Pengalaman Atasi Konflik, Tokoh Aceh Ini Dinilai Layak Masuk Kabinet
A
A
A
JAKARTA - Joko Widodo dan Ma'ruf Amin telah dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2018-2024 pada Minggu 20 Oktober 2019.
Dalam pidato pelantikannya, Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemerintahan ke depan harus lepas landas menuju Indonesia maju.
Dalam pidatonya Jokowi mengingatkan bahwa kemajuan itu tidaklah datang otomatis. “Namun semua itu tidak datang dengan mudah, harus disertai kerja keras dan kita harus kerja cepat,” katanya.
Jokowi tampak menunjukkan ke depan pemerintahannya, termasuk kementerian-kementerian di bawahnya harus mampu mengatasi persoalan-persoalan klasik yang monoton tanpa solusi dan hasil.
Menanggapi visi lima tahun Jokowi-Amin yang ingin menjamin tercapainya program pembangunan, tokoh Aceh yang juga mantan Tim Perdamaian Aceh, Yusni Sabi, mengapresiasi jika Presiden Jokowi mengakomodir putera terbaik Aceh untuk duduk di kementerian.
Sementara H Sudirman, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Aceh, menilai Sosok Muhammad Nazar adalah figur yang tepat untuk membantu Jokowi di periode kedua ini.
Selain pernah menjabat Gubernur Aceh 2007-2012, Nazar berpengalaman dalam resolisi konflik karena M Nazar merupakan tokoh sentral di balik perdamaian Aceh.
“Beliau merupakah tokoh yang pernah memimpin Aceh dan menyelesaikan konflik Aceh," ujarnya, Minggu (20/10/2019).
Dia menjelaskan Nazar tepat menduduki kursi Menteri karena merupakan tokoh yang memberi banyak kontribusi untuk masyarakat Aceh, menjembatani kepentingan masyarakat Aceh, memperjuangkan hak-hak Aceh, terutama saat perundingan perdamaian, dengan cara-cara damai, tidak dengan pendekatan militer.
Menurut dia, pengalaman dalam menangani konflik sosial dan memiliki banyak jaringan internasional menjadi penilaian kompetensi tersendiri bagi Nazar di hadapan Presiden Jokowi.
Yusni Sabi, akademisi dan mantan Rektor IAIN Ar Raniry Aceh menambahkan putra Aceh seperti Nazar memiliki kompetensi pengalaman mumpuni sehingga layak sebagai menteri.
Dia menambahkan, sudah seharusnya penempatan menteri sesuai dengan kompetensi dan pengalaman, bukan sekadar formalitas apalagi cuma soal jatah.
Menurut dia, Aceh memiliki stok melimpah yang dapat dipilih oleh Presiden, termasuk Nazar karena memiliki kompetensi dan pengalaman, rekam jejak baik, sehingga bisa berkontribusi bagi Indonesia.
Dalam pidato pelantikannya, Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemerintahan ke depan harus lepas landas menuju Indonesia maju.
Dalam pidatonya Jokowi mengingatkan bahwa kemajuan itu tidaklah datang otomatis. “Namun semua itu tidak datang dengan mudah, harus disertai kerja keras dan kita harus kerja cepat,” katanya.
Jokowi tampak menunjukkan ke depan pemerintahannya, termasuk kementerian-kementerian di bawahnya harus mampu mengatasi persoalan-persoalan klasik yang monoton tanpa solusi dan hasil.
Menanggapi visi lima tahun Jokowi-Amin yang ingin menjamin tercapainya program pembangunan, tokoh Aceh yang juga mantan Tim Perdamaian Aceh, Yusni Sabi, mengapresiasi jika Presiden Jokowi mengakomodir putera terbaik Aceh untuk duduk di kementerian.
Sementara H Sudirman, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Aceh, menilai Sosok Muhammad Nazar adalah figur yang tepat untuk membantu Jokowi di periode kedua ini.
Selain pernah menjabat Gubernur Aceh 2007-2012, Nazar berpengalaman dalam resolisi konflik karena M Nazar merupakan tokoh sentral di balik perdamaian Aceh.
“Beliau merupakah tokoh yang pernah memimpin Aceh dan menyelesaikan konflik Aceh," ujarnya, Minggu (20/10/2019).
Dia menjelaskan Nazar tepat menduduki kursi Menteri karena merupakan tokoh yang memberi banyak kontribusi untuk masyarakat Aceh, menjembatani kepentingan masyarakat Aceh, memperjuangkan hak-hak Aceh, terutama saat perundingan perdamaian, dengan cara-cara damai, tidak dengan pendekatan militer.
Menurut dia, pengalaman dalam menangani konflik sosial dan memiliki banyak jaringan internasional menjadi penilaian kompetensi tersendiri bagi Nazar di hadapan Presiden Jokowi.
Yusni Sabi, akademisi dan mantan Rektor IAIN Ar Raniry Aceh menambahkan putra Aceh seperti Nazar memiliki kompetensi pengalaman mumpuni sehingga layak sebagai menteri.
Dia menambahkan, sudah seharusnya penempatan menteri sesuai dengan kompetensi dan pengalaman, bukan sekadar formalitas apalagi cuma soal jatah.
Menurut dia, Aceh memiliki stok melimpah yang dapat dipilih oleh Presiden, termasuk Nazar karena memiliki kompetensi dan pengalaman, rekam jejak baik, sehingga bisa berkontribusi bagi Indonesia.
(dam)