi, dua direktur, satu perwakilan dari Provinsi Samangan, dan staf bidang Monev. Tujuannya untuk menyusun dan memperdalam konsep pemberdayaan ekonomi perempuan yang berada dalam struktur patriarki dan konservatif.

“Kami hadirkan banyak narasumber seperti TGH M Subhi Sasaki, berbagai praktisi dan fasilitator industri rumahan di NTB, Koperasi Syariah, Bukalapak, serta berkunjung ke lokasi yang relevan seperti Balai Kemasan. Kiranya bisa menginspirasi pihak Afghanistan tentang bagaimana menjalankan home industry development,” kata Ihsan.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6526 seconds (0.1#10.140)