Tito Karnavian: Kapolri Termasuk Tugas Paling Kompleks di Dunia
A
A
A
DEPOK - Mantan Kapolri Jenderal Pol Purn Tito Karnavian mengatakan, tugas Kapolri adalah salah satu tugas yang paling kompleks di seluruh dunia.
Tantangan yang dihadapi seorang Kapolri dikatakannya cukup berat karena menjadi salah satu pengemban utama untuk menjaga stabilitas keamanan ketertiban masyrakat.
"Maka tidak berlebihan mungkin kalau seandainya tugas kapolri adalah salah satu tugas yang paling kompleks untuk kepala kepolisian di seluruh dunia," kata Tito di Markas Komando Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, Rabu (6/11/2019). (Baca Juga: DPR Setujui Jadi Kapolri, Idham Azis: Ini Mukjizat Allah)
Tugas Kapolri, kata Tito yang saat ini menjabat Mendagri, seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara, yaitu dalam rangka untuk melaksnakan pemiliharaan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Selain itu Kapolri juga penegak hukum sekaligus memberikan perlindungan pengayoman dan pelayanan pada masyrakat. "Di negara yang cukup pluralistik, heterogen dengan bentangan luas wilayah tiga time zone negara kepulauan terbesar, penduduk nomor empat terbesar di dunia," ucapnya.
Tito menyebut yang terbesar adalah China dengan personel yang jauh lebih besar tapi punya sistem politik satu partai sehingga cenderung mudah untuk dikendalikan. Tapi di Indonesia adalah open demokrasi.
Dengan banyaknya low class, potensi konflik, vertikal maupun horizontal cukup tinggi maka menjaga stabilitas kemanan di negara ini tidak mudah.
"Tantangan yang dihadapi cukup berat karena menjadi salah satu pengemban utama untuk menjaga stabilitas keamanan ketertiban masyarakat sebagaimana digariskan dalam UU," tambahnya.
Saat ini jumlah anggota Polri sebanyak 446 ribu orang dan menjadi lembaga vertikal nomor dua setelah TNI. Yang jajaranya juga tersebar sampai dengan ke desa-desa sehingga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam dinamika situasi politik, kemanan, sosial, budaya dan lainnya.
"Ini lebih besar dari negara di Pasifik, atau Brunei misalnya. Dinamika kehidupan kita juga masih sangat dinamis dengan adanya kebebasan pascareformasi demokratisasi. Di samping itu tentunya sangat terpengaruh dinamika politik internasional yang sangat dinamis juga, baik dalam bidang ideologi politik maupun bidang ekonomi," ungkapnya.
Tito menjelaskan, di tengah situasi perubahan geopolitik internasional dan internal, maka tugas menjadi Kapolri dirasa cukup berat.
"Di tengah-tengah situasi perubahan geopolitik tingkat internasional dan juga dinamika internal di dalam negeri dan juga di lingkup polri tadi, maka saya merasakan bahwa tugas kapolri dirasakan cukup berat. Namun alhamdulillah, dalam waktu kurang lebih tiga tahun tiga bulan atau tepatnya sejak menjabat tanggal 13 juli 2016 dan berakhir 22 Oktober 2019, berbagai tantangan tersebut alhamdulillah dapat dijalani," tuturnya.
Tantangan yang dihadapi seorang Kapolri dikatakannya cukup berat karena menjadi salah satu pengemban utama untuk menjaga stabilitas keamanan ketertiban masyrakat.
"Maka tidak berlebihan mungkin kalau seandainya tugas kapolri adalah salah satu tugas yang paling kompleks untuk kepala kepolisian di seluruh dunia," kata Tito di Markas Komando Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, Rabu (6/11/2019). (Baca Juga: DPR Setujui Jadi Kapolri, Idham Azis: Ini Mukjizat Allah)
Tugas Kapolri, kata Tito yang saat ini menjabat Mendagri, seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara, yaitu dalam rangka untuk melaksnakan pemiliharaan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Selain itu Kapolri juga penegak hukum sekaligus memberikan perlindungan pengayoman dan pelayanan pada masyrakat. "Di negara yang cukup pluralistik, heterogen dengan bentangan luas wilayah tiga time zone negara kepulauan terbesar, penduduk nomor empat terbesar di dunia," ucapnya.
Tito menyebut yang terbesar adalah China dengan personel yang jauh lebih besar tapi punya sistem politik satu partai sehingga cenderung mudah untuk dikendalikan. Tapi di Indonesia adalah open demokrasi.
Dengan banyaknya low class, potensi konflik, vertikal maupun horizontal cukup tinggi maka menjaga stabilitas kemanan di negara ini tidak mudah.
"Tantangan yang dihadapi cukup berat karena menjadi salah satu pengemban utama untuk menjaga stabilitas keamanan ketertiban masyarakat sebagaimana digariskan dalam UU," tambahnya.
Saat ini jumlah anggota Polri sebanyak 446 ribu orang dan menjadi lembaga vertikal nomor dua setelah TNI. Yang jajaranya juga tersebar sampai dengan ke desa-desa sehingga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam dinamika situasi politik, kemanan, sosial, budaya dan lainnya.
"Ini lebih besar dari negara di Pasifik, atau Brunei misalnya. Dinamika kehidupan kita juga masih sangat dinamis dengan adanya kebebasan pascareformasi demokratisasi. Di samping itu tentunya sangat terpengaruh dinamika politik internasional yang sangat dinamis juga, baik dalam bidang ideologi politik maupun bidang ekonomi," ungkapnya.
Tito menjelaskan, di tengah situasi perubahan geopolitik internasional dan internal, maka tugas menjadi Kapolri dirasa cukup berat.
"Di tengah-tengah situasi perubahan geopolitik tingkat internasional dan juga dinamika internal di dalam negeri dan juga di lingkup polri tadi, maka saya merasakan bahwa tugas kapolri dirasakan cukup berat. Namun alhamdulillah, dalam waktu kurang lebih tiga tahun tiga bulan atau tepatnya sejak menjabat tanggal 13 juli 2016 dan berakhir 22 Oktober 2019, berbagai tantangan tersebut alhamdulillah dapat dijalani," tuturnya.
(dam)