Dampak Kerusuhan, Pemerintah Mulai Perbaiki Bangunan Rusak di Wamena
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mulai memperbaiki bangunan-bangunan rusak dampak kerusuhan Wamena. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, proses pembangunan ini akan dilakukan bersama TNI.
"Kami akan kerja sama dengan Zeni TNI seperti halnya kami tangani perbatasan dan bencana lainnya. Kita kerja sama dengan TNI supaya lebih cepat dan efektif di lapangan," kata Basuki di Kantor Presiden, Selasa (8/10/2019).
(Baca juga: Ribuan Pengungsi Wamena yang Masih Berada di Jayapura Mulai Terserang ISPA)
Dia mengatakan, ada 10 kantor milik pemerintah yang rusak berat akibat kerusuhan tersebut. Diantaranya Kantor Sekretariat Daerah, Badan Pengelola Keuangan, Bappeda, Inpektorat, Dinas Kominikasi dan Informasi, Satpol PP, Badan Lingkungan Hidup, PLN, Kantor Urusan Agama, dan Dinas Perhubungan.
"Rusak ringan ada 34 bangunan. 8 kantor dan 26 sarana pendidikan. Total ada 44," ungkapnya.
Di samping itu juga terdapat 450 ruko rusak akibat terbakar. Kemudian terdapat 165 rumah yang juga rusak. Menurut laporran yang diterimanya kerusakan lebih banyak pada atap.
"Kerusakannya ternyata kebanyakan kalau menurut laporan itu di atap-atapnya saja. Konstruksinya masih bisa menurut saya. Karena kami mengirim tim badan litbang untuk mengaudit konstruksinya," paparnya.
(Baca juga: Peristiwa Wamena Memberi Pelajaran Penting bagi Polri)
Basuki menjelaskan, sebagaimana perintah presiden baik kantor pemerintah maupun milik warga agar segera direhabilitasi. Dia mengatakan, akan melibatkan pihak lokal dalam proses rehabilitasi ini.
"Perintah bapak presiden tadi agar ditangani. Termasuk rumah akan ditangani KemenPUPR. Pelaksanaannya nanti pasti akan mengikutkan pengusaha lokal, material lokal, dan juga pelaksanaan dibantu oleh TNI," tuturnya.
Basuki menargetkan, proses rehabilitasi ini dapat tuntas sesegara mungkin. Menurutnya saat ini masih dalam proses pembersihan.
"Target saya kira secepatnya. Sekarang ini sedang pembersihan, sejalan dengan penanganan keamanan. Mudah-mudahan dua minggu ini bisa bersih. Yang penting kita bersihkan, baru rehabilitasi," katanya.
Lebih lanjut dia menuturkan untuk di wamena ada beberapa pengungsi di Jayapura yang tetap ingin kembali ke Wamena. Sehingga tidak semua ingin pulang kampung.
"Ada juga yang menyampaikan kalau Wamena penanganan keamanannya memadai dan dirasakan aman, mereka akan kembali lagi ke Wamena. Saya kira ini kabar baik," jelasnya.
"Kami akan kerja sama dengan Zeni TNI seperti halnya kami tangani perbatasan dan bencana lainnya. Kita kerja sama dengan TNI supaya lebih cepat dan efektif di lapangan," kata Basuki di Kantor Presiden, Selasa (8/10/2019).
(Baca juga: Ribuan Pengungsi Wamena yang Masih Berada di Jayapura Mulai Terserang ISPA)
Dia mengatakan, ada 10 kantor milik pemerintah yang rusak berat akibat kerusuhan tersebut. Diantaranya Kantor Sekretariat Daerah, Badan Pengelola Keuangan, Bappeda, Inpektorat, Dinas Kominikasi dan Informasi, Satpol PP, Badan Lingkungan Hidup, PLN, Kantor Urusan Agama, dan Dinas Perhubungan.
"Rusak ringan ada 34 bangunan. 8 kantor dan 26 sarana pendidikan. Total ada 44," ungkapnya.
Di samping itu juga terdapat 450 ruko rusak akibat terbakar. Kemudian terdapat 165 rumah yang juga rusak. Menurut laporran yang diterimanya kerusakan lebih banyak pada atap.
"Kerusakannya ternyata kebanyakan kalau menurut laporan itu di atap-atapnya saja. Konstruksinya masih bisa menurut saya. Karena kami mengirim tim badan litbang untuk mengaudit konstruksinya," paparnya.
(Baca juga: Peristiwa Wamena Memberi Pelajaran Penting bagi Polri)
Basuki menjelaskan, sebagaimana perintah presiden baik kantor pemerintah maupun milik warga agar segera direhabilitasi. Dia mengatakan, akan melibatkan pihak lokal dalam proses rehabilitasi ini.
"Perintah bapak presiden tadi agar ditangani. Termasuk rumah akan ditangani KemenPUPR. Pelaksanaannya nanti pasti akan mengikutkan pengusaha lokal, material lokal, dan juga pelaksanaan dibantu oleh TNI," tuturnya.
Basuki menargetkan, proses rehabilitasi ini dapat tuntas sesegara mungkin. Menurutnya saat ini masih dalam proses pembersihan.
"Target saya kira secepatnya. Sekarang ini sedang pembersihan, sejalan dengan penanganan keamanan. Mudah-mudahan dua minggu ini bisa bersih. Yang penting kita bersihkan, baru rehabilitasi," katanya.
Lebih lanjut dia menuturkan untuk di wamena ada beberapa pengungsi di Jayapura yang tetap ingin kembali ke Wamena. Sehingga tidak semua ingin pulang kampung.
"Ada juga yang menyampaikan kalau Wamena penanganan keamanannya memadai dan dirasakan aman, mereka akan kembali lagi ke Wamena. Saya kira ini kabar baik," jelasnya.
(maf)