Ida Fauziyah, Politikus Perempuan NU yang Kaya Pengalaman Organisasi
A
A
A
JAKARTA - Politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Ida Fauziyah telah dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk duduk di Kabinet Kerja II.
Pada Pilpres 2019 lalu, wakil ketua umum PKB ini menjadi salah satu pendukung utama pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.
Ida bersama sejumlah aktivis perempuan lainnya bahkan mendirikan Relawan Suara Perempuan untuk Jokowi (Super Jokowi) dimana Ida didapuk sebagai Koordinator Nasional. Lewat Super Jokowi, Ida bersama aktivis perempuan yang tergabung di dalamnya menjaring potensi pemilih perempuan dengan membentuk jaringan pemenangan di 34 provinsi.
Tidak hanya itu. Lewat jaringan Fatayat NU, Ida terus bergerilya untuk kemenangan Jokowi-Kiai Ma'ruf baik yang ada di wilayah Jabodetabek, Jawa Timur dan juga Jawa Tengah. (Baca juga: Ida Fauziyah, Elite Pertama PKB yang Diundang Jokowi ke Istana )
Khusus di wilayah Jawa Tengah, perempuan kelahiran Mojokerto, Jawa Timur, 16 Juli 1969 ini banyak menggunakan simpul-simpul pemenangan lewat jaringan yang dia miliki saat maju sebagai calon wakil gubernur pada 2018 lalu. Di Jatim, Ida juga memiliki basis massa yang cukup kuat terutama di wilayah Mataraman. Sebab, sebelumnya Ida merupakan anggota DPR RI selama empat periode dari Daerah Pemilihan Jatim VIII.
Sebelum mundur sebagai anggota DPR karena menjadi cawagub, politikus PKB ini bertugas di Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, komunikasi, dan informatika.
Di tingkat nasional, upaya pemenangan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin dilakukan Ida Fauziyah dengan mengoptimalkan jaringan aktivis NU, khususnya Fatayat. Maklum, sebelumnya Ida merupakan ketua umum PP Fatayat NU. Salah satu badan otonom perempuan di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang memiliki akar kuat sampai ke pelosok. (Baca juga: Setelah Ida Fauziyah, Menyusul Kakak Kandung Cak Imin Merapat ke Istana )
Dengan kontribusi yang telah dilakukan untuk pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, tak heran jika kemudian Jokowi meliriknya untuk menjadi salah satu pembantunya dalam Kabinet Kerja II.
Ida Fauziyah merupakan satu dari perempuan NU yang sudah cukup kenyang asam garam dunia perpolitikan nasional. Di usianya yang baru 29 tahun, alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya 1993 ini sudah duduk pertama kali menjadi anggota DPR RI pada 1999. Bahkan, ia tampil percaya diri saat didaulat memimpin sidang paripurna DPR RI masa bakti 1999-2004.
Setelah empat periode duduk di Senayan, pada 2018 lalu, Dewan Pembina Pimpinan Wilayah IPPNU Jawa Timur 2000-2004 ini mencoba peruntungan dengan maju sebagai calon wakil gubernur Jateng mendampingi Sudirman Said. Namun, pasangan ini kandas dari calon petahana Ganjar Pranawa yang bergandengan dengan Taj Yasin Maimoen.
Pengalaman organisasinya di Korpri PMII Jawa Timur telah menempanya menjadi perempuan percaya diri. Ada yang khas dalam dirinya. Ia tampil sebagai sosok perempuan Jawa yang ideal karena kesantunan dan kelembutannya. Namun siapa sangka di balik semua itu ia punya tempat tersendiri di antara kawan-kawannya di PKB. Dia juga pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI.
Ia adalah pendiri Kaukus Perempuan Parlemen dan ditunjuk mewakili Fraksi Kebangkitan Bangsa menjadi salah satu ketua Kaukus. Di DPR RI, ia juga pernah dipercaya menjadi Wakil Ketua Badan Legislasi dan Wakil Ketua Komisi II DPR.
Sekarang, perempuan yang pernah menjadi Wakil Ketua KNPI Kabupaten Mojokerto 1999-2001 ini menjadi salah satu politisi perempuan cukup senior di PKB yang belum lama ini didapuk sebagai wakil ketua umum bersama Hanif Dhakiri dan Jazilul Fawaid.
