Pertemuan Menaker G20 Hasilkan Deklarasi Hadapi Pekerjaan Masa Depan
A
A
A
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri memberikan apresiasi terkait deklarasi “Membentuk Masa Depan Pekerjaan yang Berpusat pada Manusia/Shaping a Human-Centered Future of Work” yang dihasilkan Menteri-Menteri Ketenagakerjaan anggota G20 pada Forum G20 Labour and Employment Ministers' Meeting (LEMM).
Semua negara anggota G20 beserta organisasi pekerja dan pengusaha diminta untuk memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan kerja masa depan.
"Saya menyetujui dan mengapresiasi deklarasi ini. Saya berharap keputusan yang dihasilkan pada seluruh rangkaian pertemuan G20 bidang ketenagakerjaan dapat memberikan manfaat yang konkret terhadap negara anggota G20 dan pertumbuhan ekonomi dunia yang inklusif melalui sektor ketenagakerjaan," kata Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri, Matsutama (3/9/2019).
Setiap negara anggota G20 tambah Hanif harus terus berupaya mendukung longer working lives dimana akan banyak tenaga kerja di usia tua yang perlu diakomodir untuk bekerja agar mendapat hidup yang layak. Hal lain yang termuat dalam deklarasi yaitu perlunya terus mendorong kesetaraan gender di negara-negara anggota G20 untuk mencapai Brisbane Goal.
"Perlu kami tekankan kembali bahwa Pemerintah Indonesia sangat concern dan commit terhadap pencapaian agenda kerja layak untuk semua dan SDGs Goals Nomor 8 Indonesia juga mengajak dan mendorong kepada seluruh negara anggota untuk turut terus mengedepankan kerja layak," kata Hanif.
Semua negara anggota, lanjut Hanif, perlu untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam menghadapi jenis pekerjaan baru yang muncul seiring dengan proses transformasi digital.
“Deklarasi tersebut dapat menjadi rujukan bagi Indonesia untuk menyusun strategi dan kebijakan terkait kerja masa depan," kata Hanif.
Sebagai negara anggota G20, Menaker Hanif menekankan bahwa Indonesia akan berupaya menindaklanjuti rekomendasi yang relevan dalam deklarasi tersebut. "Hal ini mengingat semangat deklarasi sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan kerja layak bagi semua," kata Hanif.
Menaker Hanif juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Jepang yang telah sukses menggelar G20 LEMM Tahun 2019 ini. Untuk tahun 2020, Arab Saudi yang akan menjadi tuan rumah pertemuan ini.
"Saya juga menyambut baik kesempatan bagi Arab Saudi untuk menjadi Presidensi G20 tahun 2020. Saya berharap pada tahun depan di bawah Presidensi Arab Saudi juga dapat melanjutkan diskusi-diskusi yang telah dibahas di bawah Presidensi Jepang pada tahun ini agar dapat menghasilkan diskusi yang berkelanjutan," kata Hanif.
Pada Forum LEMM 2019 ini, Menaker Hanif menjadi pembicara pada Sesi II terkait “Youth Employment”. Menaker menyampaikan tantangan dan kebijakan yang dihadapi Indonesia dalam menikmati bonus demografi dan meningkatnya jumlah kaum muda di era digital ekonomi.
Kondisi itu, lanjut Hanif, menuntut perubahan kebijakan dan program pembangunan manusia yang komprehensif sehingga bonus demografi dapat menjadi suatu keberuntungan bagi pembangunan di Indonesia. “Selain itu, juga harus ada reformasi sistem ketenagakerjaan di dalam negeri, agar mampu beradaptasi dengan perkembangan industri dunia yang sangat cepat,” tutup Hanif.
Semua negara anggota G20 beserta organisasi pekerja dan pengusaha diminta untuk memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan kerja masa depan.
"Saya menyetujui dan mengapresiasi deklarasi ini. Saya berharap keputusan yang dihasilkan pada seluruh rangkaian pertemuan G20 bidang ketenagakerjaan dapat memberikan manfaat yang konkret terhadap negara anggota G20 dan pertumbuhan ekonomi dunia yang inklusif melalui sektor ketenagakerjaan," kata Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri, Matsutama (3/9/2019).
Setiap negara anggota G20 tambah Hanif harus terus berupaya mendukung longer working lives dimana akan banyak tenaga kerja di usia tua yang perlu diakomodir untuk bekerja agar mendapat hidup yang layak. Hal lain yang termuat dalam deklarasi yaitu perlunya terus mendorong kesetaraan gender di negara-negara anggota G20 untuk mencapai Brisbane Goal.
"Perlu kami tekankan kembali bahwa Pemerintah Indonesia sangat concern dan commit terhadap pencapaian agenda kerja layak untuk semua dan SDGs Goals Nomor 8 Indonesia juga mengajak dan mendorong kepada seluruh negara anggota untuk turut terus mengedepankan kerja layak," kata Hanif.
Semua negara anggota, lanjut Hanif, perlu untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam menghadapi jenis pekerjaan baru yang muncul seiring dengan proses transformasi digital.
“Deklarasi tersebut dapat menjadi rujukan bagi Indonesia untuk menyusun strategi dan kebijakan terkait kerja masa depan," kata Hanif.
Sebagai negara anggota G20, Menaker Hanif menekankan bahwa Indonesia akan berupaya menindaklanjuti rekomendasi yang relevan dalam deklarasi tersebut. "Hal ini mengingat semangat deklarasi sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan kerja layak bagi semua," kata Hanif.
Menaker Hanif juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Jepang yang telah sukses menggelar G20 LEMM Tahun 2019 ini. Untuk tahun 2020, Arab Saudi yang akan menjadi tuan rumah pertemuan ini.
"Saya juga menyambut baik kesempatan bagi Arab Saudi untuk menjadi Presidensi G20 tahun 2020. Saya berharap pada tahun depan di bawah Presidensi Arab Saudi juga dapat melanjutkan diskusi-diskusi yang telah dibahas di bawah Presidensi Jepang pada tahun ini agar dapat menghasilkan diskusi yang berkelanjutan," kata Hanif.
Pada Forum LEMM 2019 ini, Menaker Hanif menjadi pembicara pada Sesi II terkait “Youth Employment”. Menaker menyampaikan tantangan dan kebijakan yang dihadapi Indonesia dalam menikmati bonus demografi dan meningkatnya jumlah kaum muda di era digital ekonomi.
Kondisi itu, lanjut Hanif, menuntut perubahan kebijakan dan program pembangunan manusia yang komprehensif sehingga bonus demografi dapat menjadi suatu keberuntungan bagi pembangunan di Indonesia. “Selain itu, juga harus ada reformasi sistem ketenagakerjaan di dalam negeri, agar mampu beradaptasi dengan perkembangan industri dunia yang sangat cepat,” tutup Hanif.
(alf)