Penanda Awal Perjuangan Nabi Syiar Islam di Madinah

Jum'at, 13 September 2019 - 07:24 WIB
Penanda Awal Perjuangan...
Penanda Awal Perjuangan Nabi Syiar Islam di Madinah
A A A
MADINAH - Sebagai kota suci kedua setelah Kota Mekkah, Madinah, Arab Saudi, memiliki banyak tempat bersejarah yang terkait langsung dengan Nabi Muhammad SAW. Masjid Quba adalah salah satunya. Ini adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah. Masjid Quba terletak di pinggir Jalan Qibla dan cabang Jalan King Abdulllah, sekitar 5 km tenggara Kota Mekkah.

Tepatnya di tengah perkampungan Quba. Taman kecil lengkap dengan air mancur serta empat menara putih yang menjulang ke langit menjadi penanda bahwa pengunjung telah sampai masjid ini. Pengunjung bisa masuk dari sisi kanan atau kiri Masjid Quba. Namun kebanyakan melalui sisi kanan masjid di mana terdapat lapangan luas yang penuh burung merpati.

Di pinggir-pinggir lapangan terdapat lapak-lapak pedagang yang menawarkan suvenir dan buah-buahan khas Timur Tengah. Pagi itu cukup banyak jamaah haji yang berkunjung ke Masjid Quba. Mereka berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pahala setara umrah bagi yang melaksanakan salat di Masjid Quba membuat banyak orang berbondong-bondong datang ke tempat ibadah yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun pertama Hijriah atau 622 Masehi.

"Saya ingin mengetahui sejarah Nabi Muhammad. Masjidnya sangat bagus," kata jamaah haji asal Balikpapan, Sudarti, kemarin. Dalam sejarahnya, ketika hijrah, sebelum masuk ke Kota Yastrib (Madinah), Nabi Muhammad dan para sahabat berhenti di daerah Quba. Rasulullah lalu tinggal beberapa hari di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk Islam sebelum hijrah ke Yatsrib sambil menunggu Ali bin Abi Thalib bersama rombongan.

"Saat Rasulullah hijrah ke Madinah dan untanya berhenti, di situlah beliau mendirikan masjid pertama di Madinah," ujar konsultan ibadah PPIH Daerah Kerja (Daker) Madinah, Tulus. Seorang sahabat Nabi, 'Ammar Radiyallahu 'anhu, lalu mengusulkan membangun tempat berteduh untuk beristirahat siang dan salat dengan tenang.

Dia kemudian mengumpulkan batu-batu. Rasulullah lalu meletakkan batu pertama tepat di kiblatnya, kemudian Abu Bakar As Siddiq juga datang meletakkan batu dan disusul Umar bin Khattab meletakkan batu di sebelahnya. Nabi Muhammad ikut dalam setiap proses pembangunan Masjid Quba, bahkan menggotong sendiri batu-batunya.

Hingga akhirnya masjid berdiri di tanah milik Kultsum bin Hadam yang biasa digunakan untuk menjemur kurma. Meski sederhana, Masjid Quba bisa dianggap sebagai contoh bentuk masjid-masjid yang didirikan di masa selanjutnya. Bangunan sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.

Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi sebelum akhirnya seperti kondisi saat ini. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun menara masjid ini. Masjid Quba mengalami renovasi dan perluasan pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Hingga kemudian masjid ini memiliki daya tampung hingga 20.000 jamaah. Masjid ini memiliki 19 pintu. Tiga di antaranya adalah pintu utama dan 16 pintu tambahan.

Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan bagi para laki-laki masuk ke dalam masjid, sedangkan satu pintu lainnya yang berada di samping sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Interior Masjid Quba mirip-mirip masjid-masjid lain di Arab Saudi.

Lampu kristal tergantung di setiap kubahnya. Karpet empuk terhampar menutupi lantai masjid untuk memberikan kenyamanan jamaah saat beribadah. Di bagian tengah masjid terdapat ruang terbuka yang disebut sahn. Lembaran kain panjang warna kuning kecokelatan dipasang untuk menutupi ruang terbuka itu dari cahaya matahari langsung. Garis-garis cahaya memanjang seakan menjadi lajur saf salat.

Selain salat, banyak jamaah yang memanjatkan doa hingga membaca Alquran. Masjid Quba termasuk salah satu masjid yang disebut dalam Alquran. "Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya ... (Surah At Taubah, 108).

Ayat Alquran ini juga terpampang dalam sebuah keterangan di pintu masuk masjid. Keterangan itu juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad selalu mendatangi Masjid Quba pada hari Sabtu, baik dengan berkendara maupun berjalan kaki untuk melaksanakan salat dua rakaat. Keutamaan salat di Masjid Quba dituliskan dalam pintu masuk masjid. Bahwa siapa yang melaksanakan salat di Masjid Quba pahalanya setara seperti berumrah.

Tulus membenarkan hal itu. Namun, dia mengatakan, ini kembali lagi kepada diri seseorang masing-masing, terutama mengenai kepercayaan kesahihan hadist tersebut. Tulus menilai dengan nilai historis yang sangat tinggi, jamaah haji maupun umrah sebaiknya mengetahui tentang keberadaan Masjid Quba ini. "Ini masjid yang didirikan berdasarkan takwa," katanya. (Abdul Malik Mubarok)
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1252 seconds (0.1#10.140)