Sertijab Kapolri, Idham Azis Ingin Perkuat Polisi Promoter
A
A
A
JAKARTA - Jenderal Polisi Tito Karnavian hari ini akan menyerahkan tongkat komando Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (kapolri) kepada Jenderal Polisi Idham Azis. Serah-terima tongkat komando dan panji Tri Brata ini akan berlangsung di lapangan Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Depok, Jawa Barat.
Idham Azis sebenarnya sudah resmi menjadi kapolri sejak dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu. Namun, serah terima jabatan ini tetap penting dilakukan sebagai bentuk legitimasi institusi kepolisian. “Dengan berpindahnya tongkat dan panji simbol komandan tertinggi Polri ini maka Pak Idham Azis akan memimpin kepolisian setidaknya untuk satu tahun lebih ke depan hingga dia pensiun,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal kemarin.
Langkah Idham menjadi kapolri berjalan mulus sesuai dengan doa yang dipanjatkannya sebelum menjalani fit and proper test yang dilakukan Komisi III DPR, Rabu (30/10). Idham yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Badan Reserse Kriminal (kabareskrim) Polri itu menjadi calon tunggal sebagai calon kapolri yang diajukan Presiden Jokowi ke DPR.
Idham yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1988 mengaku tidak pernah bermimpi menjadi kapolri, hingga akhirnya diminta langsung oleh Presiden Jokowi untuk menggantikan Jenderal Tito Karnavian.
Sebagai langkah awal, Idham harus menjalani fit and proper test yang dilakukan Komisi III DPR. Bahkan, Komisi III DPR itu awalnya menemui keluarga Idham di kediamannya.
Langkah Idham menjadi kapolri semakin jelas setelah menjalani fit and proper test dengan Komisi III DPR. Setelah menjalani beberapa tanya-jawab, DPR akhirnya menyetujui pencalonan Komjen Idham Azis sebagai kapolri.
Di hadapan anggota Komisi III DPR, Idham memiliki tujuh program prioritas untuk memajukan Polri. Program tersebut merupakan penguatan Polri Promoter (Profesional, Modern, dan Tepercaya). "Jika diberikan kepercayaan amanah mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai kapolri, saya akan melakukan program penguatan Polri yang promoter menuju Indonesia Maju, yang diimplementasikan dalam tujuh program prioritas," tuturnya.
Tujuh program tersebut pertama, mewujudkan SDM yang unggul. Kedua, pemantapan pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat (harkamtibnas). Ketiga, penguatan penegakan hukum yang profesional dan berkeadilan. Keempat, pemantapan manajemen media. Kelima, penguatan sinergi polisi. Keenam, penataan kelembagaan; dan ketujuh, penguatan pengawasan.
Idham merupakan pria kelahiran Kendari, 30 Januari 1963. Mantan kapolda Metro Jaya ini memiliki sepak terjang yang tidak perlu diragukan lagi. Dia kerap berhasil mengungkap sejumlah kasus besar yang menyedot perhatian publik.
Kasus besar yang berhasil dia bongkar antara lain Bom Bali. Idham memiliki keahlian khusus di bidang terorisme. Tak hanya itu, dia juga berhasil menggarap kasus mutilasi tiga siswi di Poso. Kemudian, Idham terlibat pula dalam operasi Camar Maleo. Operasi ini merupakan operasi gabungan antara Polri dan TNI untuk menangkap kelompok Santoso, di Sulawesi Tengah.
Setelah itu, operasi gabungan ini semakin besar menjadi Operasi Tinombala. Idham pun turut terlibat di dalamnya. Jenderal satu ini turut berhasil membongkar kasus besar lain, seperti pengungkapan sindikat internasional penipuan yang mencapai lebih dari Rp100 miliar. Sindikat ini melancarkan aksi kriminalnya secara daring.
Berhasil mengungkap sejumlah kasus besar, menjadikan Idham kerap menempati posisi strategis. Sebelum menjadi kabareskrim Polri, pernah menjadi wakil kepala Densus 88 Antiteror Polri. Dia pun sempat duduk menjadi kapolda Sulawesi Tengah hingga kapolda Metro Jaya.
Apresiasi dan ucapan selamat untuk Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengalir dari berbagai kalangan. Ucapan selamat antara lain datang dari Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani Nena Wea dan Kasum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto. Andi menyebut Idham figur yang tidak banyak bicara, namun selalu bekerja untuk hasil terbaik. “Beliau itu seorang yang tak banyak bicara (pendiam), namun sosok seorang pekerja keras. Dia juga sangat sederhana. Saya senang melihat sahabat baik ini bisa sukses dalam karier," ujar Andi.
Kasum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto yang merupakan sahabat Idham Azis dalam pengamanan Jakarta dalam Asian Games juga menuturkan hal sama. Dia menilai Idham sosok yang tak pernah mencari panggung untuk dirinya. “Pak Idham itu kerjanya ikhlas-ikhlas saja. Dia sosok yang fokus pada pekerjaan. Dan hebatnya, meski dia bukan orang Jawa, dia memegang teguh falsafah Jawa yang berbunyi sepi ing pamrih rame ing gawe (bekerja keras namun tak mengharapkan pujian),” kata lulusan Akmil 1986 ini.
