Masata Dukung Jokowi Jadikan Pariwisata Ujung Tombak Ekonomi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat Sadar Wisata (Masata) menegaskan komitmennya mendukung pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin yang akan dilantik pada 20 Oktober 2019. Terlebih, Jokowi telah menetapkan pariwisata sebagai leading sector pembangunan ekonomi bangsa.
Ketua Dewan Pembina Masyarakat Sadar Wisata, Michael Umbas mengatakan, Masata memang organisasi baru, namun yang pasti komitmennya dalam menyukseskan pemerintah Jokowi-KH Maruf Amin sangat kuat dan tak perlu diragukan.
"Bersama Pak Jokowi, pariwisata akan jadi sektor prioritas unggulan. Bahkan akan menjadi masterpiece Indonesia dalam membangun ekonomi," ujar Umbas dalam Rembug Nasional Pariwisata Indonesia 2019 yang digelar Masata di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Rembug Nasional Pariwisata Indonesia ini menghadirkan sejumlah panelis, di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Quick Win Pengembangan Destinasi Wisata Irfan 'Ipang' Wahid, Ketua Umum ASITA Nunung Rusmiyati, juga ada Agus Rochiyardi selaku Dirut Badan Otorita Borobudur.
Pada kesempatan sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pariwisata sudah ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebagai leading sector pembangunan ekonomi nasional.
”Pariwisata sudah menjadi core ekonomi bangsa. Atau kalau ada yang bertanya, DNA bangsa ini apa sih? Maka jawabannya adalah ekonomi kreatif yang di dalamnya adalah pariwisata,” katanya.
Yahya menjelaskan, teori industri di dunia dibagi empat bidang, yakni agriculture, manufacrure, IT, dan ekonomi kreatif. "Kita bisa jadi yang terbaik dimana? Saya jawab ke Presiden bahwa Indonesia unggul di industri kreatif dan pariwisata ada di dalamnya," jelasnya.
Yahya menambahkan, pariwisata pertamakali ditetapkan sebagai core ekonomi Indonesia pada 2016. Hal ini, setelah dirinya menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa pariwisata jadi core ekonomi bangsa dengan tiga catatan.
"Ini saya sampaikan dengan tiga catatan, yakni Pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar Indonesia. Kedua, pariwisata menjadi yang terbaik, dan ketiga pariwisata memenangkan persaingan dengan yang lain," tegas Yahya.
Sementara itu, dalam opening remark, Michael Umbas menyampaikan keyakinannya industri pariwisata akan menunjukkan capaian yang lebih baik, bahkan fenomenal dalam lima tahun ke depan. Capaian industri pariwisata akan lebih terukur, dan semakin maju.
"Bukan mengabaikan atau mengecilkan sektor ekonomi yang lain, tapi faktanya sektor ekonomi pariwisata memang yang jadi unggulan," tegas Umbas.
Ke depan, Umbas berharap semua masyarakat terpanggil dalam memajukan pariwisata. Sebab industri pariwisata tak bisa dikerjakan sendiri oleh Kementerian Pariwisata, atau oleh Pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin saja. "Pariwisata ini pekerjaan kita bersama, secara sinergis dan melibatkan semua pihak," tegasnya.
Umbas mengingatkan, acara Rembug Nasional Pariwisata Indonesia digelar untuk memperkaya masukan, agar pariwisata semakin cepat maju sehingga semakin memperkuat ekonomi nasional.
"Hasil rembug nasional ini akan kita sampaikan kepada Pak Jokowi, sebagai masukan untuk kebijakan pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin dalam lima tahun ke depan," jelas Umbas.
Ketua Dewan Pembina Masyarakat Sadar Wisata, Michael Umbas mengatakan, Masata memang organisasi baru, namun yang pasti komitmennya dalam menyukseskan pemerintah Jokowi-KH Maruf Amin sangat kuat dan tak perlu diragukan.
"Bersama Pak Jokowi, pariwisata akan jadi sektor prioritas unggulan. Bahkan akan menjadi masterpiece Indonesia dalam membangun ekonomi," ujar Umbas dalam Rembug Nasional Pariwisata Indonesia 2019 yang digelar Masata di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Rembug Nasional Pariwisata Indonesia ini menghadirkan sejumlah panelis, di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Quick Win Pengembangan Destinasi Wisata Irfan 'Ipang' Wahid, Ketua Umum ASITA Nunung Rusmiyati, juga ada Agus Rochiyardi selaku Dirut Badan Otorita Borobudur.
Pada kesempatan sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pariwisata sudah ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebagai leading sector pembangunan ekonomi nasional.
”Pariwisata sudah menjadi core ekonomi bangsa. Atau kalau ada yang bertanya, DNA bangsa ini apa sih? Maka jawabannya adalah ekonomi kreatif yang di dalamnya adalah pariwisata,” katanya.
Yahya menjelaskan, teori industri di dunia dibagi empat bidang, yakni agriculture, manufacrure, IT, dan ekonomi kreatif. "Kita bisa jadi yang terbaik dimana? Saya jawab ke Presiden bahwa Indonesia unggul di industri kreatif dan pariwisata ada di dalamnya," jelasnya.
Yahya menambahkan, pariwisata pertamakali ditetapkan sebagai core ekonomi Indonesia pada 2016. Hal ini, setelah dirinya menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa pariwisata jadi core ekonomi bangsa dengan tiga catatan.
"Ini saya sampaikan dengan tiga catatan, yakni Pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar Indonesia. Kedua, pariwisata menjadi yang terbaik, dan ketiga pariwisata memenangkan persaingan dengan yang lain," tegas Yahya.
Sementara itu, dalam opening remark, Michael Umbas menyampaikan keyakinannya industri pariwisata akan menunjukkan capaian yang lebih baik, bahkan fenomenal dalam lima tahun ke depan. Capaian industri pariwisata akan lebih terukur, dan semakin maju.
"Bukan mengabaikan atau mengecilkan sektor ekonomi yang lain, tapi faktanya sektor ekonomi pariwisata memang yang jadi unggulan," tegas Umbas.
Ke depan, Umbas berharap semua masyarakat terpanggil dalam memajukan pariwisata. Sebab industri pariwisata tak bisa dikerjakan sendiri oleh Kementerian Pariwisata, atau oleh Pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin saja. "Pariwisata ini pekerjaan kita bersama, secara sinergis dan melibatkan semua pihak," tegasnya.
Umbas mengingatkan, acara Rembug Nasional Pariwisata Indonesia digelar untuk memperkaya masukan, agar pariwisata semakin cepat maju sehingga semakin memperkuat ekonomi nasional.
"Hasil rembug nasional ini akan kita sampaikan kepada Pak Jokowi, sebagai masukan untuk kebijakan pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin dalam lima tahun ke depan," jelas Umbas.
(cip)