Genggaman Tangan dan Senandung Marhaban Jadi Penguat di Tanah Haram

Selasa, 27 Agustus 2019 - 09:29 WIB
Genggaman Tangan dan Senandung Marhaban Jadi Penguat di Tanah Haram
Genggaman Tangan dan Senandung Marhaban Jadi Penguat di Tanah Haram
A A A
JEDDAH - Masih ingat dengan dua sejoli lansia asal Maluku Tengah yang menunaikan ibadah haji bersama dan enggan berpisah selama di Tanah Suci? Keduanya kemarin pulang ke Tanah Air bersama kelompok terbang (kloter) 13 Embarkasi Ujung Pandang (UPG). Kabar yang menyatakan keduanya telah meninggal dunia hanya bohong belaka.

Dua sejoli itu adalah Mahmud Sopamena (87) dan Karsum Litiloli (75) atau lebih populer disapa Kakek Mahmud dan Mak Cum. Warga Desa Kulur, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah tersebut terbang ke Indonesia melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah menggunakan pesawat bernomor penerbangan GA1213 pukul 13.20 Waktu Arab Saudi (WAS).

Pesawat ini diperkirakan sampai di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dini hari tadi. Ketika tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, kemarin pagi sekitar pukul 07.20 WAS, Mak Cum terlihat sendiri. Dia hanya ditemani jamaah haji lain di Kloter 13 UPG. Sosok Kakek Mahmud yang selalu didampingi tak tampak.

Ternyata Kakek Mahmud diantar menggunakan ambulance oleh petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), sementara Mak Cum bersama rombongan naik bus dari Mekkah. "Kakek Mahmud diantar oleh KKHI dengan ambulans langsung dari Aziziah, Mekkah ke bandara sini," kata petugas Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) Kloter 13 Embarkasi Ujung Pandang (UPG), Jusman Rivay Rumra saat ditemui di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, kemarin.

Menurutnya, Kakek Mahmud bolak balik keluar masuk KKHI. Saat puncak haji, dia menjadi salah satu jamaah haji yang disafariwukufkan yang dibawa ke Arafah menggunakan bus khusus bagi jamaah yang sakit. Pasca prosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), kondisi kesehatan Kakek Mahmud semakin lemah. Karena itu, petugas kloter kembali merujuknya ke KKHI Mekkah.

Awalnya, Kakek Mahmud berontak enggan berpisah dengan Mak Cum, namun oleh Mak Cum lalu diberikan pengertian untuk nurut dengan petugas. "Mak Cum bilang ke Kakek Mahmud, sabar, mau pulang nggak? kalau mau pulang ya harus kuat," tutur Rivay menirukan ucapan Mak Cum kepada Kakek mahmud.

KKHI sendiri, kata Rivay, telah mengajukan tanazul (mutasi antarkloter) ke Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) agar pulang lebih awal dari jadwa semula. Namun Mak Cum menolaknya. "Kata Mak Cum, kalau kamu seng mau urus, biar beta yang urus (kalau kamu nggak mau urus, biar saya yang urus). Itu jawaban Mak Cum untuk kita, ya sudah mau tak mau harus kita batalkan," tutur Rivay.

Kondisi kesehatan Mak Cum sendiri sehat selama di Tanah Suci. Di sela mengurus Kakek Mahmud, Mak Cum tuntas menyelesaikan rangkaian ibadah haji dari awal sampai akhir. Dia memberikan pengertian kepada Kakek Mahmud agar mau ditinggal untuk beribadah. "Saya bilang, sabar kalau di tanah Mekkah tidak boleh ribut. Dia jawab elo (iya)," tutur Mak Cum yang ditemani para jamaah haji perempuan lainnya.

Ada kebiasaan yang dilakukan Mak Cum kepada Kakek Mahmud selama di Tanah Suci. Setiap kali hendak tidur, dia meletakkan tangannya di dada suaminya itu sambil menggumamkan senandung marhaban. Setelah itu keduanya pun tertidur. Meski tidak berangkat bareng ke bandara, tapi Kakek Mahmud dan Mak Cum akan bersama di pesawat.

Keduanya telah disiapkan kursi berdampingan. Fasilitas itu sengaja diberikan kepada dua sejoli ini agar tetap bisa berdekatan dan bergandengan tangan, sehingga Kakek Mahmud tenang dalam perjalanan menuju kampung halaman. Perjalanan menuju Desa Kulur, Kecamatan Saparua, Maluku Tengah tidak gampang. Sesampai di bandara Embarkasi Ujung Pandang (Makassar), Kakek Mahmud dan Mak Cum masih harus kembali naik pesawat menuju Bandara Pattimura Ambon.

Setelah itu mereka naik bus sekitar 1 jam menuju pelabuhan Tulehu, Ambon. Sesampai di sana dua sejoli itu naik speedboat ke Pulau Saparua selama 1,5 jam perjalanan. Baru mereka sampai ke kampung halaman. “Nanti sudah dijemput keluarga di Makassar," kata Mak Cum yang membawa pulang oleh-oleh buah kurma, baju, coklat, dan bukhur. Selamat jalan Kakek Mahmud dan Mak Cum, semoga selamat sampai tujuan.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7083 seconds (0.1#10.140)