PDIP Sebut Koalisi Indonesia Kerja Kompak Tentukan Ketua MPR
PDIP Sebut Koalisi Indonesia Kerja Kompak Tentukan Ketua MPR
A
A
A
JAKARTA - PDIP mengaku belum menentukan pilihan antara Ahmad Muzani dari Fraksi Gerindra atau Bambang Soesatyo dari Fraksi Golkar untuk dipilih sebagai Ketua MPR 2019-2024.
PDIP menyebut besar kemungkinan parpol dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) akan kompak dalam memilih Ketua MPR nanti. Namun, itu semua bergantung pada putusan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Di politik itu kan biasa lobi-lobi, semua melakukan lobi karena kan posisi PDIP sangat strategis, kursinya 128, macam dari koalisi pemerintah lah, jadi pasti jadi gadis cantik lah,” ujar Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Soal kedekatan, Trimedya menjelaskan bahwa Mega dekat dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto maupun dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, bahkan dengan Bambang Soesatyo. Meskipun keliatannya di luar, Mega amat sangat dekat hubungannya dengan Prabowo sebagai mantan calon Wakil Presiden Megawati.
“Itu kan yang kelihatan, yang enggak kelihatan? Tapi kan pada saatnya Pak Bamsoet jadi Ketua DPR komitmen revisi UU MD3, PDIP dapet, lolos enggak? Itu Bamsoet loh (yang berjasa)," kata dia.
Karena itu, menurut Trimedya, keputusan akhir ada pada Mega di menit-menit akhir. Soal kemampuan, keduanya memang capable dan punya jam terbang sebagai pimpinan, keduanya pun punya nilai plus dan minus. Yang jelas, pilihannya nanti tujuannya untuk mencapai keseimbangan di negara ini.
“Nah, mana yang paling bagus tujuannya yang mana biar negara ini harmoni. Saya rasa tujuannya ke sana,” imbuhnya.
Namun demikian, kata mantan Wakil Ketua Komisi III itu, PDIP tidak menargetkan untuk jadi Ketua MPR, lain halnya jika perintah ketum berubah. Dia yakin betul bahwa parpol KIK akan satu suara soal pemilihan Ketua MPR nanti.
“Nah kita lihat aja nanti pemilihan Pimpinan MPR lancar enggak? Jadi batu ujinya tuh termasuk pemilihan komisi, terus ini (kekompakan berlanjut),” ucap Trimed.
“Saya sih yakin iya (kompak), saya yakin iya,” tandasnya.
PDIP menyebut besar kemungkinan parpol dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) akan kompak dalam memilih Ketua MPR nanti. Namun, itu semua bergantung pada putusan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Di politik itu kan biasa lobi-lobi, semua melakukan lobi karena kan posisi PDIP sangat strategis, kursinya 128, macam dari koalisi pemerintah lah, jadi pasti jadi gadis cantik lah,” ujar Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Soal kedekatan, Trimedya menjelaskan bahwa Mega dekat dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto maupun dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, bahkan dengan Bambang Soesatyo. Meskipun keliatannya di luar, Mega amat sangat dekat hubungannya dengan Prabowo sebagai mantan calon Wakil Presiden Megawati.
“Itu kan yang kelihatan, yang enggak kelihatan? Tapi kan pada saatnya Pak Bamsoet jadi Ketua DPR komitmen revisi UU MD3, PDIP dapet, lolos enggak? Itu Bamsoet loh (yang berjasa)," kata dia.
Karena itu, menurut Trimedya, keputusan akhir ada pada Mega di menit-menit akhir. Soal kemampuan, keduanya memang capable dan punya jam terbang sebagai pimpinan, keduanya pun punya nilai plus dan minus. Yang jelas, pilihannya nanti tujuannya untuk mencapai keseimbangan di negara ini.
“Nah, mana yang paling bagus tujuannya yang mana biar negara ini harmoni. Saya rasa tujuannya ke sana,” imbuhnya.
Namun demikian, kata mantan Wakil Ketua Komisi III itu, PDIP tidak menargetkan untuk jadi Ketua MPR, lain halnya jika perintah ketum berubah. Dia yakin betul bahwa parpol KIK akan satu suara soal pemilihan Ketua MPR nanti.
“Nah kita lihat aja nanti pemilihan Pimpinan MPR lancar enggak? Jadi batu ujinya tuh termasuk pemilihan komisi, terus ini (kekompakan berlanjut),” ucap Trimed.
“Saya sih yakin iya (kompak), saya yakin iya,” tandasnya.
(kri)
Explore More