Pemerintah Dorong Pemda Berinovasi Beri Pelayanan ke Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) dorong semua Pemerintah Daerah (Pemda), untuk melakukan inovasi bagi terwujudnya peningkatan ketertiban masyarakat di semua sendi kehidupan.
Pasalnya, kehendak berperilaku tertib sebenarnya untuk memudahkan kehidupan masyarakat sendiri. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam, Irjen Pol Carlo B Tewu, mewakili Menko Polhukam, Wiranto, pada Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Tertib di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat 20 September 2019.
"Kesadaran tersebut dengan mudah dapat kita lihat dari berbagai pengakuan internasional atas peningkatan daya saing Indonesia yang juga merupakan buah dari kesadaran untuk melakukan hidup tertib berdasarkan aturan yang telah menjadi kesepakatan kita bersama," kata Carlo.
Gerakan Indonesia Tertib, ungkap Carlo merupakan salah satu gugus dari Gerakan Nasional Revolusi Mental untuk mewujudkan visi pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019 yaitu.
"Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong," ucap Carlo.
Visi tersebut kemudian menjadi landasan bagi visi pemerintahan berikutnya yang mempunyai kehendak kuat untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. "Dengan visi itu seluruh daya dan upaya diarahkan untuk membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik generasi muda Indonesia," ujar Carlo.
"Agar menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar, dengan mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang konvensional menjadi lebih berdaya saing. Serta berorientasi pada kemajuan teknologi, sekaligus berkepribadian dalam kebudayaan yang kuat melalui pembentukan sumber daya manusia yang unggul," sambungnya.
Pada tahun ke-3 ini, selain tetap melanjutkan semua program yang telah dicanangkan dalam kelompok-kelompok kerja, GIT juga akan lebih memfokuskan pada upaya merevitalisasi pasar tradisional serta tertib berlalu lintas yang dijabarkan dalam bentuk kampanye dan role model dalam aksi nyata.
"Pemihakan kita kepada keberlanjutan pasar tradisional adalah karena kita menghadapi kenyataan bahwa pasar tradisional semakin ditinggalkan karena daya saingnya yang melemah bila dihadapkan dengan pasar modern," ungkap Carlo.
Menurutnya, pasar-pasar tradisional perlu dibenahi karena faktanya keberadaan pasar tradisional sebenarnya sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat. Dalam beberapa hal bahkan keberadaan pasar tradisional mengangkat kearifan lokal yang justru menjadi daya tarik sendiri, seperti halnya keberadaan Pasar Terapung di Banjarmasin.
"Tentu setiap daerah mempunyai kekhasan dan keunikan lokal sendiri, namun gagasan merevitalisasi seluruh proses perdagangan serta ketertiban sebuah pasar tradisional agar lebih berdaya saing harus menjadi tujuan utama," ujarnya.
"Melalui aksi nyata revitalisasi pasar tradisional yang kita contohkan di Pasar Terapung tradisional di Banjarmasin beberapa waktu lalu, kita mengharapkan adanya satu energi dan momentum baru untuk meningkatkan posisi tawar dan peran pasar-pasar tradisional dalam memutar roda perekonomian masyarakat Indonesia," tambahnya.
Hal lain yang menjadi perhatian bersama adalah tingginya angka kecelakaan, khususnya yang menimpa anak-anak muda yang menjadi korban sia-sia di jalan raya maupun moda transportasi lainnya.
Melalui kampanye road safety ini diharapkan adanya kepedulian untuk bersama-sama saling mengingatkan dan menjaga agar generasi muda yang menjadi harapan bangsa tidak lagi menjadi korban sia-sia di jalan raya.
"Dengan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas, kita akan dapat memfokuskan semua energi anak-anak muda kita untuk melakukan berbagai hal positif bagi kemajuan bangsa. Masa depan bangsa akan sangat tergantung dari peran generasi mudanya. Untuk itu melalui kampanye keselamatan berlalu lintas ini diharapkan dapat menjadi satu gaya hidup yang menjadi karakter anak-anak muda kita," tutup Carlo.
