RS Dharmais Kerja Sama dengan BD untuk Majukan Diagnosis Leukemia dan Limfoma

Sabtu, 31 Agustus 2019 - 06:35 WIB
RS Dharmais Kerja Sama dengan BD untuk Majukan Diagnosis Leukemia dan Limfoma
RS Dharmais Kerja Sama dengan BD untuk Majukan Diagnosis Leukemia dan Limfoma
A A A
JAKARTA - Pelatihan bagi praktisi kesehatan sebagai bagian dari Continuous Education Program untuk pengembangan keilmuan leukemia dan limfoma Immunophenotyping saat ini sangat pentinting dilakukan.Ini mengingingat leukemia dan limfoma adalah salah satu kanker yang paling umum di dunia dan di Indonesia.

Sementara diagnosis yang akurat sangat penting untuk mendeteksi. Dan di WHO, diagnosis dan klasifikasi tumor hematolimfoid, leukemia atau limfoma imunofenotip yang berasal dari flowcytometry menjadi salah satu landasan diagnosis.

Diagnosis yang akurat akan menjadi dasar bagi ahli hemato-onkologi untuk menentukan pengobatan terbaik bagi pasien.

Nah terkait hal itulah Rumah Sakit Kanker Dharmais - Pusat Kanker Nasional telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Becton Dickinson (BD) Indonesia PT untuk memajukan diagnosis leukemia dan limfoma di Indonesia

Sementara Indonesia masih kekurangan tenaga kerja yang mampu menangani leukemia, termasuk hemato-onkologi dan ahli patologi klinis.

Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Prof H. Abd. Kadir SpTHT, PhD mengatakan, kerja sama ini sejalan dengan program Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais untuk mendidik dan memberdayakan rumah sakit daerah menjadi pusat rujukan penanganan leukemia dan limfoma.

Rumah Sakit Kanker Dharmais, kata dia, adalah pelopor dalam pengujian leukemia immunophenotyping di Indonesia, dan telah melakukan tes ini sejak tahun 1994. Sedangkan dengan kemajuan teknologi dan komitmen Kementerian Kesehatan untuk mendukung diagnosis leukemia, sekarang ada 11 pusat (rumah sakit pemerintah) melakukan leukemia immunophenotyping. "Rumah Sakit Kanker Dharmais juga berkontribusi dalam melatih pusat-pusat tersebut," kata dia.

Sementara itu Hari Nurcahyo selaku Country Manager BD Indonesia mengatakan,
hingga saat ini, lebih dari 200 peneliti dan dokter telah dilatih tentang ilmu flow cytometry di Indonesia.

Kemitraan dengan Dharmais, maka ada sekitar 50 operator dan ahli patologi tambahan akan dilatih dalam 2 tahun ke depan. " Ini memungkinkan kami untuk terlibat dengan lebih banyak pengguna dalam aplikasi terperinci tentang flow cytometry," kata dia dalam siaran pers yang diterima Sabtu (31/8/2019).

Hari juga menyebut pihaknya sebagai mitra industri, telah melakukan program pelatihan terstruktur tentang flow cytometry di wilayah Asia Tenggara sejak 2003.

"Dengan MoU ini BD mendukung program pelatihan nasional untuk diagnosis lanjutan tentang Leukemia dan limfoma dengan Rumah Sakit Dharmais. Kemitraan ini juga akan bekerja pada pengembangan analisis lanjutantetapi tidak terbatas pada leukemia akut dan kronis, minimal residual disease (MRD) dan paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)," sebutnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7483 seconds (0.1#10.140)