Bupati Tulang Bawang Ciptakan Kemandirian Masyarakat dengan Ekonomi Kreatif
A
A
A
JAKARTA - Upaya Pemkab Tulang Bawang, Provinsi Lampung untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri secara ekonomi sehingga tidak lagi bergantung terhadap pihak lain terus digenjot dan mulai menuai hasil positif. Kini, pertumbuhan ekonomi masyarakat Tulang Bawang naik cukup signifikan mencapai 5,7%.
Bupati Tulang Bawang Winarti mengatakan, karena wilayahnya tidak memiliki potensi wisata alam yang menjanjika maka upaya meningkatkan kesejahteraan warganya dilakukan dengan menciptakan desa-desa yang memiliki ekonomi kreatif. Caranya dengan memberikan dukungan dana sebagai stimulus bagi warganya.
”Kita membuat kelompok-kelompok ekonomi kreatif. Kita bantu masing-masing kelompok Rp20 juta untuk merangsang. Kita gulirkan total Rp9 miliar. Jadi ada pendampingan anggaran sehingga nanti setelah mereka menghasilkan krasi yang bermacam-macam sesuai potensi desanya. Saya targetkan 151 kampung di Tulang Bawang kalau bisa 100 persen ada kelompok ekonomi kreatif,” tuturnya usai pemamaran dalam Forum Indonesia Visionary Leader (IVL) di Gedung SINDO, Jakarta, Selasa
(15/10/2019).
Winarti menuturkan, dalam setiap kampung ada tiga hingga lima kelompok usaha yang dibina. ”Ini bukan BUMDes. Jadi ada yang ternak sapi, kambing, itik. Saya baru 20 bulan menjabat. Kalau hasilnya memang belum terlalu kelihatan. Tapi angka kemiskinan dari 10,45% turun menjadi 9,7%,” urainya.
Pemberdayaan ekonomi kerakyatan ini merupakan satu dari 25 Program Bergerak Melayani Warga (BMW) yang diprogramkan Pemkab Tulang Bawang. ”Program BMW itu mendukung kebutuhan mendasar. Itu bukan program ujuk-ujuk. Saya sebelumnya delapan tahun jadi ketua DPRD, itu hasil turun ke lapangan. Sekarang sebagai kepala daerah, saya bisa eksekusi. Ada 25 program untuk menunjang investasi,” urainya.
Selain itu, dalam masalah kesehatan, setiap kampung juga dibantu ambulans dengan mengoptimalkan Alokasi Dana Desa yang berkisar antara Rp900 juta hingga Rp1,5 miliar per tahun per desa. ”Saya tekankan dana desa hanya boleh dibelanjakan di Kabupaten Tulang Bawang. Itu anjuran yang tidak tertulis. Mulai 2018 gak ada yang berani belanja keluar, langsung pertumbuhan ekonomi saya naik signifikan nomor satu di Lampung,” urainya.
Di sisi lain, pihaknya juga membuka ruang investasi, terutama di bidang perkebunan seperti karet. Izin usaha juga dipermudah dengan membangun mal pelayanan publik yang terintegrasi satu-satunya di Tulang Bawang. “Ini sangat efektif. Lembaga vertikal semua support di situ. Satu pintu dan terintegrasi. Kita berikan pelayanan dasar, buat KTP. Saya punya sistem jemput bola termasuk perizinan datang ke kampung. Jadi sebelumnya pada 2018 hanya mengeluarkan 46 izin usaha, sekarang 190 izin usaha dengan adanya mal pelayana publik. Ini kan banyak ingin usaha tapi sulit izinnya sebelumnya. Kita cukup satu hari, wong gak ketemu sama kita,” paparnya.
Bupati Tulang Bawang Winarti mengatakan, karena wilayahnya tidak memiliki potensi wisata alam yang menjanjika maka upaya meningkatkan kesejahteraan warganya dilakukan dengan menciptakan desa-desa yang memiliki ekonomi kreatif. Caranya dengan memberikan dukungan dana sebagai stimulus bagi warganya.
”Kita membuat kelompok-kelompok ekonomi kreatif. Kita bantu masing-masing kelompok Rp20 juta untuk merangsang. Kita gulirkan total Rp9 miliar. Jadi ada pendampingan anggaran sehingga nanti setelah mereka menghasilkan krasi yang bermacam-macam sesuai potensi desanya. Saya targetkan 151 kampung di Tulang Bawang kalau bisa 100 persen ada kelompok ekonomi kreatif,” tuturnya usai pemamaran dalam Forum Indonesia Visionary Leader (IVL) di Gedung SINDO, Jakarta, Selasa
(15/10/2019).
Winarti menuturkan, dalam setiap kampung ada tiga hingga lima kelompok usaha yang dibina. ”Ini bukan BUMDes. Jadi ada yang ternak sapi, kambing, itik. Saya baru 20 bulan menjabat. Kalau hasilnya memang belum terlalu kelihatan. Tapi angka kemiskinan dari 10,45% turun menjadi 9,7%,” urainya.
Pemberdayaan ekonomi kerakyatan ini merupakan satu dari 25 Program Bergerak Melayani Warga (BMW) yang diprogramkan Pemkab Tulang Bawang. ”Program BMW itu mendukung kebutuhan mendasar. Itu bukan program ujuk-ujuk. Saya sebelumnya delapan tahun jadi ketua DPRD, itu hasil turun ke lapangan. Sekarang sebagai kepala daerah, saya bisa eksekusi. Ada 25 program untuk menunjang investasi,” urainya.
Selain itu, dalam masalah kesehatan, setiap kampung juga dibantu ambulans dengan mengoptimalkan Alokasi Dana Desa yang berkisar antara Rp900 juta hingga Rp1,5 miliar per tahun per desa. ”Saya tekankan dana desa hanya boleh dibelanjakan di Kabupaten Tulang Bawang. Itu anjuran yang tidak tertulis. Mulai 2018 gak ada yang berani belanja keluar, langsung pertumbuhan ekonomi saya naik signifikan nomor satu di Lampung,” urainya.
Di sisi lain, pihaknya juga membuka ruang investasi, terutama di bidang perkebunan seperti karet. Izin usaha juga dipermudah dengan membangun mal pelayanan publik yang terintegrasi satu-satunya di Tulang Bawang. “Ini sangat efektif. Lembaga vertikal semua support di situ. Satu pintu dan terintegrasi. Kita berikan pelayanan dasar, buat KTP. Saya punya sistem jemput bola termasuk perizinan datang ke kampung. Jadi sebelumnya pada 2018 hanya mengeluarkan 46 izin usaha, sekarang 190 izin usaha dengan adanya mal pelayana publik. Ini kan banyak ingin usaha tapi sulit izinnya sebelumnya. Kita cukup satu hari, wong gak ketemu sama kita,” paparnya.
(pur)