Pasalnya, kehendak berperilaku tertib sebenarnya untuk memudahkan kehidupan masyarakat sendiri. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam, Irjen Pol Carlo B Tewu, mewakili Menko Polhukam, Wiranto, pada Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Tertib di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat 20 September 2019.
"Kesadaran tersebut dengan mudah dapat kita lihat dari berbagai pengakuan internasional atas peningkatan daya saing Indonesia yang juga merupakan buah dari kesadaran untuk melakukan hidup tertib berdasarkan aturan yang telah menjadi kesepakatan kita bersama," kata Carlo.
Gerakan Indonesia Tertib, ungkap Carlo merupakan salah satu gugus dari Gerakan Nasional Revolusi Mental untuk mewujudkan visi pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019 yaitu.
"Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong," ucap Carlo.
Visi tersebut kemudian menjadi landasan bagi visi pemerintahan berikutnya yang mempunyai kehendak kuat untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. "Dengan visi itu seluruh daya dan upaya diarahkan untuk membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik generasi muda Indonesia," ujar Carlo.
"Agar menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar, dengan mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang konvensional menjadi lebih berdaya saing. Serta berorientasi pada kemajuan teknologi, sekaligus berkepribadian dalam kebudayaan yang kuat melalui pembentukan sumber daya manusia yang unggul," sambungnya.
Pada tahun ke-3 ini, selain tetap melanjutkan semua program yang telah dicanangkan dalam kelompok-kelompok kerja, GIT juga akan lebih memfokuskan pada upaya merevitalisasi pasar tradisional serta tertib berlalu lintas yang dijabarkan dalam bentuk kampanye dan role model dalam aksi nyata.
"Pemihakan kita kepada keberlanjutan pasar tradisional adalah karena kita menghadapi kenyataan bahwa pasar tradisional semakin ditinggalkan karena daya saingnya yang melemah bila dihadapkan dengan pasar modern," ungkap Carlo.
Menurutnya, pasar-pasar tradisional perlu dibenahi karena faktanya keberadaan pasar tradisional sebenarnya sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat. Dalam beberapa hal bahkan keberadaan pasar tradisional mengangkat kearifan lokal yang justru menjadi daya tarik sendiri, seperti halnya keberadaan Pasar Terapung di Banjarmasin.
"Tentu setiap daerah mempunyai kekhasan dan keunikan lokal sendiri, namun gagasan merevitalisasi seluruh proses perdagangan serta ketertiban sebuah pasar tradisional agar lebih berdaya saing harus menjadi tujuan utama," ujarnya.
"Melalui aksi nyata revitalisasi pasar tradisional yang kita contohkan di Pasar Terapung tradisional di Banjarmasin beberapa waktu lalu, kita mengharapkan adanya satu energi dan momentum baru untuk meningkatkan posisi tawar dan peran pasar-pasar tradisional dalam memutar roda perekonomian masyarakat Indonesia," tambahnya.
Hal lain yang menjadi perhatian bersama adalah tingginya angka kecelakaan, khususnya yang menimpa anak-anak muda yang menjadi korban sia-sia di jalan raya maupun moda transportasi lainnya.
Melalui kampanye road safety ini diharapkan adanya kepedulian untuk bersama-sama saling mengingatkan dan menjaga agar generasi muda yang menjadi harapan bangsa tidak lagi menjadi korban sia-sia di jalan raya.
"Dengan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas, kita akan dapat memfokuskan semua energi anak-anak muda kita untuk melakukan berbagai hal positif bagi kemajuan bangsa. Masa depan bangsa akan sangat tergantung dari peran generasi mudanya. Untuk itu melalui kampanye keselamatan berlalu lintas ini diharapkan dapat menjadi satu gaya hidup yang menjadi karakter anak-anak muda kita," tutup Carlo.
(maf)