Arhanud Tampilkan Shikra, Radar Pendeteksi Sejauh 250 Km pada HUT Ke-74 TNI
A
A
A
JAKARTA - Arhanud TNI AD menampilkan Shikra, radar yang mempu mendeteksi sasaran udara sejauh 250 km pada peringatan HUT Ke-74. Sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) canggih yang dimiliki Arhanud juga ditampilkan.
“Dari segi Alutsista, satuan mengikutsertakan satu unit Radar CM 200 (Shikra), tiga unit rudal Multi Mission System (MMS), dan tiga unit rudal Lightweight Multiple Laincer (LML),” ungkap Komandan Batalion (Danyon) Arhanud 15/DBY Letkol Arh Muhammad Ufiz.
Muhammad Ufiz menjelaskan, untuk setiap rudal diawaki oleh tiga personel, radar Startrek diawaki 2 personel, serta pendukungnya 15 personel. Jadi total seluruhnya ada 23 personel. “Radar Shikra dilengkapi perangkat Electronic Counter-Countermeasures (ECCM), menjadikannya aman dari serangan Pernika serta memiliki kemampuan mendeteksi 200 sasaran secara bersamaan,” jelasnya.
Dia menambahkan, ada dua jenis Rudal LML dan MMS yang dimiliki Arhanud TNI AD. Kedua rudal tersebut mampu mengatasi ancaman udara, baik pesawat udara maupun sasaran lainnya, seperti UAV(Unmanned Aerial Vehicle).
“Dengan berat yang ideal dan sifatnya portable, menjadikan Rudal LML dapat digelar diberbagai bentuk medan, dan dengan waktu kurang dua menit, rudal ini siap digunakan untuk tempur. Dengan mencari pemancar gelombang elektromagnetik sebagai sasaran, menjadikan rudal ini sulit untuk dideteksi lawan,” tuturnya.
Jarak tembak efektif pada misil ini sekitar 7,2 km, dengan kecepatan 3,5 Mach setara dengan kecepatan 4.321,8/jam, dengan ketinggian 4,6 km. “Rudal ini dapat juga digunakan pada misil darat-udara atau darat-darat,” tutur Alumni Akmil 2001 ini.
Berbeda dari Rudal MMS, rudal ini ditempatkan menjadi satu pada kendaraan, menjadikannya memiliki mobilitas yang tinggi. Di sampung itu memiliki multi missile turret yang memungkinkan penggunaan misil untuk melakukan penyerangan terhadap berbagai bentuk sasaran udara dengan waktu yang reaksi cepat.
“Karena dilengkapi Infra Red Camera, rudal ini pun sulit dilacak atau dihancurkan oleh rudal pencari emisi gelombang elektromagnetik. Jarak deteksi sasaran secara pasif dengan menggunakan Thermal Infrared sampai dengan 15 km,’’ urainya.
Rudal ini memiliki kecepatan 3,5 Mach (4321,8 km/jam), ketinggian 5 km, jarak tembak 7,2 km, dan waktu reaksi dalam penyerangan kurang dari 5 detik kepada sasaran. Kemampuan tersebut menjadikan rudal ini memiliki Kill Probability mencapai 95%.
Menurut dia, sebagai satuan yang memiliki tugas empat fungsi, meliputi pencarian dan penemuan (detection), pengenalan (identification), penjejakan (tracking), dan penghancuran (destruction), sangatlah tepat Yon Arhanud 15/DBY sebagai bagian dari parade alutsista yang dimiliki TNI AD. Dia berharap, dengan keterlibatan alutsista yang dimiliki Yon Arhanud 15 menjadikan masyarakat mengenali berbagai jenis Alutsista satuan Arhanud TNI AD.
“Dari segi Alutsista, satuan mengikutsertakan satu unit Radar CM 200 (Shikra), tiga unit rudal Multi Mission System (MMS), dan tiga unit rudal Lightweight Multiple Laincer (LML),” ungkap Komandan Batalion (Danyon) Arhanud 15/DBY Letkol Arh Muhammad Ufiz.
Muhammad Ufiz menjelaskan, untuk setiap rudal diawaki oleh tiga personel, radar Startrek diawaki 2 personel, serta pendukungnya 15 personel. Jadi total seluruhnya ada 23 personel. “Radar Shikra dilengkapi perangkat Electronic Counter-Countermeasures (ECCM), menjadikannya aman dari serangan Pernika serta memiliki kemampuan mendeteksi 200 sasaran secara bersamaan,” jelasnya.
Dia menambahkan, ada dua jenis Rudal LML dan MMS yang dimiliki Arhanud TNI AD. Kedua rudal tersebut mampu mengatasi ancaman udara, baik pesawat udara maupun sasaran lainnya, seperti UAV(Unmanned Aerial Vehicle).
“Dengan berat yang ideal dan sifatnya portable, menjadikan Rudal LML dapat digelar diberbagai bentuk medan, dan dengan waktu kurang dua menit, rudal ini siap digunakan untuk tempur. Dengan mencari pemancar gelombang elektromagnetik sebagai sasaran, menjadikan rudal ini sulit untuk dideteksi lawan,” tuturnya.
Jarak tembak efektif pada misil ini sekitar 7,2 km, dengan kecepatan 3,5 Mach setara dengan kecepatan 4.321,8/jam, dengan ketinggian 4,6 km. “Rudal ini dapat juga digunakan pada misil darat-udara atau darat-darat,” tutur Alumni Akmil 2001 ini.
Berbeda dari Rudal MMS, rudal ini ditempatkan menjadi satu pada kendaraan, menjadikannya memiliki mobilitas yang tinggi. Di sampung itu memiliki multi missile turret yang memungkinkan penggunaan misil untuk melakukan penyerangan terhadap berbagai bentuk sasaran udara dengan waktu yang reaksi cepat.
“Karena dilengkapi Infra Red Camera, rudal ini pun sulit dilacak atau dihancurkan oleh rudal pencari emisi gelombang elektromagnetik. Jarak deteksi sasaran secara pasif dengan menggunakan Thermal Infrared sampai dengan 15 km,’’ urainya.
Rudal ini memiliki kecepatan 3,5 Mach (4321,8 km/jam), ketinggian 5 km, jarak tembak 7,2 km, dan waktu reaksi dalam penyerangan kurang dari 5 detik kepada sasaran. Kemampuan tersebut menjadikan rudal ini memiliki Kill Probability mencapai 95%.
Menurut dia, sebagai satuan yang memiliki tugas empat fungsi, meliputi pencarian dan penemuan (detection), pengenalan (identification), penjejakan (tracking), dan penghancuran (destruction), sangatlah tepat Yon Arhanud 15/DBY sebagai bagian dari parade alutsista yang dimiliki TNI AD. Dia berharap, dengan keterlibatan alutsista yang dimiliki Yon Arhanud 15 menjadikan masyarakat mengenali berbagai jenis Alutsista satuan Arhanud TNI AD.
(wib)