Seusai dilantik Presiden, Idham langsung tancap gas. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi target kunjungan perdana.
Idham juga bertemu dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan juga Jaksa Agung ST Burhanuddin. (M Yamin)
Idham Azis sebenarnya sudah resmi menjadi kapolri sejak dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu. Namun, serah terima jabatan ini tetap penting dilakukan sebagai bentuk legitimasi institusi kepolisian. “Dengan berpindahnya tongkat dan panji simbol komandan tertinggi Polri ini maka Pak Idham Azis akan memimpin kepolisian setidaknya untuk satu tahun lebih ke depan hingga dia pensiun,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal kemarin.
Langkah Idham menjadi kapolri berjalan mulus sesuai dengan doa yang dipanjatkannya sebelum menjalani fit and proper test yang dilakukan Komisi III DPR, Rabu (30/10). Idham yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Badan Reserse Kriminal (kabareskrim) Polri itu menjadi calon tunggal sebagai calon kapolri yang diajukan Presiden Jokowi ke DPR.
Idham yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1988 mengaku tidak pernah bermimpi menjadi kapolri, hingga akhirnya diminta langsung oleh Presiden Jokowi untuk menggantikan Jenderal Tito Karnavian.
Sebagai langkah awal, Idham harus menjalani fit and proper test yang dilakukan Komisi III DPR. Bahkan, Komisi III DPR itu awalnya menemui keluarga Idham di kediamannya.
Langkah Idham menjadi kapolri semakin jelas setelah menjalani fit and proper test dengan Komisi III DPR. Setelah menjalani beberapa tanya-jawab, DPR akhirnya menyetujui pencalonan Komjen Idham Azis sebagai kapolri.
Di hadapan anggota Komisi III DPR, Idham memiliki tujuh program prioritas untuk memajukan Polri. Program tersebut merupakan penguatan Polri Promoter (Profesional, Modern, dan Tepercaya). "Jika diberikan kepercayaan amanah mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai kapolri, saya akan melakukan program penguatan Polri yang promoter menuju Indonesia Maju, yang diimplementasikan dalam tujuh program prioritas," tuturnya.
Tujuh program tersebut pertama, mewujudkan SDM yang unggul. Kedua, pemantapan pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat (harkamtibnas). Ketiga, penguatan penegakan hukum yang profesional dan berkeadilan. Keempat, pemantapan manajemen media. Kelima, penguatan sinergi polisi. Keenam, penataan kelembagaan; dan ketujuh, penguatan pengawasan.
Idham merupakan pria kelahiran Kendari, 30 Januari 1963. Mantan kapolda Metro Jaya ini memiliki sepak terjang yang tidak perlu diragukan lagi. Dia kerap berhasil mengungkap sejumlah kasus besar yang menyedot perhatian publik.
Kasus besar yang berhasil dia bongkar antara lain Bom Bali. Idham memiliki keahlian khusus di bidang terorisme. Tak hanya itu, dia juga berhasil menggarap kasus mutilasi tiga siswi di Poso. Kemudian, Idham terlibat pula dalam operasi Camar Maleo. Operasi ini merupakan operasi gabungan antara Polri dan TNI untuk menangkap kelompok Santoso, di Sulawesi Tengah.
Setelah itu, operasi gabungan ini semakin besar menjadi Operasi Tinombala. Idham pun turut terlibat di dalamnya. Jenderal satu ini turut berhasil membongkar kasus besar lain, seperti pengungkapan sindikat internasional penipuan yang mencapai lebih dari Rp100 miliar. Sindikat ini melancarkan aksi kriminalnya secara daring.
Berhasil mengungkap sejumlah kasus besar, menjadikan Idham kerap menempati posisi strategis. Sebelum menjadi kabareskrim Polri, pernah menjadi wakil kepala Densus 88 Antiteror Polri. Dia pun sempat duduk menjadi kapolda Sulawesi Tengah hingga kapolda Metro Jaya.
Apresiasi dan ucapan selamat untuk Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengalir dari berbagai kalangan. Ucapan selamat antara lain datang dari Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani Nena Wea dan Kasum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto. Andi menyebut Idham figur yang tidak banyak bicara, namun selalu bekerja untuk hasil terbaik. “Beliau itu seorang yang tak banyak bicara (pendiam), namun sosok seorang pekerja keras. Dia juga sangat sederhana. Saya senang melihat sahabat baik ini bisa sukses dalam karier," ujar Andi.
Kasum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto yang merupakan sahabat Idham Azis dalam pengamanan Jakarta dalam Asian Games juga menuturkan hal sama. Dia menilai Idham sosok yang tak pernah mencari panggung untuk dirinya. “Pak Idham itu kerjanya ikhlas-ikhlas saja. Dia sosok yang fokus pada pekerjaan. Dan hebatnya, meski dia bukan orang Jawa, dia memegang teguh falsafah Jawa yang berbunyi sepi ing pamrih rame ing gawe (bekerja keras namun tak mengharapkan pujian),” kata lulusan Akmil 1986 ini.
Seusai dilantik Presiden, Idham langsung tancap gas. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi target kunjungan perdana.
Idham juga bertemu dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan juga Jaksa Agung ST Burhanuddin. (M Yamin)
(nfl)