Pada Pilpres 2019 lalu, wakil ketua umum PKB ini menjadi salah satu pendukung utama pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.
Ida bersama sejumlah aktivis perempuan lainnya bahkan mendirikan Relawan Suara Perempuan untuk Jokowi (Super Jokowi) dimana Ida didapuk sebagai Koordinator Nasional. Lewat Super Jokowi, Ida bersama aktivis perempuan yang tergabung di dalamnya menjaring potensi pemilih perempuan dengan membentuk jaringan pemenangan di 34 provinsi.
Tidak hanya itu. Lewat jaringan Fatayat NU, Ida terus bergerilya untuk kemenangan Jokowi-Kiai Ma'ruf baik yang ada di wilayah Jabodetabek, Jawa Timur dan juga Jawa Tengah. (Baca juga: Ida Fauziyah, Elite Pertama PKB yang Diundang Jokowi ke Istana )
Khusus di wilayah Jawa Tengah, perempuan kelahiran Mojokerto, Jawa Timur, 16 Juli 1969 ini banyak menggunakan simpul-simpul pemenangan lewat jaringan yang dia miliki saat maju sebagai calon wakil gubernur pada 2018 lalu. Di Jatim, Ida juga memiliki basis massa yang cukup kuat terutama di wilayah Mataraman. Sebab, sebelumnya Ida merupakan anggota DPR RI selama empat periode dari Daerah Pemilihan Jatim VIII.
Sebelum mundur sebagai anggota DPR karena menjadi cawagub, politikus PKB ini bertugas di Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, komunikasi, dan informatika.
Di tingkat nasional, upaya pemenangan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin dilakukan Ida Fauziyah dengan mengoptimalkan jaringan aktivis NU, khususnya Fatayat. Maklum, sebelumnya Ida merupakan ketua umum PP Fatayat NU. Salah satu badan otonom perempuan di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang memiliki akar kuat sampai ke pelosok. (Baca juga: Setelah Ida Fauziyah, Menyusul Kakak Kandung Cak Imin Merapat ke Istana )
Dengan kontribusi yang telah dilakukan untuk pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, tak heran jika kemudian Jokowi meliriknya untuk menjadi salah satu pembantunya dalam Kabinet Kerja II.
Ida Fauziyah merupakan satu dari perempuan NU yang sudah cukup kenyang asam garam dunia perpolitikan nasional. Di usianya yang baru 29 tahun, alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya 1993 ini sudah duduk pertama kali menjadi anggota DPR RI pada 1999. Bahkan, ia tampil percaya diri saat didaulat memimpin sidang paripurna DPR RI masa bakti 1999-2004.
Setelah empat periode duduk di Senayan, pada 2018 lalu, Dewan Pembina Pimpinan Wilayah IPPNU Jawa Timur 2000-2004 ini mencoba peruntungan dengan maju sebagai calon wakil gubernur Jateng mendampingi Sudirman Said. Namun, pasangan ini kandas dari calon petahana Ganjar Pranawa yang bergandengan dengan Taj Yasin Maimoen.
Pengalaman organisasinya di Korpri PMII Jawa Timur telah menempanya menjadi perempuan percaya diri. Ada yang khas dalam dirinya. Ia tampil sebagai sosok perempuan Jawa yang ideal karena kesantunan dan kelembutannya. Namun siapa sangka di balik semua itu ia punya tempat tersendiri di antara kawan-kawannya di PKB. Dia juga pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI.
Ia adalah pendiri Kaukus Perempuan Parlemen dan ditunjuk mewakili Fraksi Kebangkitan Bangsa menjadi salah satu ketua Kaukus. Di DPR RI, ia juga pernah dipercaya menjadi Wakil Ketua Badan Legislasi dan Wakil Ketua Komisi II DPR.
Sekarang, perempuan yang pernah menjadi Wakil Ketua KNPI Kabupaten Mojokerto 1999-2001 ini menjadi salah satu politisi perempuan cukup senior di PKB yang belum lama ini didapuk sebagai wakil ketua umum bersama Hanif Dhakiri dan Jazilul Fawaid.
(poe)